Kabupaten Keerom
kabupaten di Provinsi Papua, Indonesia
Kabupaten Keerom adalah salah satu kabupaten di Provinsi Papua, Indonesia. Sebelum berdiri sendiri sebagai kabupaten otonom, Keerom pernah menjadi bagian dari Kabupaten Jayapura.
Kabupaten Keerom | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Tamne Yisan Kefase (Bersatu Untuk Membangun) | |
Koordinat: 2°53′01″S 140°44′37″E / 2.8837°S 140.7436°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Papua |
Tanggal berdiri | 11 November 2002 |
Dasar hukum | UU RI, Tahun 2002, No. 26 |
Ibu kota | Waris |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Yusuf Wally, SE, MM |
Luas | |
• Total | 8.390 km2 (3,240 sq mi) |
Populasi ((2000)) | |
• Total | 48.536 |
• Kepadatan | 5/km2 (10/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+09:00 (WIT) |
Kode BPS | |
Kode Kemendagri | 91.11 |
DAU | Rp. 432.257.068.000.- |
Situs web | www.keeromkab.go.id |
Batas wilayah
Utara | Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura |
Timur | Negara Papua Nugini |
Selatan | Kabupaten Pegunungan Bintang |
Barat | Kabupaten Jayapura |
Kampung/Desa per Distrik[1]
No. | Distrik | Kampung |
---|---|---|
1 | Arso | Arso Kota, Asyaman, Bagia, Dukwia, Ifia Fia, Kwimi, Sanggaria, Sawanawa, Sawyatami, Ubiyau, Warbo, Workwana, Yamta, Yammua, Yanamaa, Yaturaharja, Yuwanain |
2 | Arso Timur | Kibay, Kriku, Pyawi, Sangke, Skofro, Suskun, Wambes, Wembi, Wonorejo, Yamara, Yetti |
3 | Senggi | Jabanda, Molof, Senggi, Usku, Warlef, Woslay |
4 | Skanto | Arsopura, Intaimelyan, Jaifuri, Skanto, Traimilyan, Wiantre, Naramben |
5 | Towe | Bias, Lules, Milki, Tefalma, Terpones, Towe Hitam, Towe Atas |
6 | Waris | Ampas, Banda, Kalifam, Kalimo, Pund, Yuwainda |
7 | Web | Amgotro, Dubu, Embi, Semografi, Umuaf, Yuruf |
Sejarah[2]
Berikut ini adalah sejarah singkat Keerom sejak tahun 1909:
- Tahun 1909, Pemerintah Belanda menugaskan seorang marinir bernama C. Ruhl, untuk melaksanakan penyurveyan batas-batas wilayah antara wilayah Nieuw Guinea Belanda dan Nieuw Guinea Jerman.
- Di masa pemerintahan Belanda sebagaimana yang diatur dalam Besluit Bewindsregelling Nieuw Guinea, wilayah Keerom disebut sebagai Onderafdeeling Keerom yang berada di bawah pemerintahan Afdeeling Hollandia. Suatu onderafdeeling terbagi ke dalam beberapa district yang dikepalai oleh seorang districthoof atau bestuur.
- Antara tahun 1912 hingga berakhirnya pemerintahan Belanda, wilayah Keerom lebih banyak diperhatikan dari kalangan Misionaris Katolik.
- Pada tahun 1940, untuk pertama kalinya Pos Pemerintahan/District didirikan di Yamas yang dipimpin oleh Bestuur Yakob Tabu.
- Pada tahun 1942 Pos tersebut dipindahkan ke Wemby dan seterusnya dipindahkan ke Arso pada tahun 1944.
- Pada tahun 1942 juga dibuka District baru di wilayah Waris dibawah pimpinan Bestuur Ohee.
- Dari tahun 1943 hingga tahun 1959 Bestuur D. Demonggreng mengepalai Pos Pemerintahan di Desa Yafi (Yabanda).
- Pada tahun 1959, Pos Pemerintahan yang semula berkedudukan di Desa Yabanda dipindahkan ke Oebroeb (Web) dan mengubah statusnya menjadi Pemerintahan Onderafdeeling Keerom yang dikepalai oleh Hoofd Van Plaatselijk.
- Bestuur Mr. Lind (Kepala Pemerintahan Setempat) Sejak 1 Juni 1950, Nederland Nieuw Guinea yang semula berstatus Neolandschap diubah menjadi Zelfbestuurend Landschap.
- Setelah integrasi, KPS Ubrub dikepalai oleh Yosep Leroux, kemudian Alberth Sitorus hingga tahun 1974.
- Pada tahun 1974 wilayah Keerom terbagi menjadi empat kecamatan, yaitu: Web, Senggi, Waris dan Arso.
- Pada tahun 1978 wilayah Keerom dibentuk sebagai suatu Wilayah Pembantu Bupati.
- Pada tahun 1991 Wilayah Pembantu Bupati Keerom diubah menjadi Badan Koordinasi Pemerintahan (Bakorpem) Wilayah Keerom yang dipimpin oleh Drs. Billy Jamlean.
- Hingga kemudian berdasarkan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2002, tanggal 11 November 2002 wilayah Bakorpem Keerom dibentuk menjadi suatu wilayah Kabupaten baru dengan nama Kabupaten Keerom.
- Keerom dalam pemahaman yang harfiah dimengerti sebagai ungkapan: "Mari ke sini, kita pergi akan kembali" ini dikemukakan oleh seorang misionaris Belanda bernama P. Frankenmolen pada tahun 1939 yang pada waktu itu bersama dengan orang atau masyarakat asli akan pergi ke suatu tempat dengan tujuan tertentu. Setibanya di Kali atau Sungai Paai, tiba-tiba terjadilah banjir besar sehingga mereka tidak dapat menyeberang sehingga diputuskan untuk kembali ke tempat tinggal yang semula. P. Frankenmolen memanggil masyarakat dengan kata Keer Omh yang artinya "kembali pulang ke rumah".
Referensi
- ^ Badan Pusat Statistik, keadaan Desember 2012
- ^ http://www.keeromkab.go.id/content.php?id=6