Diorit
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP49Khoirur (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 27 Juni 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 16 Mei 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP49Khoirur (Kontrib • Log) 3834 hari 895 menit lalu. |
Diorit adalah salah satu jenis batuan beku dalam (Batuan Plutonis), bertekstur feneris, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, warnanya agak gelap.[1] Batuan diorit mengandung feldspar plagioklas calsiksodik dalam jumlah yang besar dengan tipe sodik yang banyak.[2] Plagioklasnya melebihi ortoklas, kwarsa tidak ada, tetapi mengandung augit dalam jumlah sedikit.[2] Harnbledia biasanya lebih banyak dari biotit.[2] Diorite sangat mirip dengan gabro, tetapi diorit plagioklasnya lebih asam (sodik) daripada labradorit.[2] Batuan dengan plagioklas yang lebih basa disebut dengan gabro.[2] Jika banyak penokris disebut dengan porfir diorit.[2] Diorit terdiri dari kurang lebih 65% plagioklas dan 35% mineral silikat gelap seperti biotit dan augit.[2] Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan epidot.[2] Varietas yang umum adalah diorite hornblende.[2] Warna diorit cerah abu-abu gelap hijau keabu-abuan.[2] Batuan ini banyak terdapat di daerah Banjarnegara dan Pemalang, Jawa Tengah.[2] Diorit dapat digunakan untuk batu ornamen dinding, maupun lantai bangunan gedung, pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain.[2]