Shinkage-ryū
Koryū seni beladiri Jepang | ||
---|---|---|
Shinkage-ryū (新陰流) | ||
(Para) Pendiri | ||
Kamiizumi Ise-no-Kami Nobutsuna (上泉 伊勢守 信綱) |
1508–1578 | |
Tahun berdiri | ||
Akhir periode Muromachi | kira-kira 1540an | |
Seni yang diajarkan | ||
Nama Jepang | Gambaran umum | |
Kenjutsu | Seni pedang |
Shinkage-ryū (新陰流 ) yang berarti "perguruan bayangan baru", adalah sebuah perguruan tradisional (koryū) seni beladiri Jepang, didirikan oleh Kamiizumi Ise-no-Kami Nobutsuna (上泉 伊勢守 信綱, 1508–1578) di pertengahan abad keenambelas. Shinkage-ryū adalah perguruan yang mengutamakan seni berpedang (kenjutsu dan iaijutsu), dan merupakan sebuah sintesis dari pemikiran Nobutsuna terhadap perguruan-perguruan seperti Tenshin Shōden Katori Shintō-ryū, Nen-ryū, and Kage-ryū (Aizu).[1]
Sejarah
suntingSampai pada abad ke-16 di Jepang, teknik beladiri lebih memperhatikan keefektifannya di medan pertempuran. Pada waktu sang pendiri Shinkage-ryū, Kamiizumi Nobutsuna, superioritas sebuah perguruan ditentukan melalui duel. Postur dasar amat berbeda; sangat rendah, agar melindungi tubuh. Ide memenangi dengan dengan segala cara tertanam pada ajaran tiap perguruan-perguruan yang ada saat itu. Filsafat dasar dan konsep-konsep strategis termasuk "pedang yang membunuh hanya sekali" (一殺の太刀 , issatsu no tachi) dan "pedang yang memotong hanya sekali" (一の太刀 , ichi no tachi).
Namun, dengan kedatangan senjata api dan elemen lain dari peperangan modern, teknik kasatmata tradisional ini menjadi tidak berarti. Sebagai hasil dari penggunaan teknologi baru tersebut, Kamiizumi didorong untuk membuat sejumlah perubahan. Dia mengubah sedikit postur dasar dengan dengan mengangkat tubuh sedikit, dia mengubah kebiasaan memegang pedang, dan dia memperpendek panjang dari bilah pedang. Mungkin yang lebih penting, dia juga menemukan metode baru untuk mengajar supaya cara belajar dan berlatih pedang menjadi lebih mudah. Sampai pada Kamiizumi, para pakar pedang berlatih ilmu mereka baik dengan pedang kayu yang sangat keras (bokken) atau dengan sebilah pedang baja tumpul. Dengan caranya, para ahli pedang harus berhenti menyerang sebelum waktunya jika mereka tidak ingin mencelakai diri mereka sendiri atau murid-murid atau rekan berlatih mereka. Kamiizumi menciptakan sebuah pedang untuk berlatih dibuat sepanjang sebuah bambu, dibelah menjadi dua sampai 16 bagian diujungnya dan dilapisi kulit yang dipernis. Dia menamai hasil temuannya sebagai hikihada shinai.
Kamiizumi, merasakan perubahan-perubahan dalam cara-cara berperang, memikirkan ulang metode beladirinya dan memulai untuk menyuarakan pemanfaatan pelindung ringan saat berlatih. Alur peperangan sedang diubah, dan menjadi hal yang penting dalam peperangan untuk bergerak lebih cepat daripada sebelumnya, Nobutsuna menyempurnakan sebuah gaya pedang "yang lebih bebas" dalam pergerakannya, lebih jarang, lebih terkendali, lebih disesuaikan dengan perkelahian dan untuk duel daripada bidang pertempuran skala besar.
Yagyū Shinkage-ryū
suntingKamiizumi tidak mempunyai anak dan meninggalkan properti dan perguruannya ke muridnya yang bernama Yagyū Sekishusai Muneyoshi (柳生 石舟斎 宗厳 1507–1606). Muneyoshi kemudian menjadi kepala perguruan kedua Shinkage-ryū pada tahun 1566, dan selanjutnya mendirikan perguruannya sendiri, Yagyū Shinkage-ryū. Dia dikenal sebagai ahli pedang yang luar biasa, dan menjabat sebagai instruktur anggar shogun Ashikaga pada abad ke-15 dan yang juga shogun terakhir dari dinastinya, Ashikaga Yoshiaki (足利 義昭, 1537–1597). Setelah Muneyoshi memberikan sebuah demonstrasi ke shogun Tokugawa, Tokugawa Hidetada (徳川 秀忠, 1579–1632), dari teknik "mengambil pedang" dengan tangan kosong (mutō-dori) yang sudah dia kembangkan, keluarga Yagyū menjadi instruktur anggar resmi dari keshogunan Tokugawa.
Referensi
sunting- ^ "The History of Shinkageryu". Shinkageryu Hyoho Marobashikai. 2004. Diakses tanggal 2007-03-12.