Ideologi penerjemahan

Revisi sejak 4 April 2014 14.58 oleh CommonsDelinker (bicara | kontrib) (Berkas Mengetik.jpg dibuang karena dihapus dari Commons oleh Yann)


Ideologi penerjemahan adalah prinsip atau keyakinan tentang “betul-salah” atau “baik-buruk” dalam penerjemahan, yaitu terjemahan seperti apa yang terbaik bagi pembaca dan terjemahan seperti apa yang cocok dan disukai pembaca. [1]

Dalam pengertian lain, Ideologi penerjemahan adalah suatu keyakinan tentang yang benar dan salah dalam penerjemahan meliputi strategi atau metode yang dilakukan oleh penerjemah yaitu Foreignisasi (Foreignizing ideology ) dan Domestikasi (Domestication ideology). [2]. Kedua ideologi ini merupakan keyakinan yang wajib dimiliki oleh seorang penerjemah dalam menghasilkan suatu teks terjemahan.[butuh rujukan]


Macam-macam Ideologi Penerjemahan

Ideologi Foreignisasi (Foreignizing Ideology)

Ideologi Foreignisasi adalah ideologi penerjemahan yang berorientasi pada Bahasa Sumber, yakni bahwa penerjemahan yang betul, berterima, dan baik adalah yang sesuai dengan selera dan harapan pembaca, yang menginginkan kehadiran kebudayaan teks sumber atau menganggap kehadiran kebudayaan asing bermanfaat bagi masyarakat.[butuh rujukan]Dalam perwujudannya ideologi ini menggunakan cara transferensi yaitu menerjemahkan dengan menghadirkan nilai-nilai bahasa sumber.[butuh rujukan] Penerjemahan yang berorientasi pada ideologi ini bertumpu pada konsep makro yaitu tetap mempertahankan istilah-istilah asing.[3]. Jika digambarkan melalui Diagram V-Newmark, metode yang digunakan dalam ideologi ini adalah model penerjemahan setia atau penerjemahan semantik.[4]. Tujuannya adalah agar tidak menyaingi karya-karya asli dalam BSa(Bahasa Sasaran).[butuh rujukan]

Ideologi Domestikasi (Domestication Ideology)

Ideologi Domestikasi adalah ideologi penerjemahan yang berorientasi pada Bahasa Sasaran.[butuh rujukan] Ideologi ini meyakini bahwa penerjemahan yang betul, berterima , dan baik adalah yang sesuai dengan selera dan harapan pembaca dengan mengubah istilah-istilah asing ke dalam Bahasa Sasaran (BSa).[butuh rujukan] Ada tiga istilah kunci yang dikemukakan oleh penganut ideologi ini yaitu fluency (kelancaran), transparency (transparansi) dan domestication (domestikasi).[butuh rujukan] Ideology jenis ini menginginkan agar terjemahan tidak dirasakan sebagai sebuah terjemahan, tetapi lebih dapat dirasakan sebagai bagian dari tradisi asli BSa(Bahasa Sasaran).[5]. Lalu bila digambarkan dalam Diagram-V dari Newmark, metode yang dipilih biasanya dimulai dari adaptasi, kemudian semakin mendekati bahasa sumber dengan penerjemahan bebas, penerjemahan idiomatic dan yang paling jauh dari Bahasa Sasaran (BSa) adalah penerjemahan komunikatif.[butuh rujukan]

Ciri

  1. Ideologi penerjemahan ini berorientasi pada bahasa sumber, dimana kehadiran kebudayaan asing bermanfaat bagi masyarakat.[butuh rujukan]
  2. Penerjemah sepenuhnya berada dibawah kendali Bahasa Sumber (BSu) dengan menggunakan jenis penerjemahan setia dan penerjemahan semantik.[butuh rujukan]
  3. Tidak menerjemahkan kata-kata asing seperti Mr, Mrs, Mom, Dad dan sejumlah kata asing lainnya dalam penerjemahan dari bahasa inggris dengan alasan sapaan seperti itu tidak asing bagi pembaca.[butuh rujukan]
  4. Bahasa terjemahan juga tetap mempertahankan kata-kata dan ungkapan asing dengan memperlihatkan hubungan yang kuat terhadap budaya asing sebagai pilihan bagi metode foreignisasi.[butuh rujukan]
  5. Ideologi foreignisasi meliputi jenis-jenis penerjemahan word-for-word translation, literal translation, faithful translation dan semantic translation.[butuh rujukan]
  6. Ideologi ini menggunakan kata-kata istilah dan ungkapan yang meminjam BSu (Bahasa Sumber)[butuh rujukan]


Kelebihan dan Kekurangan Ideologi Foreignisasi

Kelebihan

Kekurangan

  • Pembaca teks sasaran mungkin merasa asing dengan beberapa istilah.[butuh rujukan]
  • Teks bahasa sasaran kadang terasa kompleks dan tidak natural dalam penggunaan bahasanya.[butuh rujukan]
  • Aspek-aspek negative budaya dalam bahasa sumber bisa mudah masuk dan berpengaruh pada pembaca.[butuh rujukan]

Ciri Teks Berorientasi Ideologi Domestikasi

  1. Ideology penerjemahan berorientasi pada BSa.[butuh rujukan]
  2. Ideologi ini menginginkan teks terjemahan yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat.[butuh rujukan]
  3. Intinya, suatu terjemahan diharapkan tidak terasa seperti terjemahan.
  4. Penerjemah menentukan apa yang diperlukan agar terjemahannya tidak dirasakan sebagai karya asing.[butuh rujukan]
  5. Metode yang dipakai adalah adaptasi, penerjemahan idiomatic, dan penerjemahan komunikatif.
  6. Kata-kata asing seperti Mr, Mrs, Mom, Dad diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
  7. Penerjemah berusaha memperkenalkan budaya Indonesia pada dunia luar.
  8. Terjemahan tersebut berterima oleh pembaca.
  9. Ideologi ini menggunakan kata-kata, istilah, dan ungkapan Bahasa Sasaran (BSa).

Kelebihan dan Kekurangan Ideologi Domestikasi

Kelebihan

  • Pembaca teks bahasa sasaran bisa memahami teks terjemahan dengan mudah.[butuh rujukan]
  • Teks terjemahan terasa natural dan komunikatif.[butuh rujukan]
  • Memungkinkan terjadinya asimilasi budaya.[butuh rujukan]

Kekurangan

  • Aspek-aspek budaya dalam bahasa sumber sering kali pudar.[butuh rujukan]
  • Pembaca teks sasaran tidak bisa memberikan interpretasi terhadap teks, dilakukan oleh penerjemah.[butuh rujukan]
  • Pembaca teks bahasa sasaran tidak mendapatkan pengetahuan budaya bahasa sumber.[butuh rujukan]


Referensi

  1. ^ Hoed, Beny. 2006. Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
  2. ^ Kardimin. 2013. Pintar Menerjemahkan Wawasan Teoritik dan Praktek.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  3. ^ Venuti, L.1995.The Transalator’s Invisibility. A History of Translation. London/New York: Routledge
  4. ^ Newmark. Peter. 1981. Approaches to Translation. Oxford: Permagon Press
  5. ^ Nida,E.A. dan Ch.R.Taber.1974(1969). The Teory and Practice of Translation. Helps for Translators. Den Haag: Brill