Kwee Hing Tjiat lahir 1892 dan melewatkan masa kecil di Surabaya, di usia 21 tahun (1913) secara kolektif bersama 'Lie Biauw Kie, Tjia Tjiep Ling, Tan Tjiang Ling, Liem Thoan Tik dan Liem Tjhioe Kwie' telah mendirikan Weekblad yang pertama di Surabaya dan di beri nama Bok Tok, 1914 ia menjadi hoofdredacteur Weekblad Tjhoen Tjhioe dengan administrateur Tjoa Jan Hie, di tahun itu pula ia menjadi hoofdredacteur „Palita” Jogjakarta. Pada Triwulan ke dua 1916 ia menjadi hoofdredacteur pertama dari keturunan Tionghoa pada dagblag Sin Po Batavia. Di usia 26 tahun (1918) ia berangkat ke Europa dan tinggal di Berlin, untuk urusan tembakao pada firma Hoo Tik Thay di Surabaya, namun dunia jurnalistik tidak pernah lepas dari hidupnya di Berlin pula ia tulis buku yang sangat terkenal yang ia beri judul „Dua Kepala Batu”. Tahun 1923 ia kembali ke Indonesia, namun sesampainya ia di Tanjung Priuk ia di tolak masuk, sebagai gantinya ia berdiam di Shanghai dan menulis di berbagai suratkabar di Tiongkok dan di Tanah Jawa. Satu Agustus bersamaan dengan di perkenankannya kembali toen Kwee Hing Tjiat bersama Oei Tiong Ham – Concern telah berdiri satu suratkabar harian yang „bernama” Matahari di Semarang ( matahari Semarang). Pukul 7.40 Sore, 27 Juni 1939 (pada usia 47 tahun) di Semarang „Sang Naga Journalistik Melayu – Tionghoa” menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya.


Pranala luar

http://hingtjiat39.multiply.com/ Tempat mengenang Ouwheer Kwee Hing Tjiat