Takengon (kota)
Takengon merupakan ibukota Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, Indonesia. Kota Takengon terletak di sisi Danau Laut Tawar, di tengah-tengah wilayah provinsi Aceh. Kawasan ini merupakan dataran tinggi yang berhawa sejuk dengan ketinggian sekitar 1200 m di atas permukaan laut. Banyak terdapat tempat wisata di kawasan ini, di antaranya adalah Danau Laut Tawar, Gua Puteri Pukes, Pantan Terong. Penduduk kota Takengon terdiri dari beragam suku dan etnis: suku Aceh, Tionghoa, Minang, Gayo dan Jawa.
Kota Takengon | |
---|---|
Kota Takengon | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Aceh |
Kabupaten | Aceh Tengah |
Ketinggian | 1.200 m (3,900 ft) |
Zona waktu | UTC+7 (WIB) |
Kode Pos | 24500 |
Kode area telepon | 0643 |
Kode ISO 3166 | ID-AC[1] |
Situs web | http://www.acehtengahkab.go.id |
Seni dan Budaya
Kesenian di daerah ini sangat menarik karena terdapat kesenian Didong yang sangat dikagumi oleh masyarakat Takengon. Salah satu acara yang sangat menarik perhatian masyarakat di dalam daerah maupun di luar daerah ini adalah acara pacuan kuda yang biasanya diadakan pada pertengahan bulan Agustus untuk menyambut dan merayakan hari Kemerdekaaan Republik Indonesia.
Sejarah
Zaman Penjajahan Belanda
Kedatangan kaum kolonial Belanda sekitar tahun 1904, tidak terlepas dari potensi perkebunan Tanah Gayo yang sangat cocok untuk budidaya Kopi Arabika atau lebih dikenal dengan sebutan Kopi Gayo, Tembakau dan Damar. Pada periode itu wilayah Kabupaten Aceh Tengah dijadikan Onder Afdeeling Nordkus Atjeh dengan Sigli sebagai ibukotanya. Dalam masa kolonial Belanda tersebut di kawasan Takengon didirikan sebuah perusahaan pengolahan Kopi dan Damar. Sejak saat itu pula kawasan Takengon mulai berkembang menjadi sebuah pusat pemasaran hasil bumi Dataran Tinggi Gayo, khususnya Sayuran dan Kopi Gayo.
Zaman Penjajahan Jepang
Sebutan Onder Afdeeling Takengon di era kolonial Belanda, berubah menjadi Gun pada masa pendudukan Jepang (1942-1945). Gun dipimpin oleh Gunco. Setelah kemerdekaan RI diproklamirkan pada 17 Agustus 1945, sebutan tersebut berganti menjadi wilayah yang kemudian berubah lagi menjadi kabupaten.[2]
Zaman Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, sebutan tersebut berganti menjadi wilayah yang kemudian berubah lagi menjadi kabupaten.
Kabupaten Aceh Tengah berdiri pada tanggal 14 April 1948 berdasarkan Oendang-Oendang Nomor 10 Tahoen 1948 dan dikukuhkan kembali sebagai sebuah kabupaten pada tanggal 14 November 1956 melalui Undang-Undang Nomor 7 (Darurat) Tahun 1956. Wilayahnya meliputi tiga kewedanaan yaitu Kewedanaan Takengon, Kewedanaan Gayo Lues, dan Kewedanaan Tanah Alas.
Pemekaran Wilayah
Sulitnya transportasi dan didukung aspirasi masyarakat, akhirnya pada tahun 1974 Kabupaten Aceh Tengah dimekarkan menjadi Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Aceh Tenggara melalui Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1974. Kemudian, pada 7 Januari 2004, Kabupaten Aceh Tengah kembali dimekarkan menjadi Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2003. Kabupaten Aceh Tengah tetap beribukota di Takengon, sementara Kabupaten Bener Meriah beribukota Simpang Tiga Redelong.
Gallery
-
Takengon dari Pantan Terong
-
Danau Tawar, Takengon
-
Takengon di tepi Danau Laut Tawar
-
Danau Laut Tawar
-
Danau Laut Tawar
-
Kamp di Takengon (Jaman Pejajahan Belanda)
-
Danau Laut Tawar
-
Sebuah jembatan di jalan menuju Takengon, Aceh Tengah, Sumatera bagian Utara
Photo-photo udara Takengon lainnya: Photo-photo Kota Takengon Milik Joseph Oravetz
Pranala luar
Referensi
- ^ [1], StandardFinden:ISO-Code.
- ^ Profil Aceh Tengah, kemendagri.co.id.