Ya'an
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP21Danang (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 27 Juni 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 19 Mei 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP21Danang (Kontrib • Log) 3842 hari 645 menit lalu. |
Yaan atau Ya'an (Hanzi: 雅安; Pinyin: Yǎ'ān; Wade–Giles: Ya-an, Tibetan: Yak-Nga [གཡག་རྔ་]) adalah sebuah kota yang megah di bagian barat provinsi Sichuan, yang diambil dari nama seseorang di Republil China, berlokasi di bawah dataran tinggi Tibet.[1]
Sejarah
Sebelumnya, kota tersebut dinamai Yazhou-fu, kota pertama yang terbentuk pada Dinasti Zhou (1122-255 SM).[1] Kota ini dihuni oleh Dinasti Qin dan Dinasti Han, tetapi kemudian diambil oleh orang-orang nomaden (orang yang hidup berpindah-pindah).[1] Setelah terintegrasi kembali pada masa penjajahan Cina pada akhir abad 5 M, kemudian dipugar menjadi kota yang indah, yaitu pada tahun 604.[1] Kota modern Ya'an diresmikan pada tahun 1912.[1] Kota tersebut kemudian menjadi ibukota provinsi Xikang pada tahun 1951, nemun kemudian dijadikan kota administrasi pada tahun 1955, ketika provinsi Xikang bergabung dan menjadi bagian dari provinsi Sichuan.[1] Ya'an memiliki tanaman asli, yang menjadi komodite yang mendunia berupa tanaman teh yang ditanam di daerah pegunungan Mingshan yang telah bertahan kurang lebih 1000 tahun.[1]
Ya'an merupakan kota yang sibuk dengan aktivitas perdagangan.[2] Komodite khas adalah hasil asli mereka, yaitu teh.[2] Teh tersebut diekspor dalam jumlah yang sangat besar ke Tibet melalui Kangting.[2] Meskipun Cina menganggapnya sebagai produk yang lebih rendah, orang Tibet sangat menghargainya.[2] Teh tersebut diekspor dala kemasan kota, ada pula yang menjualnya berupa daun.[2] Pengangkutan teh-teh oleh para kuli menjadi pemandangan yang terjadi setiap harinya.[2]