Hartono (militer, lahir 1927)
Letnan Jenderal KKO (Purn.) R. Hartono (1 Oktober 1927 – 7 Januari 1971) adalah seorang perwira tinggi militer yang sangat loyal kepada Soekarno. Ia pernah menjabat sebagai Komandan KKO (sekarang Korps Marinir) dan Menteri/Wakil Panglima Angkatan Laut.
R. Hartono | |
---|---|
Komandan KKO | |
Masa jabatan 1961 – 1968 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Solo, Hindia Belanda | 1 Oktober 1927
Meninggal | 7 Januari 1971 Jakarta, Indonesia | (umur 43)
Kebangsaan | Indonesia |
Profesi | Tentara |
Sunting kotak info • L • B |
Karier militer
Ia masuk ke TKR Angkatan Laut pada tahun 1945 dengan pangkat Letnan Dua KKO, selama di ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) kariernya memuncak. Saat menjabat Komandan KKO ke-3 dari tahun 1961 – 1968. Ia juga memegang jabatan sebagai Menteri/Wakil Panglima Angkatan Laut pada tahun 1966.[1]
Pada masa kejatuhan Presiden RI Soekarno, ia menjadikan KKO sebagai benteng pelindung Soekarno dari tipu daya Soeharto seperti yang dicerminkan pidatonya: "Hitam kata Bung Karno, Hitam Kata KKO, Putih kata Bung Karno, Putih Kata KKO", "KKO selalu kompak dibelakang Bung Karno". Ia menyelenggarakan demo KKO yang pro–Soekarno pada 1966. Slogan terkenal dalam demo ini ialah "Pejah Gesang Melu Bung Karno" artinya "Hidup Mati Ikut Bung Karno".[2]
Ia "dibuang" oleh Presiden RI Soeharto menjadi Duta Besar Indonesia untuk Korea Utara dan pada 1971 ia dipanggil ke Jakarta dan pada 7 Januari 1971 ia meninggal dunia, menurut Pemerintah Orde Baru ia meninggal karena bunuh diri dan dimakamkan di TMP Kalibata. Banyak orang berspekulasi bahwa ia meninggal dibunuh oleh pemerintah pada masa itu yang dipimpin oleh Soeharto.
Jabatan militer | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Mayjen KKO R. Soehadi |
Komandan Korps Marinir 1961–1968 |
Diteruskan oleh: Letjen KKO Moekijat |