Serang, Petarukan, Pemalang
Serang adalah desa di kecamatan Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Serang diambil dari nama leluhur desa. Yaitu "Raden Ayu Samar Sereb Silo Serang".
Serang | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Kabupaten | Pemalang |
Kecamatan | Petarukan |
Kode pos | 52362 |
Kode Kemendagri | 33.27.10.2005 |
Luas | ... km² |
Jumlah penduduk | ... jiwa |
Kepadatan | ... jiwa/km² |
Sejarah:
Serang adalah nama seorang leluhur desa,dengan nama asli "Raden Ayu Samar Sereb Silo Serang" dari Dukuh Njimat Kesesirejo (Bodeh).Beliau adalah saudara perempuan dari Mbah Joko Ripo,Mbah Bahurekso & Mbah Suro.Cucu dari Mbah Cempaluk dan keponakan dari Sunan Kalijaga.
Ketika Belanda mulai masuk ke Jawa Mbah Bahurekso,Mbah Samar dan Mbah Suro pergi ke Keraton Surakarta untuk menemui Mbah Joko. Akan tetapi sesampainya di sana ternyata keraton sudah dikuasai Belanda, "Samar..Suro kalian kembalilah ke Padukuhan Njimat Kesesirejo menemui Mbah Cempaluk dan Sunan Kalijaga untuk mengabarkan ini,saya dan Mbah Joko menetap di sini untuk sementara waktu." kata Mbah Bahurekso.
Sesampainya mereka di Padukuhan Njimat,Mbah Cempaluk dan Sunan Kalijaga memberi wasiat kepada Mbah Samar & Mbah Suro. "Samar..Suro kalian harus mencari tanah merdeka,Samar kamu pergilah ke Padukuhan Sigrumung Petarukan dan mengganti namamu menjadi Raden Ayu Samar Sereb Silo SERANG,kamu Suro pergilah kamu ke Padukuhan Bonagung Tegal Arum dan ganti namamu menjadi Mbah Suro Bonagung".
Sejak saat itu Mbah Serang menetap dan mempertahankan daerah tersebut dari gangguan bangsa kulit putih,yang sekarang dikenal dengan nama Desa Serang.
Mbah Serang juga mempunyai pusaka yg terkenal yaitu Kenthongan,dimana setiap kenthongan tersebut berbunyi artinya akan datang sebuah musibah.Kenthongan itu sendiri merupakan pemberian dari Mbah Bahurekso yang terbuat dari pucuk Pohon Jatisari,kayu sisa dari pembuatan Perahu Kolodito,selain kenthongan ia juga punya pusaka peninggalan orang tuanya yaitu seekor Burung Perkutut,Bende,Poci dan Patean.
Keberadaanan makam mbah serang sendiri tidak diketahui,namun sebuah makam di TPU Dusun Mranti dipercaya sebagai petilasan Mbah Serang.
Topografi:
Desa Serang berada di dataran rendah dengan ketinggian kurang lebih 10 MDPL dengan bentang alam berupa hamparan persawahan yang luas mengelilinginya.
Pembagian dusun:
- Kdokanjatijati
- Mranti
- Gayang
- Mbah Santri
- Talkondho
- Situmpeng.
Batas desa:
- Utara:Kel.Petarukan
- Timur: Desa Petanjungan
- Selatan: Desa Sitemu
- Barat: Desa Pedurungan.
Sarana penunjang:
- Terdapat 2 buah masjid ( Masjid Ar-Rodiyah di Kedokan Jati dan Masjid Baiturrahman di Mbah Santri)
- 4 sekolah dasar (SDN 01;02;03;04 Serang)
- 2 taman kanak-kanak (TK Pertiwi 01 & 02),1 polindes
- 4 Tempat pemakaman umum (TPU Mbah Damen-dsn.Kedokan Jati,TPU Mbah Serang-dsn.Mranti,TPU Ngrupak-dsn.Gayang & TPU dsn.Situmpeng) dan sebuah lapangan olahraga.
Disini juga terdapat Sub.Stasiun Petarukan (PT.KAI Daops IV Semarang) yang sudah tidak melayani penumpang. Desa ini dibelah oleh sebuah sungai yaitu Kali Jati yang mengalir di tengah desa.
Kependudukan:
Mayoritas penduduknya adalah orang jawa,bahasa yang digunakan sehari-hari adalah dialek Bahasa Jawa Ngapak khas Pemalang kecuali Dusun Kedokanjati yg berdialek Bahasa Jawa wétanan karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Kelurahan Petarukan. Mata pencaharian penduduknya adalah petani,pengrajin ATBM,peternak,pedagang dll.