Rahib
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP86Johanes (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 27Juni2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 25Juni2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP86Johanes (Kontrib • Log) 3850 hari 1136 menit lalu. |
Rahib adalah anggota ordo yang mengikatkan diri dengan kaul pada hidup kontemplatif dan berkarya di sebuah biara dengan klausura ketat yang disebut pertapaan.[1] Mereka hidup hanya untuk mencari Allah dengan mendalami misteri ilahi dalam situasi keheningan. Oleh karena itu, kata pertapa diterapkan scara luas kepada para biarawan atau biarawati kontemplatif yang hidup bersama secara senobit. Tetapi, pertapa dalam arti kata sesungguhnya adalah orang yang mengasingkan diri ke tempat yang sunyi yang juga disebut eremit. Rahib wanita disebut juga rubiah. Gerakan hidup kerahiban dimulai sekitar permulaan abad ke-4 di padang gurun Mesir di seputar tepi Sungi Nil. Gerakan ini didorong oleh keingingan berkobar-kobar untuk menghayati hidup Kristn secara radikal dan konsekuen setelah masa penganiyayaan oleh kaisar Romawi berlalu. Di Indonesia terdapat dua biara untuk rahib yaitu pertapaan Sintersiens disebut juga Trapis di Rawaseneng, Jawa Tengah dan di Lamanabi, Flores Timur. Terdapat juga biara untuk rubiah yaitu biara Klaris, biara Kapunises, biara Karmelites Tak Berkasut, dn biara Trapistin.
Rujukan
- ^ Adolf Heuken, SJ (2004). Ensiklopedi Gereja Jilid VII. Jakarta: Cipta Loka Caraka. hlm. 96.