Hipoglikemia
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP49Khoirur (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 27 Juni 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 16 Mei 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP49Khoirur (Kontrib • Log) 3833 hari 691 menit lalu. |
Hipoglikemi adalah keadaan dimana kadar gula (glukosa) darah turun di bawah normal (kurang dari 70 mg/dl).[1] Gejala seseorang terkena hipoglikemi adalah Pusing, berkeringat dingin, gelisah, bingung, sulit bicara, bahkan tidak sadarkan diri.[1] Jika sudah demikian, Pengobatan paling sederhana dengan memberi minum air gula atau makanan yang manis-manis seperti permen, gula, coklat, dan lainnya. Jika penderita tidak sadarkan diri, dapat diberikan suntikan glukosa dosis tinggi.[1]
Hipoglikemi biasanya terjadi pada Penderita diabetes berat menahun sangat peka terhadap hipoglikemi berat.[2] Hal ini terjadi karena sel-sel pankreasnya tidak membentuk glukagon secara normal dan kelenjar adrenalnya tidak menghasilkan epinefrin secara normal.[2] Padahal, kedua hal tersebut merupakan mekanisme utama tubuh untuk mengatasi kadar gula darah yang rendah.[2]
Selain itu, Pentamidin yang digunakan untuk mengobati pneumonia akibat AIDS juga bisa menyebabkan hipoglikemi.[2] Hipoglikemi kadang terjadi pada penderita kelainan psikis yang secara diam-diam menggunakan insulin atau obat hipoglikemik untuk dirinya.[2]
Pemakaian alkohol dalam jumlah banyak tanpa makan dalam waktu yang lama juga bisa menyebabkan hipoglikemi yang cukup berat sehingga menyebabkan stupor.[2] Olah raga berat dalam waktu yang lama pada orang yang sehat jarang menyebabkan hipoglikemi.[2]
kemidian, Puasa yang lama bisa menyebabkan hipoglikemi hanya jika terdapat penyakit lain (terutama penyakit kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal) atau mengkonsumsi sejumlah besar alkohol.[2] Cadangan karbohidrat di hati bisa menurun secara perlahan sehingga tubuh tidak dapat mempertahankan kadar gula darah yang adekuat.[2] Pada orang-orang yang memiliki kelainan hati, beberapa jam berpuasa bisa menyebabkan hipoglikemi.[2] Bayi dan anak-anak yang memiliki kelainan sistem enzim hati yang memetabolisir gula bisa mengalami hipoglikemi di antara jam-jam makannya.[2]