Jokowi Ahok Social Media Volunteer atau lebih dikenal dengan sebutan jasmev adalah jaringan antar kelompok sukarelawan tanpa bayaran yang pada saat Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 menjadi pendukung Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. Jaringan yang didirikan pada tanggal 12 Agustus 2012 ini bersifat longgar, hanya wadah untuk interaksi dan bertukar informasi yang bersifat positif antar kelompok sukarelawan.[1] Berbeda dengan lawannya Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli yang membiarkan informasi secara terpusat di satu akun tim sukses,[2] sebaliknya relawan Jokowi dan Basuki membentuk kelompok-kelompok besar sehingga dianggap perlu membentuk wadah yang cukup longgar namun tetap bekerja cepat dan tidak birokratis. Konsep dan strateginya dirancang oleh Arwuda Indonesia, sebuah Social Media Agency di Jakarta atas permintaan khusus dari Jokowi dan Ahok.[3]

Jasmev bukanlah kelompok anonim. Setiap anggotanya wajib mendaftarkan diri dengan nama asli. Pada 25 Agustus 2012, anggotanya dikumpulkan, bertatap muka langsung, saling memperkenalkan diri, dan berfoto bersama di restoran Bumbu Desa. Mereka mendapat kesempatan bertemu langsung dengan Jokowi dan menyampaikan aspirasinya.[4] Dalam seminggu peluncurannya, anggotanya telah melewati 1.000 orang.[5]

Setelah pilkada, semua relawannya diberikan sertifikat elektronik yang berisi nama asli masing-masing, serta dicetak sendiri-sendiri oleh relawan.[6]

Program

Selain tatap muka langsung dengan Jokowi dan pemberian sertifikat, jasmev juga mengadakan acara kreativitas menulis surat harapan kepada Jokowi dan menggalang 1 juta kicauan dukungan.[5]

Kontroversi

 
Kontroversi foto ruangan yang disangka markas rahasia pasukan saiber Jasmev, namun sebenarnya relawan Cyrus Network

Beberapa kesalahpahaman terjadi karena keliru membedakan jasmev dengan relawan Cyrus Network yang bersifat lebih kuat dan tertutup ikatannya. Dibanding jasmev yang hanya forum terbuka dan relawannya bekerja dari rumah masing-masing untuk mengumpulkan informasi positif, relawan Cyrus Network diberikan fasilitas aula, meja, koneksi, serta baju kotak-kotak untuk mengawasi penghitungan suara saat Hari-H pilkada. Kelompok relawan ini berada di bawah koordinasi Hasan Nasbi Batupahat,[7] sementara jasmev berada di bawah koordinasi Kartika Djoemadi.[5] Jumlah relawan Cyrus Network adalah 15.059 orang, sama persis dengan Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dibuka pada saat pemungutan suara putaran kedua. Semuanya di bawah 42 koordinator tingkat kecamatan dan 706 koordinator lapangan yang berada di tingkat kelurahan, dibandingkan target anggota jasmev sebesar 10.000 orang. Tim besar Cyrus Network menyebar ke berbagai kelurahan di lima kotamadya di Jakarta dan satu kabupaten, yakni Kepulauan Seribu.[8]

Hingga saat ini, jasmev masih dalam status bubar dan tidak ada aktivitas baru di akun twitternya sejak tanggal 4 November 2012.[9] Akun website jasmev.com dan Facebook Jasmev sudah tidak bisa diakses.

Referensi

  1. ^ Relawan Jokowi Ahok Luncurkan Jasmev. diakses dari situs Berita Tempo pada 13 Februari 2014
  2. ^ Hasil Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua. diakses dari situs ciricara pada 13 Februaru 2014
  3. ^ Seribu Relawan Social Media untuk Jokowi Ahok. diakses dari situs beritasatu pada 13 Februari 2014
  4. ^ Acara Halal Bihalal Jokowi Bersama Kaskuser. Diakses pada 13 Februari 2014
  5. ^ a b c Relawan Jokowi Ahok Luncurkan JASMEV. diakses pada tanggal 13 Februari 2014
  6. ^ Sertifikat Jokowi-Ahok Social Media Volunterers (JASMEV). dari situs asrulhusein sebagai salah satu penerima sertifikat, diakses pada 13 Februari 2014
  7. ^ Tweet Pengakuan Hasan Nasbi mengenai foto yang disangka sebagai cyber troops Jasmev. Diakses dari situs Twitter pada 13 Februari 2014
  8. ^ 150 laptop kendalikan relawan bawah tanah. diakses dari situs Tribun News pada 14 Februari 2014
  9. ^ Update status terakhir dari akun twitter @jasmev20. diakses dari situs twitter pada 13 November 2014