Proto-Melayu

klasifikasi usang ciptaan Inggris yang digunakan untuk merujuk leluhur etnik Melayu (kelompok manusia sebelum keberadaan Melayu muncul)
Revisi sejak 18 Oktober 2014 12.59 oleh Relly Komaruzaman (bicara | kontrib) (←Suntingan 112.215.66.73 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 112.215.66.69)

Melayu Proto atau Melayu Tua adalah istilah untuk Melayu "gelombang" pertama dari dua "gelombang" migrasi yang dulu diperkirakan terjadi dalam pendudukan Nusantara oleh penutur bahasa Austronesia. Menurut teori "dua gelombang" ini, termasuk Melayu Tua di Indonesia adalah Toraja (Sulawesi Selatan), Sasak (Lombok), Dayak (Kalimantan Tengah), Batak (Sumatera Utara), Nias (pantai barat Sumatera Utara), Rejang, dll.

Teori ini tidak lagi diakui penggunaannya, karena para arkeolog menyimpulkan bahwa tidak ada dasar arkeologis yang berarti yang menunjukkan adanya perbedaan antara Melayu Proto dan Melayu Deutero.Ciri-ciri Bangsa Melayu Tua: 1. Kulit sawo matang 2. Rambut lurus 3. Badan tinggi ramping 4. Bentuk mulut dan hidung sedang Kebudayaan Bangsa Proto Melayu: 1. Termasuk kebudayaan Batu Muda (neolitikum) 2. Hasil kebudayaannya masih terbuat dari batu dan telah dikerjakan dengan sangat baik 3. Kapak Lonjong 4. Kapak persegi Bangsa Proto Melayu adalah suatu ras Mongoloid yang berasal dari daerah Yunani, dekat lembah Sungai Yang Tze, Cina Selatan. Alasan-alasan yang menyebabkan bangsa Melayu Tua meninggalkan daerah asalnya sebagai berikut: 1. Adanya desakan suku-suku liar yang datangnya dari Asia Tengah 2. Adanya peperangan antarsuku 3. Adanya bencana alam berupa banjir akibat sering meluapnya Sungai She Kiang dan sungai-sungai lainnya di daerah tersebut.[1]

Di Malaysia, istilah Proto-Melayu masih digunakan untuk sebuah suku yang bernama Orang Asli.

Referensi

  1. ^ Karl Anderbeck, "Suku Batin - A Proto-Malay People? Evidence from Historical Linguistics", The Sixth International Symposium on Malay/Indonesian Linguistics, 3 - 5 August 2002, Bintan Island, Riau, Indonesia

Lihat pula