Citrānggada

Revisi sejak 19 Juni 2017 12.52 oleh Medelam (bicara | kontrib) (←Suntingan 120.188.78.169 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh EmausBot)

Citrānggada adalah putera sulung pasangan Raja Santanu dan Satyawati dalam wiracarita Mahabharata. Semenjak Bisma (kakak tirinya) mengucapkan sumpah bahwa ia tidak akan menikah dan meneruskan tahta Hastinapura, Citrānggada menjadi raja menggantikan ayahnya dan pemerintahannya berhasil. Saat Citrānggada naik tahta, Hastinapura merasakan ketentraman, khususnya bagi Satyawati, namun hanya sesaat.

Citrānggada
चित्राङद
Sosok Citrānggada versi wayang.
Sosok Citrānggada versi wayang.
Tokoh dalam mitologi Hindu
NamaCitrānggada
Ejaan Dewanagariचित्राङद
Ejaan IASTCitrāṅgada
GelarPangeran Kuru
Kitab referensiMahabharata
AsalHastinapura, Kerajaan Kuru
KediamanHastinapura
ProfesiRaja
DinastiKuru

Tanpa diduga, petaka muncul di Hastinapura. Surat tantangan diberikan oleh seorang raja gandarwa yang juga bernama Citrānggada. Ia marah karena merasa dua raja dengan nama yang sama tidak mungkin akan hidup bersama dalam satu zaman, maka ia berpikir bahwa salah satu di antaranya harus mati. Citrānggada putera Santanu menerima tantangan tersebut. Setelah itu, meletuslah pertempuran antara Citrānggada manusia dengan Citrānggada gandarwa di "medan Kuru" atau Kurukshetra. Setelah pertempuran besar terjadi selama tiga bulan, Citrānggada putera Santanu gugur dan kekuasaannya digantikan oleh adiknya, Wicitrawirya.

Sebelum wafat, Citrānggada belum menikah sehingga tidak memiliki keturunan.

Arti nama

Dalam bahasa Sanskerta, kata Citrānggada secara harfiah berarti "dihiasi dengan gelang-gelang yang indah".

Pranala luar

Didahului oleh:
Santanu
Dinasti Candra,
keturunan Kuru

Raja Hastinapura
Diteruskan oleh:
Wicitrawirya