Warih Wisatsana
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada September 2016. |
Warih Wisatsana (lahir 20 April 1965) adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia. Sejak muda sudah mengakrabi dunia sastra. Karya-karyanya dalam bentuk puisi banyak dimuat oleh media massa dan antologi. Atas dedikasi dan prestasinya, Warih menerima beberapa penghargaan, salah satu di antaranya adalah Bung Hatta Awards (1994).[1][2][3]
Latar belakang
Saat duduk di bangku SMP dan SMA, ia sudah menulis puisi. Pergaulannya dengan puisi terus berjalan seiring dengan dihabiskannya masa remaja di beberapa kota, Pontianak dan Klaten. Ketika memasuki Bali awal tahun 1980-an, kecintaannya pada puisi makin bertumbuh. Sebagai penyair yang lahir di Cimahi, tapi kepenyairannya lahir di Bali. saat ia bergabung bersama Komunitas Sanggar Minum Kopi yang membuatnya lebih dekat dengan dunia sastra. Di sanggar itulah ia bergaul dengan para seniman. Dari merekalah ia memperoleh pengalaman mengeksplorasi diri, sekaligus menjadikan sebagai kesadaran bersama. Spirit tradisi dan seni di Bali yang pada saat bersamaan harus berhadapan dengan tawaran modernisasi disadari Warih menjadi kekuatan baginya untuk menempa kepekaannya terhadap dunia, sekaligus mempertegas keinginannya untuk memberikan diri sepenuhnya menjadi seorang penyair.[4][5]
Sekitar tahun 1983-1984, Warih menentukan pilihan hidupnya sebagai penyair. Pertemuannya dengan penyair senior Umbu Landu Paranggi ketika masih bekerja sebagai wartawan di Bali Post semakin memantapkan pilihannya pada puisi yang menjadi bekal pada penciptaan karya-karyanya. Puisi-puisi Warih memiliki kekuatan diksi dan rima pada tiap-tiap bagiannya. Ia mempublikasikan karya-karyanya ke berbagai massa, jurnal, serta beberapa antologi.[6]
Karya
- The Ginseng (1993)
- Taksu (1993)
- Sahayun (1994)
- Puisi Pemuda Surabaya (1994)
- Cerita dari Hutan Bakau (1994)
- Buku Puisi WR Supratman (1995)
- Takbir Para Penyair (1995)
- The Poets Chant (1995)
- Dari Negeri Bayang-Bayang (1996)
- Bonsai’s Morning (1996)
- Amsal Sebuah Patung (1997)
- Gerbong (1998)
- Utan Kayu Tafsir dalam Permainan (1998)
- Bunga Rampai Puisi Bali (1999)
- Managerie 4 (2000)
- Horison Sastra Indonesia (2001)
- Rantau dan Renung II (KPG dan Forum Jakarta – Paris, 2002)
- Ikan Terbang Tak Berkawan (2003)
- May Fire and Other Poems (Tiga Bahasa, Lontar, 2015)
- Kota Kita (2018)
- Batu Ibu (2019)
Penghargaan
- Taraju Award (1994)
- Bung Hatta Award (1994)
- Piagam Penghargaan Menteri Lingkungan Hidup (1994)
- Borobudur Award (1996)
- Kelautan Award (1997)
- Penghargaan Sih (2004)
- Lima Besar Kusala Sastra Khatulistiwa (2018), Kumpulan Puisi "Batu Ibu" (KPG)
- Buku Puisi Rekomendasi Tempo (2018), Kumpulan Puisi "Kota Kita" (Sahaja Sehati)
- Lima Besar Buku Puisi Pilihan Anugerah Hari Puisi (2018), Kumpulan Puisi "Kota Kita" (Sahaja Sehati)
- Anugerah Seni Bali Jani Nugraha, Pemerintah Provinsi Bali (2020)
Referensi
- ^ Website resmi Taman Ismail Marzuki Diarsipkan 2015-09-24 di Wayback Machine., diakses 28 Februari 2015
- ^ Literary Binnale Komunitas Salihara Diarsipkan 2015-04-02 di Wayback Machine.,diakses 28 Februari 2015
- ^ Website resmi Bung Hatta Awards
- ^ Puisi Kompas, diakses 28 Februari 2015
- ^ Karya Puisi Diarsipkan 2015-04-02 di Wayback Machine., diakses 28 Februari 2015
- ^ Sastra Indonesia, diakses 28 Februari 2015