Hary Tanoesoedibjo

pebisnis dan politikus Indonesia
Revisi sejak 9 Agustus 2014 20.01 oleh 111.94.165.243 (bicara) (Membalikkan revisi 8082924 oleh 77.201.15.208 (bicara))

Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo (lahir 26 September 1965),[1] juga dikenal dengan panggilan Hary Tanoesoedibjo atau Hary Tanoe,[2] adalah seorang pengusaha dan politikus Indonesia. Saat ini Hary memegang beberapa jabatan strategis di berbagai perusahaan terkemuka di Indonesia, dan juga Calon Wakil Presiden dari Partai Hanura.

Hary Tanoesoedibjo
Hary Tanoesoedibjo
Hary Tanoesoedibjo dan istri
Lahir26 September 1965 (umur 59)
Surabaya, Indonesia
Kebangsaan Indonesia
AlmamaterCarleton University
Ottawa University[1]
Tempat kerjaMedia Nusantara Citra
Dikenal atasCEO MNC Group
Partai politik Nasdem (2011-13)
Hanura (sejak 2013)
Suami/istriLiliana Tanaja Tanoesoedibjo[2]
Anak- Angela Herliani T
- Valencia Herliani T
- Jessica Herliani T
- Clarissa Herliani T
- Warren Haryputra T[2]
X: Hary_Tanoe Instagram: hary.tanoesoedibjo Modifica els identificadors a Wikidata

Latar-belakang

Hary Tanoesoedibjo lahir dan dibesarkan di Surabaya.[4] Ia adalah anak dari Ahmad Tanoesoedibjo, seorang pengusaha.[5] Hary adalah bungsu dari tiga bersaudara, kedua kakaknya bernama Hartono Tanoesoedibjo dan Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo.[4]

Seusai menamatkan pendidikan menengahnya di SMAK St. Louis Surabaya,[6] Hary meneruskan pendidikannya untuk mencapai gelar Bachelor of Commerce (Honours) dari Carleton University, Ottawa, Kanada (1988); serta Master of Business Administration dari Ottawa University, Ottawa, Kanada (1989).[1][2]

Hary menikah dengan Liliana Tanaja, dan memiliki lima orang anak yaitu Angela Herliani Tanoesoedibjo, Valencia Herliani Tanoesoedibjo, Jessica Herliani Tanoesoedibjo, Clarissa Herliani Tanoesoedibjo, dan Warren Haryputra Tanoesoedibjo.[2][4]

Karier bisnis

Hary Tanoesoedibjo adalah pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup PT. Bhakti Investama Tbk sejak tahun 1989. Bhakti Investama bergerak dalam bisnis manajemen investasi, yang membeli kepemilikan berbagai perusahaan, membenahinya, dan kemudian menjualnya kembali. Perusahaan tersebut terdaftar dalam bursa efek sebagai perusahaan terbuka, dan seiring dengan waktu berkembang semakin besar.[7]

Di masa krisis ekonomi Indonesia pasca tumbangnya Orde Baru, Hary melalui perusahaannya banyak melakukan merger dan akuisisi. Pada tahun 2000, Bhakti Investama mengambil alih sebagian saham PT Bimantara Citra Tbk, dan kemudian diubah namanya menjadi PT. Global Mediacom Tbk ketika mayoritas saham sudah dimilikinya.

Sejak pengambil-alihan tersebut, Hary terjun dalam bisnis media penyiaran dan telekomunikasi. Hary kemudian menjadi Presiden Direktur Global Mediacom sejak tahun 2002, setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perusahaan tersebut. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT. Media Nusantara Citra Tbk. (MNC) dan PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sejak tahun 2003, serta sebagai Komisaris PT. Mobile-8 Telecom Tbk., Indovision dan perusahaan-perusahaan lainnya di bawah bendera grup perusahaan Global Mediacom dan Bhakti Investama. Selain tiga stasiun TV swasta, yaitu RCTI, MNCTV, dan Global TV, grup medianya juga mencakup stasiun radio Trijaya FM dan media cetak Harian Seputar Indonesia, majalah ekonomi dan bisnis Trust, tabloid remaja Genie.[8]

Pada tahun 2011, Majalah Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, dan Hary menduduki peringkat ke-22 dengan total nilai kekayaan sebesar US$ 1,19 miliar.[2][9]

Pada tahun 2012, Hary Tanoesoedibjo terlibat kasus restitusi pajak PT Bhakti Investama. Dugaan keterlibatan Hary Tanoe sebagai pengemplang pajak terlihat sejak dirinya diperiksa oleh Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), dan juga pada saat dirinya dijadikan saksi dalam sidang James Gunardjo. Hari Tanoe dituding sebagai orang yang patut dimintai pertanggungjawaban dalam restitusi atau pengembalian pajak PT BI senilai Rp. 3,4 miliar. [10]

Karier politik

Kabar bahwa Hary Tanoesoedibjo masuk ke dunia politik mulai terdengar sejak awal bulan Oktober 2011[11], yang kemudian terkonfirmasi ketika ia secara resmi bergabung dengan Partai NasDem pada tanggal 9 Oktober 2011.[12] Pada bulan November 2011, Hary muncul pada acara Rapat Pimpinan Nasional Partai NasDem yang pertama.[13] Di partai tersebut, Hary menduduki posisi sebagai Ketua Dewan Pakar dan juga Wakil Ketua Majelis Nasional. Sejak ia berkiprah melalui Partai NasDem, Hary mendengung-dengungkan semboyan Gerakan Perubahan, suatu gerakan yang dimotori oleh kelompok angkatan muda Indonesia.[14]. Menurutnya, di dalam Partai NasDem 70% kadernya terdiri dari generasi muda.

Pada tanggal 21 Januari 2013, Hary Tanoesoedibjo mengumumkan bahwa ia resmi mengundurkan diri dari Partai NasDem karena adanya perbedaan pendapat dan pandangan mengenai struktur kepengurusan partai.[15][16] Hary menyebutkan alasan bahwa "politik itu adalah idealisme",[17] dan dirinya merasa sedih dan sangat berat meninggalkan Partai NasDem yang telah tiga bulan ia besarkan;[18] apalagi Partai NasDem telah berhasil lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan resmi menjadi partai politik peserta Pemilu 2014 dengan Nomor Urutan 1.[19]

Setelah keluar dari Partai Nasdem, Hary Tanoesoedibjo resmi bergabung dengan Partai Hanura pada tanggal 17 Februari 2013. Hal ini disampaikan di kantor DPP Partai Hanura di Jl. Tanjung Karang, Jakarta, dan langsung menduduki posisi Ketua Dewan Pertimbangan.[20] Ia selanjutnya menjabat Ketua Bapilu[21] dan Calon Wakil Presiden dari Hanura berpasangan dengan Wiranto.[22]

Kegiatan sosial

Hary Tanoesoedibjo pernah berkecimpung dalam Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat peride 2003-2007, dengan jabatan Bendahara.[23] Selain itu, ia kerap diundang sebagai pembicara seminar atau dosen tamu di berbagai perguruan tinggi.[2][24][25][26]

Kontroversi

Pada bulan Juni 2012, Hary Tanoesoedibjo diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sehubungan dengan kasus korupsi Tommy Hindratno, pejabat pajak di Kantor Pajak Sidoarjo, dan James Gunarjo, yang diyakini terhubung dengan PT. Bhakti Investama Tbk., perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo.[2][27] Tommy diduga bertindak sebagai perantara untuk memastikan penggantian sebesar Rp 3,4 miliar dalam bentuk restitusi pajak.[28] KPK menggerebek kantor Bhakti Investama di Menara MNC di Jakarta Pusat dan PT. Agis yang terletak di gedung yang sama.[28] Bhakti Investama pernah memiliki saham di PT. Agis sampai tahun 2006, namun Hary menyangkal keterlibatan dirinya maupun Bhakti Investama dalam kasus tersebut.[2][28]

Referensi

  1. ^ a b c "Hary Tanoesoedibjo: Kami Akan Bertahan". tempointeraktif.com. Diakses tanggal 18 September 2013. 
  2. ^ a b c d e f g h i j Vizcardine Audinovic. "Hary Tanoesoedibjo". profil.merdeka.com. Diakses tanggal 18 September 2013. 
  3. ^ "Hary Tanoesoedibjo: Berfokus dan Berespons Benar di Saat Krisis". jawaban.com. Diakses tanggal 18 September 2013. 
  4. ^ a b c "Hary Tanoesoedibjo, Surabaya". Pusaka Jawatimuran. Diakses tanggal 23 September 2013. 
  5. ^ "Hary Tanoesoedibjo Berambisi Menjadi Raja Bisnis Media Penyiaran Dan Telekomunikasi". 2 Agustus 2012. Diakses tanggal 23 September 2013. 
  6. ^ Arief Ardliyanto (8 September 2013). "Hary Tanoe Tularkan Ilmu Bisnis - "Hidup Tidak Seperti Perhitungan Matematika"". Koran Sindo. Diakses tanggal 23 September 2013. 
  7. ^ http://rockypanjaitan.blogspot.com/2011/12/biografi-singkat-hary-tanoesoedibjo.html
  8. ^ http://irijanto.blogspot.com/2011/02/hary-tanoesoedibjo.html
  9. ^ Nurul Qomariah (24 November 2011). "Ini Dia 40 Orang Terkaya Indonesia". detiknews. Diakses tanggal 20 September 2013. 
  10. ^ http://nasional.inilah.com/read/detail/1958591/kasus-suap-bi-kpk-didesak-seret-harry-tanoe#.Ux7JsPmSxMc
  11. ^ (Inggris) Hary Tanoesoedibjo no threat, says PDI-P.
  12. ^ (Indonesia) Hary Tanoe Disarankan Fokus Urus Bisnis.
  13. ^ Hary Tanoesoedibjo Dibebani Tanggung Jawab Besarkan NasDem.
  14. ^ (Indonesia) Partai NasDem – Gerakan Perubahan: Visi dan Misi.
  15. ^ (Indonesia) Pengunduran Diri Pengusaha Harry Tanoe dari Partai NasDem.
  16. ^ Ini Penjelasan Lengkap Hary Tanoe Soal Pengunduran Diri dari NasDem.
  17. ^ Hary Tanoesoedibjo: Politik Itu Idealisme.
  18. ^ Hary Tanoe: Saya dan Surya Paloh Sama-sama Sedih.
  19. ^ KPU: NasDem Harus Segera Lapor ke Kemenkum HAM.
  20. ^ http://www.tempo.co/read/news/2013/02/17/078461878/Harry-Tanoe-Resmi-Bergabung-ke-Hanura
  21. ^ http://nasional.kompas.com/read/2013/07/03/2030253/Bermodal.Besar.Hanura.Pilih.Hary.Tanoe.Jadi.Ketua.Bappilu
  22. ^ http://news.detik.com/read/2013/07/02/140542/2290176/10/wiranto-hary-tanoe-deklarasi-capres-cawapres-ini-komentar-surya-paloh?9922022
  23. ^ Jeremy Teti; Ari Trisna (20 Maret 2003). "Susunan Pengurus KONI Pusat 2003-2007". liputan6.com. Diakses tanggal 18 September 2013. 
  24. ^ Hendrik (28 April 2013). "Hary Tanoe Jadi Pembicara Seminar INAFE". deliknews.com. Diakses tanggal 20 September 2013. 
  25. ^ Marieska Harya Virdhani (16 April 2013). "Hary Tanoe: Generasi Muda Jadi Tulang Punggung Negara". Okezone. Diakses tanggal 20 September 2013. 
  26. ^ "Seminar Kewirausahaan Bersama Hary Tanoe". uib.ac.id. Diakses tanggal 20 September 2013. 
  27. ^ Tri Suharman (13 Juni 2013). "Hary Tanoe Diperiksa Terkait Suap Tommy". tempo.co. Diakses tanggal 20 September 2013. 
  28. ^ a b c Icha Rastika (28 Juni 2012). "Hary: BHIT Tak Terkait PT Agis Tbk". kompas.com. Diakses tanggal 20 September 2013. 

Pranala luar