Flu Spanyol

artikel daftar Wikimedia
Revisi sejak 14 November 2020 06.01 oleh Hanamanteo (bicara | kontrib) (+)


Flu Spanyol, yang juga dikenal dengan pandemi flu 1918, adalah pandemi influenza yang sangat mematikan yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1. Virus ini menjangkiti sekitar 500 juta orang (sepertiga dari populasi dunia pada saat itu) dalam empat gelombang berturut-turut dari Februari 1918 hingga April 1920. Korban meninggal biasanya diperkirakan antara 17 juta dan 50 juta jiwa, dan mungkin mencapai 100 juta jiwa, sehingga pandemi ini menjadi salah satu pandemi paling mematikan dalam sejarah umat manusia.[4][5]

Flu Spanyol
PenyakitInfluenza
Galur virusGalur A/H1N1
LokasiSeluruh dunia
TanggalFebruari 1918 – April 1920[1]
Kasus dicurigai500 juta (perkiraan)[2]
Kematian
17–100 juta (perkiraan)[3]
Kasus yang dicurigai belum dikonfirmasi karena galur ini sedang diteliti di laboratorium. Beberapa galur lain mungkin telah dicegah.

Pengamatan pertama bagi penyakit berikut kematiannya didokumentasikan di Amerika Serikat (di Kansas dan Kota New York), Prancis, Jerman, dan Britania Raya. Untuk menjaga moral, sensor yang diberlakukan selama Perang Dunia I mengecilkan pelaporan awal. Surat kabar bebas melaporkan dampak epidemi di Spanyol yang tidak terdampak, seperti penyakit parah Alfonso XIII dan cerita-cerita ini seolah mengesankan bahwasanya Spanyol sangat terdampak oleh epidemi. Oleh karenanya, penyakit ini dinamakan flu "Spanyol". Data sejarah dan epidemiologi tidak memadai untuk mengidentifikasi dengan pasti asal geografi pandemi, dengan pandangan yang beragam mengenai wilayah.

Kebanyakan wabah influenza menewaskan mereka yang sangat muda dan sangat tua dengan perbandingan yang tidak berimbang, dengan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi bagi mereka yang berada di antaranya, tetapi pandemi flu Spanyol mengakibatkan tingkat kematian yang lebih tinggi dari perkiraan bagi remaja.[6] Ilmuwan menawarkan beberapa penjelasan yang mungkin bagi tingkat kematian yang tinggi semasa pandemi. Beberapa analisis menunjukkan virus itu sangat mematikan karena memicu badai sitokin yang merusak sistem imun yang lebih kuat pada remaja.[7] Analisis yang berlawanan pada 2007 dari jurnal kedokteran dari zaman pandemi menemukan bahwa infeksi virus tidak lebih agresif daripada galur influenza lainnya.[8][9] Sebaliknya, malagizi, kamp medis dan rumah sakit yang penuh, serta higienitas yang buruk, diperparah pula oleh perang pada saat itu, mendorong superinfeksi bakteri. Superinfeksi ini menewaskan sebagian besar korban.[10][11]

Flu Spanyol 1918 adalah pandemi pertama dari dua pandemi yang disebabkan oleh virus influenza A H1N1, manakala pandemi kedua adalah pandemi flu babi 2009.[12]

Etimologi

Meskipun asal geografinya tidak diketahui, penyakit ini disebut flu Spanyol sejak gelombang pertama pandemi.[13][14][15] Spanyol tidak terlibat dalam Perang Dunia I dan tetap netral. Pada saat yang sama, penyensoran pada masa perang juga tidak diberlakukan di sana.[16][17] Oleh karena itu, surat kabar bebas melaporkan dampak epidemi, seperti penyakit parah Raja Alfonso XIII dari Spanyol dan cerita yang tersebar luas ini seolah mengesankan bahwasanya Spanyol sangat terdampak oleh pandemi ini.[18]

Nama lain juga digunakan semasa pandemi. Mirip dengan nama flu Spanyol, banyak di antaranya juga menyinggung asal mula penyakit tersebut. Di Senegal, penyakit ini dinamakan 'flu Brasil' dan di Brasil, penyakit ini dinamakan 'flu Jerman', manakala di Polandia, penyakit ini dikenal dengan 'penyakit Bolshevik'.[19] Di Spanyol sendiri, "Tentara Napoli" digunakan untuk menjuluki flu ini, setelah salah satu penulis libreto menyindir bahwa nomor musik paling populer dari sandiwara itu, Tentara Napoli, sama menariknya dengan flu; Tentara Napoli sendiri ber[unca dari operet tahun 1916 berjudul The Song of Forgetting (La canción del olvido). Kini, 'flu Spanyol' (Gripe Española) adalah nama yang paling banyak digunakan bagi pandemi ini di Spanyol.[20]

Istilah lain bagi virus ini di antaranya "pandemi influenza 1918", "pandemi flu 1918", atau variasi dari kedua istilah itu.[21][22][23]

Sejarah

Garis waktu

Gelombang pertama: awal 1918

Pandemi ini pertama kali dimulai pada 4 Maret 1918 lewat kasus bernama Albert Gitchell, seorang juru masak tentara di Camp Funston, Kansas, United States, despite there likely having been cases before him.[24] The disease had been observed in Haskell County in January 1918, prompting local doctor Loring Miner to warn the US Public Health Service's academic journal.[25] Within days, 522 men at the camp had reported sick.[26] By 11 March 1918, the virus had reached Queens, New York.[27] Failure to take preventive measures in March/April was later criticized.[28]

Referensi

  1. ^ Yang, Wan; Petkova, Elisaveta; Shaman, Jeffrey (2014). "The 1918 influenza pandemic in New York City: age-specific timing, mortality, and transmission dynamics". Influenza and Other Respiratory Viruses. 8 (2): 177–88. doi:10.1111/irv.12217. PMC 4082668 . PMID 24299150. 
  2. ^ Taubenberger & Morens 2006.
  3. ^ Hagemann, Hannah (2 Apr 2020). "The 1918 Flu Pandemic Was Brutal, Killing More Than 50 Million People Worldwide". NPR. Diakses tanggal 24 July 2020. 
  4. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama pmid30202996
  5. ^ Rosenwald, Michael S . (7 April 2020). "History's deadliest pandemics, from ancient Rome to modern America". Washington Post. Diarsipkan dari versi asli  tanggal 2020-04-07. Diakses tanggal 11 April 2020. 
  6. ^ Gagnon A, Miller MS, Hallman SA, Bourbeau R, Herring DA, Earn DJ, Madrenas J (2013). "Age-specific mortality during the 1918 influenza pandemic: unravelling the mystery of high young adult mortality". PLOS ONE. 8 (8): e69586. Bibcode:2013PLoSO...869586G. doi:10.1371/journal.pone.0069586 . PMC 3734171 . PMID 23940526. 
  7. ^ Barry 2004b.
  8. ^ MacCallum WG (1919). "Pathology of the pneumonia following influenza". JAMA: The Journal of the American Medical Association. 72 (10): 720–23. doi:10.1001/jama.1919.02610100028012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 January 2020. Diakses tanggal 16 August 2019. 
  9. ^ Hirsch, Edwin F.; McKinney, Marion (1919). "An epidemic of pneumococcus broncho-pneumonia". Journal of Infectious Diseases. 24 (6): 594–617. doi:10.1093/infdis/24.6.594. JSTOR 30080493. 
  10. ^ Brundage JF, Shanks GD (December 2007). "What really happened during the 1918 influenza pandemic? The importance of bacterial secondary infections". The Journal of Infectious Diseases. 196 (11): 1717–18; author reply 1718–19. doi:10.1086/522355 . PMID 18008258. 
  11. ^ Morens DM, Fauci AS (April 2007). "The 1918 influenza pandemic: insights for the 21st century". The Journal of Infectious Diseases. 195 (7): 1018–28. doi:10.1086/511989 . PMID 17330793. 
  12. ^ "La Grippe Espagnole de 1918" (dalam bahasa Prancis). Institut Pasteur. Diarsipkan dari versi asli (Powerpoint) tanggal 17 November 2015.  (also here, requires Flash player)
  13. ^ Dave Roos (3 March 2020). "Why the Second Wave of the 1918 Spanish Flu Was So Deadly". History.com. Diakses tanggal 23 July 2020. 
  14. ^ Porras-Gallo & Davis 2014, hlm. 51.
  15. ^ Galvin 2007.
  16. ^ "Spanish flu facts". Channel 4 News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 January 2010. 
  17. ^ Anderson, Susan (29 August 2006). "Analysis of Spanish flu cases in 1918–1920 suggests transfusions might help in bird flu pandemic". American College of Physicians. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 November 2011. Diakses tanggal 2 October 2011. 
  18. ^ Barry 2004, hlm. 171.
  19. ^ Spinney 2018, hlm. 58.
  20. ^ Landgrebe, Phillip (29 December 2018). "100 Years After: The Name of Death". historycampus.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2020. Diakses tanggal 16 August 2020. 
  21. ^ "Pandemic influenza: an evolving challenge". World Health Organization. 22 May 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 March 2020. Diakses tanggal 20 March 2020. 
  22. ^ "Influenza pandemic of 1918–19". Encyclopaedia Britannica. 4 March 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 March 2020. Diakses tanggal 20 March 2020. 
  23. ^ Chodosh, Sara (18 March 2020). "What the 1918 flu pandemic can teach us about COVID-19, in four charts". PopSci. Diakses tanggal 20 March 2020. 
  24. ^ Spinney, Laura (2018). Pale rider: the Spanish flu of 1918 and how it changed the world. Vintage. hlm. 36. ISBN 978-1-78470-240-3. OCLC 1090305029. 
  25. ^ Barry, John M (2004-01-20). "The site of origin of the 1918 influenza pandemic and its public health implications". Journal of Translational Medicine. 2 (1): 3. doi:10.1186/1479-5876-2-3. ISSN 1479-5876. PMC 340389 . PMID 14733617. 
  26. ^ "1918 Flu (Spanish flu epidemic)". Avian Bird Flu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 May 2008. 
  27. ^ Sheidlower, Noah (2020-03-17). "How NYC Survived the 1918 Spanish Flu Pandemic". Untapped New York (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-08. 
  28. ^ Billings 1997.

Daftar pustaka

  • Barry, John M. (2004). The Great Influenza: The Epic Story of the Greatest Plague in History. Viking Penguin. ISBN 0-670-89473-7. 
  • Crosby, Alfred W. (1990). America's Forgotten Pandemic: The Influenza of 1918. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-38695-0. 
  • Johnson, Niall (2006). Britain and the 1918-19 Influenza Pandemic: A Dark Epilogue. London and New York: Routledge. ISBN 0-415-36560-0. 
  • Johnson, Niall (2003). "Measuring a pandemic: Mortality, demography and geography". Popolazione e Storia: 31–52. 
  • Johnson, Niall (2003). "Scottish 'flu – The Scottish mortality experience of the "Spanish flu". Scottish Historical Review. 83 (2): 216–226. 
  • Johnson, Niall (2002). "Updating the accounts: global mortality of the 1918–1920 'Spanish' influenza pandemic". Bulletin of the History of Medicine. 76: 105–15. 
  • Mendes, Shawn (1998). The Great Pandemic of The Greatest Plague in History
  • Kolata, Gina. Flu: The Story of the Great Influenza Pandemic of 1918 and the Search for the Virus That Caused It (1999) ISBN 0-374-15706-5
  • Little, Jean (2007). If I Die Before I Wake: The Flu Epidemic Diary of Fiona Macgregor, Toronto, Ontario, 1918. Dear Canada. Markham, Ont.: Scholastic Canada. ISBN 9780439988377. 
  • Noymer, Andrew (2000). "The 1918 Influenza Epidemic's Effects on Sex Differentials in Mortality in the United States". Population and Development Review. 26 (3): 565–581. ISSN 0098-7921. 
  • Oxford JS, Sefton A, Jackson R, Innes W, Daniels RS, Johnson NP (2002). "World War I may have allowed the emergence of "Spanish" influenza". The Lancet infectious diseases. 2 (2): 111–4. PMID 11901642. 
  • Oxford JS, Sefton A, Jackson R, Johnson NP, Daniels RS (1999). "Who's that lady?". Nat. Med. 5 (12): 1351–2. doi:10.1038/70913. PMID 10581070. 
  • Phillips, Howard (2003). The Spanish Flu Pandemic of 1918: New Perspectives. London and New York: Routledge. 
  • Rice, Geoffrey W. (1993). "Pandemic Influenza in Japan, 1918-1919: Mortality Patterns and Official Responses". Journal of Japanese Studies. 19 (2): 389–420. ISSN 0095-6848. 
  • Rice, Geoffrey W. (2005). Black November: the 1918 Influenza Pandemic in New Zealand. Canterbury University Press. ISBN 1-877257-35-4. 
  • Tumpey TM, García-Sastre A, Mikulasova A; et al. (2002). "Existing antivirals are effective against influenza viruses with genes from the 1918 pandemic virus". Proc. Natl. Acad. Sci. U.S.A. 99 (21): 13849–54. doi:10.1073/pnas.212519699. PMID 12368467. 

Pranala luar