Proposisi
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP47Dhorifah (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 27 Juni 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 1 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP47Dhorifah (Kontrib • Log) 3855 hari 197 menit lalu. |
Proposisi mempunyai pengetian sebagai berikut:
1) Suatu pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh dan utuh. [1]
2) Rancangan usulan, ungkapan yang dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. [2]
3) Pernyataan tentang hubungan antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah.[3]
Unsur-Unsur Proposisi
Adapun unsur-unsur proposisi meliputi:
1) Subyek Subyek adalah perkara yang diceritakan, terdiri dari orang, benda, tempat, atau perkara. [4]
2) Predikat Predikat adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek. [4]
3) Kopula Kopula adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat. [1]
Contoh: Semua manusia adalah fana. [1]
Semua = pembilang
Adalah = kopula
Kategori Proposisi
A) Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya, proposisi diklasifikasikan menjadi dua kategori: tunggal dan majemuk. [3]
1. Proposisi Tunggal
Proposisi tunggal adalah proposisi yang hanya mengungkap satu pernyataan saja. [3] Artinya hanya didukung satu subjek dan satu predikat (kalimat tunggal). [3]
Contoh:
2. Proposisi Majemuk
Proposisi majemuk adalah proposisi yang dibentuk dari gabungan dua proposisi tunggal atau lebih. [3] Artinya sekurang-kurangnya didukung dua pola kalimat. [3]
Contoh:
Setiap warga negara harus menyadari hak dan tanggung jawabnya. [3]
B) Berdasarkan Sifat Pembenaran atau Pengingkaran
Berdasarkan sifat pembenaran dan pengingkaran, terdapat dua kategori proposisi: kategorial dan kondisional. [3]
1) Proposisi Kategorial
Proposisi kategorial menunjuk pembenaran atau pengingkaran yang bersifat mutlak: pasti benar atau pasti salah. [3] Artinya, kebenaran terjadi tanpa syarat. [3]
Contoh:
2) Proposisi Kondisional
Proposisi kondisional menunjuk pembenaran atau pengingkaran yang bersyarat atau berupa pilihan. [3] Ada dua kategori proposisi kondisional: hipotesis dan disjungtif. [3]
A) Proposisi Kondisional Hipotesis
Proposisi Kondisional Hipotesis menunjuk pembenaran bersyarat. [3] Artinya bila proposisi terpenuhi maka kebenaran terjadi. [3]
Contoh:
Jika hujan terjadi, tanah becek. [3]
B) Proposisi Kondisional Disjungtif
Proposisi Kondisional disjungtif disebut juga alternatif. [3] Hal ini didasarkan pada pembenaran yang berupa pilihan. [3]
Contoh:
Amir harus membantu orang tuanya atau membersihkan halaman rumah. [3]
C) Berdasarkan Luas Pengertian
Berdasarkan luas pengertian atau berdasarkan kuantitasnya, proposisi dibedakan menjadi tiga kategori: universal, partikular, dan singular. [3]
1) Proposisi Universal
Proposisi universal mencakup seluruh aspek atau mencakup seluruh bagian. Proposisi universal ditandai dengan kata tugas: semua, seluruh, setiap, setiap kali, masing-masing. [3]
Contoh:
Tidak seorangpun dinegeri ini yang atheis. [3]
2) Proposisi Partikular
Proposisi partikular mengungkap sebagian dari seluruh aspek. [3] Kata tugas yang menandai proposisi partikular adalah beberapa, sebagaian, tidak semua, kebanyakan, banyak.[3]
Contoh:
Tidak semua siswa tekun belajar.[3]
3) Proposisi Singular
Proposisi singular mengungkap satu aspek unsur, atau bagian. Kata tugas yang menandai proposisi singular adalah ini dan itu. [3]
Contoh:
Referensi
- ^ a b c Rapar, Jan Hendrik (1996).Pengantar Logika, Asas-Asas Penalaran.Yogyakarta:Kanisius .Hal 32
- ^ Departemen Pendidikan Nasional(2008);Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 1106. Cet Pertama Edisi IV
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab Kamdhi, JS.(2003).Terampil Berargumentasi.Jakarta:PT Grasindo. Hal 67-69
- ^ a b Hassan, Abdullah, dkk (2006).Sintaksis.Kuala Lumpur :PTS Professional Publishing. Hal 15-19