Perikoresis
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP23Hizkia (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 25 April 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 1 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP23Hizkia (Kontrib • Log) 3870 hari 352 menit lalu. |
Perikoresis (berasal dari bahasa Yunani perichoreo yang artinya mencakup, melingkupi, meliputi) adalah salah satu konsep yang digunakan oleh para teolog Kristen untuk memahami doktrin mengenai Allah Trinitas antara Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. [1] Secara etimologi, kata perikoresis sendiri menunjuk pada suatu keadaan di mana ada dua atau lebih pribadi-pribadi yang tinggal bersama dan mereka semua bersatu, tidak terpisah atau terbagi. [1] Beberapa teolog masa kini yang membicarakan dan menggunakan ide perikoresis dalam menjelaskan doktrin Trinitas antara lain Jurgen Moltman, Gregory Nanzianus, Pseudo-Cyril dari Alexandria dan beberapa teolog lainnya. [1]
Perikoresis dan Trinitas
Sebenarnya konsep perikoresis tidak hanya digunakan untuk menjelaskan konsep Trinitas saja karena para teolog tradisional (misalnya Gereja Ortodoks Timur) membagi konsep perikoresis ke dalam dua model. [1] Model pertama disebut sebagai perikoresis alamiah yang menjelaskan kesatuan dua hakikat Kristus sebagai Allah dan manusia. [1] Model kedua disebut sebagai perikoresis pribadi yang menjelaskan kesatuan yang tidak terpisah antara pribadi-pribadi yang ada di dalam relasi Trinitas yakni Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. [1]
Perikoresis dan Pluralisme Agama
Di kemudian hari, konsep perikoresis sering digunakan sebagai dasar dan kerangka berpikir yang utama dalam menjelaskan konsep kehidupan bersama, relasi maupun konsep pluralisme. [1] Menurut Raimundo Panikkar, Trinitas menjadi sebuah kunci penafsiran terhadap realitas agama-agama mengacu pada konsep perikoresis yang berarti tinggal di dalam satu sama lain. [2]
Penerapan Konsep Perikoresis di dalam Gereja
Referensi
- ^ a b c d e f g (Inggris) Adiprasetya, Joas. 2013. An Imaginative Glimpse: The Trinity and Multiple Religious Participations. Oregon: Pickwick Publications.
- ^ Karkkainen, Veli-Matti. 2013. Tritunggal & Pluralisme Agama: Doktrin Tritunggal dalam Teologi Kristen tentang Agama-Agama. Jakarta: BPK Gunung Mulia.