Pletokan
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP50Asep (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 15 Mei 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 13 Mei 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP50Asep (Kontrib • Log) 3852 hari 1175 menit lalu. |
Pletokan adalah sebuah nama senjata mainan yang terbuat dari bambu, dan pelurunya terbuat dari kertas yang dibasahkan, atau biji jambu atau kembang.[1] [2] Permainan ini merupakan permainan khas masyarakat Betawi.[2] Pada masyarakat Sunda, mereka menyebut pletokan dengan bebeletokan, sedangkan di Probolinggo dan Madura , mereka menyebutnya dengan tor cetoran.[3] [4] Permainan ini, biasanya dimainkan oleh anak laki-laki berumuran 6-13 tahun.[2] Mereka yang memainkan permainan ini, seolah-olah sedang menjadi orang yang berada dalam pertempuran, dan terkadang, mereka memainkan permainan ini untuk menirukan adegan film.[2] [3] [5] [1] Dengan peluru yang terbuat dari benda yang tidak berbahaya, membuat permainan ini sangat aman dan bahkan dapat dikatakan gratis, karena terbuat dari bambu.[3]
Material
Cara Membuat
Pertama, siapkan bambu yang kuat dan tua supaya tidak cepat pecah. Kemudian, bambu dibagi menjadi dua, yakni : penyodok dan laras.[5] Dalam membuat penyodok, anda harus membelah bambu sehingga membentuk lidi panjang, berikutnya anda harus meraut bambu sampai bundar sesuai dengan lingkaran laras dan bagian pangkal dibuat pegangan sekitar 10 cm.[5] [3] Pastikan penyodok ini bisa masuk kedalam laras. Untuk bagian atas penyodok dibuat lebar, gunanya untuk menekan atau memukul-mukul amunisi/pelor agar bisa masuk dengan sempurna.[3] Hal ini dimaksudkan, untuk membuat pletokan lebih mudah dimainkan.[3] Dan, anda dapat menambahkan daun pandan atau daun kelapa yang dililit dibentuk seperti kerucut, dengan tujuan supaya suara yang dihasilkan lebih keras.[1] Dan, dalam membuat laras, siapkan sebuah bambu kecil, diameter 1 cm dengan panjang antara 15 – 20 cm.[5] Lebih baik untuk mebuat laras menggunakan bambu yang sudah tua agar tidak mudah pecah.[5]
Kedua, siapkan kertas yang telah dibasahkan, atau buah-buahan berukuran kecil, atau biji jambu, atau kembang sebagai pelurunya.[5] [4] [1]
Ketiga, permainan siap dimainkan.[5]
Cara menembak
Setelah senjata telah dibuat dan tim telah terbentuk, maka permainan siap untuk dimulai.[1] Tetapi, kita harus mengetahui bagaimana cara menembak dengan pletokan.[1] Peluru dimasukan dengan batang penolak (penyodok) sampai ke ujung laras.[6] [2] [1] Peluru kedua dimasukkan dan ditolak dengan batang penolak (penyodok).[6] [2] [1] Peluru kedua ini mempunyai fungsi ganda.[6] [2] [1] Fungsi pertama sebagai klep pompa untuk menekan peluru pertama yang akan ditembakkan.[6] [2] [1] Fungsi kedua menjadi peluru yang disiapkan untuk ditembakkan berikutnya.[6] [2] [1] Tembakan ini akan menimbulkan bunyi "pletok" dan peluru terlontar ± 5 meter dan relatif lurus.[6] [2] [1]
referensi
- ^ a b c d e f g h i j k l m n (Indonesia) "Permainan Tradisional". Diakses tanggal 13 Mei 2014.
- ^ a b c d e f g h i j k l (Indonesia) "Pletokan Permainan". Diakses tanggal 13 Mei 2014.
- ^ a b c d e f (Indonesia) "Pletokan bambu mainan anak-anak". Diakses tanggal 13 Mei 2014.
- ^ a b (Indonesia) "Pletokan". Diakses tanggal 03 Mei 2014.
- ^ a b c d e f g (Indonesia) "Permainan bedil-bedilan ala kampung". Diakses tanggal 03 Mei 2014.
- ^ a b c d e f (Indonesia) "Permainan Tradisional yang sudah punah". Diakses tanggal 13 Mei 2014.