Sardjono Dipokusumo

Revisi sejak 28 Februari 2019 10.32 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Ir Sardjono Dipokusumo adalah Menteri Pekerjaan Umum ke-14.[1] Lahir pada tanggal 10 November 1914 di Kota Gede, Daerah Istimewa Jogjakarta. Pada tahun 1986, ia meninggal dan dimakamkan di Tanah Kusir, Jakarta.

LATAR BELAKANG

Ayah beliau bernama DHARMOPRANOTO/SASTROSUWARNO berasal dari kauman Jogyakarta, berprofesi sebagai guru “sekolah ongko loro “ (sekolah rakyat dengan bahasa jawa sebagai bahasa pengantar) di Ngabean Jogyakarta (sekarang jl.kiyai haji Ahmad Dahlan).Sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga bernama ibu SUKAPTINAH yang berasal dari Kotagede Jogyakarta berasal dari kalangan pedagang. Selain menjadi guru ,Orangtua Sarjono mempunyai usaha sampingan batik kecil2 an dan tinggal di kampong Bludiran,Jeron Beteng Jogyakarta. Sardjono mempunyai saudara kandung bernama SURADI yang meninggal ketika bayi berumur 40 hari ,sehingga beliau menjadi anak tunggal dan sudah yatim sejak berumur 5 tahun , ayah beliau kembali kepangkuan Allah SWT pada tahun 1919 dan dimakamkan di pemakaman keluarga BKN di belakang mesjid Perak ,Kotagede Jogyakarta.

Setelah ayahnya meninggal dunia,beberapa tahun kemudian ibu Sukaptinah Sastrosuwarno menikah lagi dengan bapak Notosukarto dan berganti nama menjadi ibu Notosukarto.Beliau mengikuti tugas suaminya yang berpindah2 tugas sebagai mantra guru sekolah rakyat ,terakhir menjadi kepala sekolah,dan setelah pension tinggal di Godean ,Jogyakarta.Karena Sarjono kecil sekolah di jogyakarta maka beliau diasuh oleh kakak ibunya ibu ATMO SEDUTO yang dikenal dengan nama “Mbah Solo “ yang berprofesi sebagai pedagang.Eyang Atmo seduto menikah dengan Abdi dalem Keraton,bapak kabayan Atmo Seduto. Bude Solo demikian beliau memanggil kakak ibunya itu sangat sayang kepada Sardjono kecil .Ibu Atmoseduto tidak dikaruniai keturunan dan mengganggap Sardjono seperti anaknya sendiri. Menurut beliau ibu Atmo seduto lah yang membesarkan beliau,bahkan mempunyai andil besar dalam menyelesaikan sekolah beliau.Suatu pengorbanan yang luar biasa mengingat pula penghidupannya sendiri mengalami kesulitan karena kondisi depresi Negara pada tahun 1930.Beliau tinggal semula di kampong Bludiran,kemudian berpindah ke Langenastran, akhirnya mengikuti keponakannya Prawirosuharto di Solo


RIWAYAT PENDIDIKAN

  • Sekolah dasar di “Holland Javaansche School, “kota baru,Jogyakarta pada tahun 1921-1928
  • Sekolah menengah pertama di “Christelijke Mulo School “,kotabaru Jogyakarta pada tahun 1928-1931,
  • Sekolah menengah Atas di “Algmeene Middelbare School (AMS) Jogyakarta pada tahun 1931-1934
  • S1 Teknik Sipil - Technise Hoogeschool Bandung/Institut teknologi Bandung (ITB) 1934-1938

KELUARGA

Menikahi Ibu Soekapti pada hari selasa pada tanggal 28 Maulud 139 H atau tanggal 7 mei 1940 di di Jogyakarta kemudian dikaruniai 7 putra dan putri

Setelah menikah Sarjono dan Soekapti merantau bekerja ke Surabaya,pada 12 maret kamis pon ,tahun 1941 lahir putri pertama mereka jam 22.42 diberi nama Tuti Purwani di rumah sakit Kedung Doro Surabaya.Pada tahun 1942,bulan tanggal 27 April 1942 senin pon dikarunia kembali seorang putri ke dua jam 18.55 yang diberi nama Anny Herawati di Suryomentaraman,Jogyakarta.

Sarjono lari dari Surabaya ke jogyakarta pada tahun 1943,mengembara selama 6 bulan karena dicari-cari oleh tentara jepang, Pada saat pengembaraan tersebut 14 Juni tahun 1944, Rabu pahing, jam 17.00 WIB lahir seorang putra ke tiga Tonny Rustam Effendy di Sawojajar no 12 ,Jogyakarta.

Tahun 1946 ,pada saat Sarjono bekerja dikasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat,dianugerahi kembali seorang putra laki-laki kedua dan diberi nama Bobby Imam santoso.pada hari Senen kliwon, jam 11.00 WIB di Sawojajar no 12,Jogyakarta. Menjelang serangan umum 1 Maret 1949, Putra ke empat Harrry Budiman llahir,pada saat itu sarjono berada didaerah geriliya disekitar Jogyakarta.ketika itu, Sarjono berada didaerah pengungsian ,tiba-tiba banyak orang mendengar dan mencari suara tangis bayi ,ternyata nun jauh di Jl.Sawo Jajar no 12 Jogyakarta telah lahir seorang anak laki2 pada tanggal 4 february ,hari jumat Pon jam 5.00 WIB.

Tiga tahun kemudian beliau dikaruniai kembali putra ke-Enam laki-laki Eddy Purnawarman pada tanggal 2 Februari tahun 1952,jam 1.00 WIB Di jalan baladewa no 24,Jakarta.Pada saat itu beliau bersama keluarga sudah pindah ke Jakarta. Pada tahun 1958 Allah SWT memberi kan kembali seorang anak perempuan setelah sekian lama menunggu ,pada tanggal 12 September ,hari saptu legi jam 2.24 WIB dibantu suster Lihiyang lahir bayi perempuan diberi nama Baby Setiawati Andriani.

Sumber