Pertempuran Beth Zakaria

Revisi sejak 9 November 2018 19.45 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pertempuran Beth Zakaria adalah pertempuran antara Yahudi Makabi dan pasukan Yunani selama pemberontakan Makabi yang menentang Kekaisaran Seleukid.

Pertempuran Beth-Zakaria
Bagian dari Pemberontakan Makabi

Eleazar menusuk gajah perang Seleukid
Tanggal162 SM
LokasiBeth-Zakaria, dekat Alon Shvut modern
Hasil Kemenangan Seleukid
Pihak terlibat
pasukan Makabi Kekaisaran Seleukid
Tokoh dan pemimpin
Yudas Makabi
Eleazar Horan  
Lisias
Kekuatan
20,000 infantri (perkiraan) 50,000 infantri, 30 gajah perang (perkiraan)

Latar belakang

sunting

Pada 164 SM, Yudas Makabi mengalahkan pasukan Yunani, yang jumlahnya lebih banyak, yang dipimpin oleh Lisias pada Pertempuran Beth Zur dan memugar kembali kuil di Yerusalem. Namun pasukan Seleukid masih mengendalikan Akra, sebuah benteng kuat di dalam kota yang menghadap ke Al-Haram asy-Syarif dan berfungsi untuk mengingatkan kaum Yahudi bahwa tanah mereka masih diduduki. Lisias sendiri memiliki persaingan dengan pengganti kaisar, Filipos, dan Yudas mencoba mengambil keuntungan dari keadaan ini. Yudas mengepung benteng itu pada 162 SM. Tetapi, secara tak terduga Lisias meninggalkan persainganya di Antiokhia dan berangkat membawa pasukan untuk memerangi pasukan Makabi.

Dengan pasukan sekitar 50,000 infantri dan tiga puluh gajah perang, bersama dengan kavaleri dan kereta perang, Lisias mendatangi Yerusalem dari selatan dan mengepung Beth-zur, berjarak delapan belas mil dari kota. Yudas menghentikan pengepungannya di Akra dan memimpin pasukannya ke selatan menuju Beth Zakaria. Pasukan Yahudi berkekuatan sekitar 20,000 prajurit dan memosisikan diri di dataran tinggi di seberang jalan menuju Yerusalem — tepat di tengah-tengah jalur yang akan dilewati oleh pasukan Suriah-Seleukid.

Pertempuran

sunting

Setelah menaklukan Beth-Zur, pasukan Lisias bergerak menuju Beth Zakaria, dengan gajah perang dan infantri ringan sebagai penyerang utama dan kavaleri berat di bagian sayap, yang berada di dataran tinggi. Di bagian belakang tengah, ada pasukan pengejut-infantri berat-dalam formasi phalanx. Yudas tidak menggunakan siasat gerilya karena dia merasa bahwa kemenangannya dahulu akan membuat pasukan Suriah mempersiapkan diri untuk pertahanan non-tradisional. Yudas pun menggunakan siasat perang tradisional dan memerangi pasukan Suriah dengan gaya perang mereka. Hasilnya adalah pasukan Yahudi dikalahkan.

Gajah perang membuat pasukan Yudas ketakutan. Ketika pasukan Yudas mulai memecah barisan musuh sampai ke bagian belakang, adik Yudas, Eleazar Makabi, berusaha menunjukkan pada kawan-kawannya bahwa gajah perang bisa dikalahkan. Eleazar melihat seekor gajah yang membawa segel kerajaan dan mengira gajah tersebut mengangkut Antiokhos V, raja Seleukid. Eleazar bergerak ke bagian bawah gajah tersebut dan menusuk perutnya dengan pedang (atau tombak). Gajah tersebut tewas dan tubuhnya menindih Eleazar sampai mati. Tindakan heroik ini tidak mampu mengubah nasib pasukan Yahudi, yang dikalahkan oleh tekanan keras dari pasukan phalanx Yunani.

Setelah menang di Beth Zakaria, Lisias terus bergerak menuju Yerusalem dan mengepung pasukan pemberontak di sana. Tetapi, sebelum benar-benar menguasai Yerusalem, Lisias harus kembali ke Antiokhia untuk melawan musuhnya, Filipos, dalam hal perebutan kendali kekaisaran. Sebelum pergi, Lisias melakukan perjanjian dengan kaum Yahudi dan memperbolehkan mereka menjalanakn agama dan adat kebiasaan mereka.

Tindakan Eleazar dikenang pada koin Hanukkah yang diedarkan oleh Bank Israel pada 1961.