Suku Pakpak

salah satu kelompok etnik Batak
Revisi sejak 21 Desember 2013 00.47 oleh 114.79.32.68 (bicara)

Suku Pakpak adalah salah satu suku bangsa yang terdapat di Pulau Sumatera Indonesia. Tersebar di beberapa kabupaten/kota di Sumatera Utara dan Aceh, yakni di Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah (Sumatera Utara), Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam (Provinsi Aceh)

Suku Pakpak
Ulos dan Rumah Batak
Daerah dengan populasi signifikan
Dairi dan Pakpak Bharat, Sumatera Utara:
Bahasa
bahasa Batak: logat Pakpak dan bahasa Indonesia juga digunakan.
Agama
Kristen, Islam, dan Parmalim.
Kelompok etnik terkait
suku Batak Humbang, suku Batak Silindung, suku Batak Samosir, suku Simalungun.

Dalam administrasi pemerintahan, suku Pakpak banyak bermukim di wilayah Kabupaten Dairi di Sumatera Utara yang kemudian dimekarkan pada tahun 2003 menjadi dua kabupaten, yakni:

  1. Kabupaten Dairi (ibu kota: Sidikalang)
  2. Kabupaten Pakpak Bharat (ibu kota: Salak)

Suku bangsa Pakpak kemungkinan besar berasal dari keturunan tentara kerajaan Chola di India yang menyerang kerajaan Sriwijaya pada abad 11 Masehi.

Pembagian

Suku Pakpak dibagi menjadi 5 wilayah, dalam istilah setempat sering disebut dengan istilah Pakpak Silima Suak yang terdiri dari:

  1. Pakpak Klasen, berdomisili di wilayah Parlilitan yang masuk wilayah kabupaten Humbang Hasundutan dan wilayah Manduamas yang merupakan bagian dari kabupaten Tapanuli Tengah.
  2. Pakpak Simsim, berdiam di kabupaten Pakpak Bharat.
  3. Pakpak Boang, bermukim di propinsi Aceh yaitu di kabupaten Aceh Singkil dan kota Subulussalam. Suku Pakpak Boang ini banyak disalahpahami sebagai suku Singkil.
  4. Pakpak Pegagan, bermukim di Sumbul dan sekitarnya di Kabupaten Dairi.
  5. Pakpak Keppas, bermukim di kota Sidikalang dan sekitarnya di Kabupaten Dairi.

Marga Pakpak

  • Anakampun
  • Angkat
  • Bako
  • Bancin
  • Banurea
  • Berampu
  • Berasa
  • Beringin
  • Berutu
  • Bintang
  • Boang Manalu
  • Capah
  • Cibro
  • Gajah Manik
  • Gajah
  • Kabeaken
  • Kesogihen
  • Kaloko
  • Kombih
  • Kudadiri
  • Lingga
  • Maha
  • Maharaja
  • Manik
  • Matanari
  • Meka
  • Maibang
  • Padang
  • Padang Batanghari (BTH)
  • Pasi
  • Perdosi
  • Penarik Pinayungan
  • Sambo
  • Saraan
  • Sikettang
  • Sinamo
  • Sitakar
  • Solin
  • Saing
  • Tendang
  • Tinambunan
  • Tinendung
  • Tumangger
  • Turutan
  • Ujung

Suku bangsa Pakpak diikat oleh struktur sosial yang dalam istilah setempat disebut dengan Sulang Silima.Sebagai hukum tertinggi Sulang Silima mengatur semua aturan hidup,salah satunya yaitu Kekerabatan.Dalam suku Pakpak pengaturan Kekerabatan disebut juga dengan Sulang silima yang terdiri dari lima unsur yakni: 1. Sinina tertua (Perisang-isang (keturunan atau generasi tertua) 2. Sinina penengah (Pertulan tengah (keturunan atau generasi yang di tengah) 3. Sinina terbungsu (perekur-ekur = keturunan terbungsu) 4. Berru (kerabat penerima gadis) 5. Puang (kerabat pemberi gadis)

Kelima unsur ini sangat berperan dalam proses pengambilan keputusan dalam berbagai aspek kehidupan terutama dalam sistem kekerabatan, upacara adat maupun dalam konteks komunitas lebbuh atau kuta. Artinya ke lima unsur ini harus terlibat agar keputusan yang diambil menjadi sah secara adat.

Upacara adat Pakpak dinamakan dengan istilah kerja atau kerja-kerja. Namun saat ini sering juga digunakan istilah pesta. Upacara adat tersebut terbagi atas dua bagian besar yakni: 1. Upacara adat yang terkait dengan suasana hati gembira dinamakan kerja baik; 2. Upacara adat dalam suasana tidak gembira dinamakan kerja jahat.

Contoh kerja baik adalah: merbayo (upacara perkawinan), menanda tahun (upacara menanam padi), merkottas (upacara untuk memulai sesuatu pekerjaan yang beresik0) dan lain-lain. Contoh kerja jahat adalah mengrumbang dan upacara mate ncayur ntua (upacara kematian).[1]

Sumber

  1. ^ Lister Berutu 2006. Mengenal Upacara Adat Pada Masyarakat Pakpak, Medan, Monoratama.

Pranala Luar