Pondok Pesantren Subulussalam, Sayurmaincat

sekolah di Indonesia
Revisi sejak 25 Januari 2017 04.47 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Pondok Pesantren Subulussalam, Sayurmaincat merupakan salah satu pondok pesantren yang terletak di kabupaten Mandailing Natal dan berlokasi di desa Sayurmaincat, kecamatan Kotanopan kabupaten Mandailing Natal, merupakan salah satu pesantren tertua di pulau Sumatera dengan usia sekitar hampir 1 abad, mempunyai andil besar dalam mengusir penjajah dari bumi Gorang Sembilan (Madina). Pengurus Ponpes ketika itu banyak yang ditangkap Belanda kemudian di buang keluar sumatera.

Pondok Pesantren Subulussalam, Sayurmaincat
Alamat
Jl. Sayur Maincat No.3, Desa Sayurmaincat

,
Telepon/Faks.0636-41227
Informasi
JenisPondok pesantren
AfiliasiIslam
Didirikan5 Mei 1927
PendiriBanda Kaya Lubis
Pimpinan[H.Ahmad Ali PRD ]]
Lain-lain
Moto


Sejarah

Masa kemerdekaan, Ponpes Subulusslam juga dijadikan markas Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Saat itu, pengurus, santri, guru-guru Ponpes Subulussalam mengadakan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Mereka ini mengadakan rapat dan musyawarah menentang kolonial Belanda di Ponpes Subulussalam. Namun gerakan ini tercium oleh Belanda, akhirnya beberapa pengurus dan guru Ponpes Subulussalam di panggil Asisten Residen ke Padang Sidempuan. Mereka di hadapkan kepada Demang bagian politik. Dari mulut Demang saat itu sempat terlontar kata-kata, bahwa Ponpes Subulussalam adalah gudang politik. Sejak itu pemerintah Belanda terus mengawasi kegiatan pengurus, santi dan gurunya.

Tidak berapa lama kemudian, Pemerintah Belanda menangkap lima orang pengurus Ponpes sekaligus warga desa Sayurmaincat, di antaranya Tinggi Lubis (di buang ke Digul – Irian Jaya), Yahya Malik Nasution (dibuang ke Digul – Irian Jaya), H. Alinafiyah Lubis (H. Mahals Lubis) di penjarakan di Suka Miskin-Jawa Barat, Makmur Lubis di buang ke Ternate dan Abdul Aziz di buang entah kemana. Walaupun terjadi pengkapan terhadap pengurus, namun santri-santri Subulussalam tetap meneruskan perjuangan kemerdekaan.

Pada tahun 1945 saat Proklamasi kemerdakaan RI, Ponpes Subulussalam kembali dijadikan Asrama TKR. Setelah asrama TKR di pindahkan, Ponpes Subulussalam di jadikan Asrama oleh Jawatan Sosial. Dan seterusnya, Ponpes Subulussalam dipergunakan tempat latihan Napindo. Kemudian tahun 1949, Ponpes Subulussalam kembali di buka dengan kepala sekolah H. Fahruddin Arjun Lubis


Lihat pula

Pranala luar