Insiden Ghulja

Revisi sejak 5 Januari 2022 23.14 oleh Bennylin (bicara | kontrib) (~cat)

Insiden Ghulja (Hanzi: 伊宁事件; Pinyin: Yīníng Shìjiàn, yang juga disebut sebagai Pembantaian Ghulja[1]) was the culmination of the Ghulja protests of 1997, a series of demonstrations[2] di kota Ghulja (yang dikenal sebagai Yining (伊宁) dalam bahasa Tionghoa) di kawasan otonomi Xinjiang Tiongkok (RRT) yang dimulai pada awal Februari 1997.

Insiden Ghulja
Tanggal3-5 Februari 1997
LokasiGhulja, Xinjiang, Tiongkok
Sebab
TujuanKemerdekaan Uighur
MetodeProtes, pemberontakan
HasilProtes diredam
Pihak terlibat
Aktivis kemerdekaan Uighur
Jumlah
Tidak diketahui
Tidak diketahui
Jumlah korban
Korban jiwa
  • 9 (laporan resmi)
  • 100+ (laporan pembangkang)
Tertawan1,600+ (laporan pembangkang)
Ghulja adalah ibu kota Prefektur Otonomi Kazakh Ili

Portes merebak karena berita eksekusi 30 aktivis kemerdekaan Uighur[3] serta penekanan terhadap upaya membangkitkan uncur-uncur budaya Uighur tradisional, termasuk pertemuan tradisional yang dikenal sebagai meshrep.[4] Pada 5 Februari 1997, setelah dua hari protes dimana para pemprotes berpawai sambil meneriakkan "Allahu Akbar" dan "Xinjiang merdeka",[5] dan dikabarkan ditindak menggunakan siraman air, dan gas air mata,[6] demonstrasi diredam oleh Tentara Pembebasan Rakyat menggunakan senjata api.[6] Laporan resmi menyatakan bahwa jumlah korban tewasnya adalah 9 orang[7] sementara laporan-laporan pembangkang memperkirakan jumlah korban tewas sejumlah lebih dari 100[3] dan bahkan 167.

Akibat

Menurut sumber-sumber pembangkang, sekitar 1,600 orang[3] ditangkap atas dakwaan berupaya untuk "memisahkan diri dari tanah akhir", melakukan aktivitas kejahatan, aktivitas keagamaan fundamental, dan aktivitas kontra-revolusiner, setelah penekanan[8] yang terjadi bertahun-tahun setelah insiden di Xinjiang, terutama terhadpa orang-orang Uighur. Rebiya Kadeer, yang menyaksikan Insiden Ghulja, kemudian menjadi pemimpin Kongres Uighur Sedunia.

Lihat pula

Referensi