Pamada

adalah salah satu tanda baca dalam aksara Bali
Revisi sejak 12 November 2013 11.51 oleh Billinghurst (bicara | kontrib) (File renamed: File:Bali G. Ja.pngFile:Gantungan Ja.png File renaming criterion #6: Harmonize file names of a set of images (so that only one part of all names differs) to ease their usage in ...)

Pamada adalah salah satu tanda baca dalam aksara Bali. Tanda ini biasanya terletak di awal kakawin, judul karangan, dsb. Tanda ini merupakan gabungan dari 4 simbol dalam aksara Bali. Tanda ini dipakai sebagai permohonan agar suatu pekerjaan dapat berjalan lancar.

Pamada
Pamada.
Pamada.
Keterangan

 · Merah: Ma
 · Biru: Nga

 · Ungu: Ja
 · Hijau: Pa

Bentuk

Bentuk
utuh
Komponen
Ma Nga Ja Pa
 
 
 
 
 

Pamada merupakan gabungan dari 4 karakter tertentu dalam aksara Bali. Empat tanda tersebut, yaitu:

  • gantungan Ma ( )
  • aksara Nga ( )
  • gantungan Ja ( )
  • gempelan Pa ( )

Empat tanda tersebut dipilih karena bila digabung, maka akan terbentuk kata "mangajapa". Kata tersebut berarti "mohon anugrah supaya selamat sentosa". Bila dua tanda pamada mengapit tanda windu (nol) dalam aksara Bali, maka akan beralih fungsi menjadi tanda carik agung.

Fungsi dan penggunaan

Pamada berfungsi sebagai tanda dimulainya suatu kakawin, judul karangan, dan ucapan suci, misalnya mantra-mantra. Sedangkan fungsi tanda carik agung hampir sama dengan tanda pamada, yaitu mengawali judul karangan. Makna tanda Pamada itu sendiri sama dengan pengucapan awighnamastu, ucapan suci dalam agama Hindu yang berarti "semoga berhasil tanpa halangan". Tanda Pamada dipakai dengan harapan agar apa yang ditulis dapat berjalan dengan lancar.

Lihat pula

Referensi

  • Tinggen, I Nengah. 1993. Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali. Singaraja: UD. Rikha.
  • Simpen, I Wayan. Pasang Aksara Bali. Diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Tingkat I Bali.