Pendap

variasi makanan khas Indonesia

Pendap merupakan salah satu makanan khas di Provinsi Bengkulu. Pendap atau biasa disebut ikan pais ini mampu bersaing dengan sejumlah kuliner lainnya. Makanan khas dari Bengkulu ini telah menembus pasaran sejumlah kota di Indonesia, seperti Jakarta, Lampung, Palembang, Pangkal Pinang dan Jambi. Pendap memiliki cita rasa yang khas yang dapat menggugah selera makan terutama aroma khas daun talas sebagai pembungkusnya. Hebatnya lagi, makanan yang memiliki cita rasa yang pedas dan gurih ini, juga telah sukses menembus pasar mancanegara, mulai dari Australia, Belgia, Jepang, dan negara lainnya [1].

Pendap seringkali menjadi makanan favorit para wisatawan dari dalam sumatera maupun luar sumatera. Pendap memiliki kesamaan dengan pepes ikan terutama cara pembuatannya, perbedaannya ialah bahan yang digunakan serta daun talas sebagai pembungkusnya dan diikat dengan tali rafia [2].

Sejarah

Pandap/batutuk adalah makanan tradisional khas Krui, Lampung Barat, dan Bengkulu, yang berakar sejak jaman nenek moyang. Pendap juga pernah menjadi tema salah satu lagu yang dirilis dalam album lagu daerah Bengkulu sekitar tahun 1990-an. Setelah dikutip dari berbagai sumber, pendap memang merupakan makanan favorit Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno saat menjalani masa pengasingan di Kota Bengkulu sejak 1938 hingga 1942 [3]. Tidak hanya itu, makanan khas tradisional ini ini diketahui juga menjadi langganan Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. Tak kalah menarik, Top Chef Indonesia, Farah Quinn juga telah mencicipi pendap secara langsung [4]

Kandungan Gizi

Selain memiliki cita rasa yang khas, ikan kembung yang biasa digunakan dalam pembuatan pendap ini memiliki banyak kandungan dan zat gizi. Ikan kembung mengandung energi sebesar 103 kilokalori, 22 gram protein, 0 gram karbohidrat, 1 gram lemak, 20 miligram kalsium, 200 miligram fosfor, dan 1 miligram zat besi. Dalam ikan kembung juga terkandung vitamin A sebanyak 30 IU, 0,05 miligram vitamin B1, dan 0 miligram vitamin C. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram ikan kembung, dengan jumlah yang dapat dimakan sekitar 80% [5].

Referensi