Apologi
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP86Johanes (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 27Juni2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 19Juni2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP86Johanes (Kontrib • Log) 3811 hari 55 menit lalu. |
Apologi adalah pembelaan iman secara ilmiah terhadap serangan-serangan para tokoh filsafat Yunani yang bukan Kristen pada masa Gereja Purba, terhadap argumentasi-argumentasi agama lain, terhadap kritik-kritik masa Fajar Budi seperti munculnya faham-faham rasionalisme, marxisme dan ateisme yang menyerang keberadaan dan pemahaman iman Gereja, dan terhadap godaan-godaan dari luar maupun dari dalam hatinya sendiri.[1] Apologi, menurut artian kata yang sempit adalah hasil karya beberapa pengarang yang disebut para apologet. Pengarang gerejani menulis buku-buku apologi pada abad kedua sesudah masehi. Para pengarang gerejani tersebut seperti Aristides, Yustinus, Ireneus dan Antagoras. Selain itu juga muncul pendapat-pendapat bahwa iman sebagai rahmat yang ilahi tidak dapat mungkin dibela dengan argumen-argumen yang rasional, bahkan timbul bahaya bahwa iman akan dikosongkan oleh cara berpikir yang manusiawi. Pandangan ini mengandaikan bahwa iman semata-mata irasional, supra-irasional dan subyektif saja. Rahmat dan iman yang dianugerahkan Allah tidak bertentangan dengan akal sehat melainkan menyempurnakan.
Rujukan
- ^ Adolf Heuken, SJ (2004). Ensiklopedi Gereja Jilid I. Jakarta: Cipta Loka Caraka. hlm. 140.