Ayam pelung adalah ras ayam lokal unggul dari daerah Cianjur, Jawa Barat. Berbeda dengan kebanyakan biakan ayam yang diseleksi untuk penampilan fisik, ayam pelung diseleksi karena suara kokokannya yang panjang dan memiliki lagu. Tentu saja hanya ayam jantan yang memiliki sifat ini.

Ukuran ayam ini relatif besar dengan bulu yang berkilau. Tidak ada standar khusus untuk fisik, tetapi telah ada standar bagi alunan suara kokokan. Ayam dewasa berukuran 5-6 kg dengan tinggi 40-50 cm.

Penangkar dan pemulia pertama ayam ini adalah seorang petani dan tokoh agama dari Desa Bunikasih, Kecamatan Warungkondang, Cianjur, bernama H. Djarkasih (Mama' Acih). Ia memulai penangkaran sejak tahun 1850 dengan mengambil seekor ayam jantan muda yang diamatinya memiliki kokokan lebih panjang daripada yang lainnya. Penangkaran dilakukan pertama kali dengan mengawinsilangkan dengan ayam betina biasa. [1].

Kontes dan lomba ayam pelung telah menjadi kegiatan rutin bagi penggemar-penggemar fanatiknya. Bahkan dalam kunjungan ke Indonesia, Pangeran Mahkota Naruhito dari Jepang, yang dikenal sebagai pemulia ayam ras, menaruh perhatian terhadap ras ini dan membawa beberapa contoh ke Jepang untuk dibiakkan lebih lanjut.

Budidaya Ayam Pelung

Semuanya tahu kalau ayam pelung, unggul dalam bidang menyanyi. Kokok suaranya yang nyaring, besar mengalun panjang dan berirama indah sudah lama menjadi keistimewaannya. Biasanya, setelah berumur 4 bulan, anak-anak ayam pelung akan mulai memperdengarkan kebolehannya menyanyi (berkokok). Ini akan terjadi kalau anak-anak pelung itu induknya memang sudah jempolan. Ternyata untuk memperoleh keturunan pelung yang jago nyanyi kita tidak bisa sembarangan memilih calon. Beberapa hal seperti pemilihan induk, seleksi telur, pengeraman yang benar serta perawatan sangatlah membantu memperoleh keturunan yang pandai berdendang.

Pemilihan Induk Cara mendapatkan keturunan ayam pelung, hanya bisa dilakukan dengan mengawinkan seekor pejantan dengan tidak lebih dari empat ekor betina. Kalau ingin memperoleh keturunan yang pintar nyanyi, baik induk jantan maupun betinanya haruslah benar-benar keturunan asli ayam pelung bukan yang lainnya. Kalau tidak, jangan harap akan memperoleh keturunan yang bermutu. Selain itu, induk-induk pelung harus memiliki badan sehat, tidak pernah mengidap penyakit dari kecil. Pejantannya harus berbadan gagah, tinggi dan kekar dengan ruas tulang yang panjang. Kokok suaranya benar-benar lantang, mengalun panjang. Pada umumnya dipilih induk jantan yang sudah berumur 2 tahun, sedangkan induk betinanya yang berumur antara 9 – 12 bulan dan sudah siap dikawinkan. [[1]]

Catatan kaki

  1. ^ Ayam pelung, dari laman resmi Kabupaten Cianjur

[Kategori%253ABudidaya ]