Kamus Besar Bahasa Indonesia (atau disingkat KBBI) adalah kamus ekabahasa resmi bahasa Indonesia yang disusun oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan diterbitkan oleh Balai Pustaka. Kamus ini menjadi acuan tertinggi bahasa Indonesia yang baku, karena merupakan kamus bahasa Indonesia terlengkap dan paling akurat yang pernah diterbitkan oleh penerbit yang memiliki hak paten dari pemerintah Republik Indonesia yang dinaungi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Kamus dengan sejarah yang panjang ini, berasal dari empat sumber. Dimulai dari Kamus Indonesia yang disusun oleh E. St. Harahap pada tahun 1942, Kamus Moderen Bahasa Indonesia yang disusun oleh Sutan Mohammad Zain pada tahun 1954, Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh W.J.S. Poerwadarminta pada tahun 1953, dan Kamus Besar Indonesia oleh Pusat Bahasa pada tahun 1969.[1][2]

KBBI memiliki banyak fungsi dalam kehidupan masyarakat saat ini, salah satunya adalah untuk memperkaya kosakata baru.

Sejarah

Sejarah KBBI bermula dari Kamus Indonesia pada tahun 1942 yang disusun oleh E. St. Harahap, karena pada masa itu terdapat larangan Jepang untuk menggunakan Kitab Arti Logat Melayu.[3] Lalu pada tahun 1954, Kamus Moderen Bahasa Indonesia yang disusun oleh Sutan Mohammad Zain, seorang guru besar dari Universitas Nasional Jakarta. Kamus dengan tebal 896 halaman ini, diterbitkan oleh Penerbit Grafika Jakarta.[2]

Lalu Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), karya W.J.S. Poerwadarmin­ta, diterbit pada tahun 1953.[4] Kamus ini diterbit oleh Lembaga Penyelidikan Bahasa dan Kebudayaan Universitas Indonesia, lembaga resmi yang mengurus masalah kebahasaan.[2] Lembaga Bahasa Nasional menyusun kamus bahasa Indonesia “generasi baru”, yaitu Kamus Bahasa Indonesia (KBI), disusun oleh tim perkamusan di bawah pimpinan Sri Sukesi Adiwimarta. Penyusunan kamus tersebut dimulai pada akhir tahun 1974 dan diterbitkan pada 1983.[2]

Kamus Bahasa Indonesia awalnya ingin dijadikan sebagai kamus besar atau kamus baku oleh para ahli bahasa Indonesia, namun belum dianggap memenuhi kriteria.[2] Oleh karena itu, Pusat Bahasa membentuk sebuah tim yang dipimpin oleh Anton M. Moeliono sebagai penyunting penyelia, bertugas untuk menyusun sebuah kamus besar. Penerbitan KBBI dilakukan saat Kongres Bahasa Indonesia V pada 28 Oktober 1988.[5]

Terbitan

Ada lima edisi pada KBBI. KBBI Edisi pertama merupakan edisi paling awal, tepat ketika KBBI diterbitkan untuk pertama kalinya saat Kongres Bahasa Indonesia V pada tahun 28 Oktober 1998,[5] memuat kurang lebih 62.000 lema. Kamus ini dicetak sekaligus direvisi sebanyak empat kali, yakni pada tahun 1988, 1989, 1990, dan 1990.[5] Hingga pada tahun 1991, KBBI revisi untuk pertama kali, yaitu KBBI Edisi kedua yang memuat 72.000 lema.[6]

KBBI Edisi ketiga diterbit pada tahun 2005. Kamus ini memuat 78.000 lema.[6] Menurut Dr. Dendy Sugono, Kepala Pusat Bahasa, kamus ini masih terasa banyak sekali kosakata yang belum masuk. Tetapi karena KBBI merupakan kamus umum yang berisikan kosakata umum, KBBI tidak memuat kosakata dengan berbagai istilah. Untuk penggunaan kamus bidang ilmu tertentu Pusat Bahasa juga memiliki kamus istilah.[7]

KBBI Edisi keempat diterbit pada tahun 2008, dan kamus ini memuat lebih dari 90.000 lema.[6] Pada edisi ini, KBBI diperkaya kosakata yang berasal dari kamus istilah, pada edisi ini kamus disusun berdasarkan paradigma.

Edisi kelima (2016)

Edisi kelima resmi diluncurkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy pada 28 Oktober 2016. Pada edisi ini, KBBI memuat lebih kurang 108.000 lema[8] (110.538 per April 2019[9] yang versi cetaknya setebal 2.040 halaman, hampir dua kali lipat versi sebelumnya, 1.400-an halaman.

Pemutakhiran

Kamus Besar Bahasa Indonesia versi cetak akan dimutakhirkan setiap 5 tahun sekali, sedangkan versi daring akan dimutakhirkan setiap 6 bulan sekali.[10]

Saat ini, kamus yang dipakai merupakan KBBI Edisi V, yang memuat kurang lebih 108.000.[6]

Rujukan

  1. ^ "Mengenal Lebih Jauh KBBI, Dari Sejarah Sampai Proses Masuknya Sebuah Kata". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-03-04. 
  2. ^ a b c d e "Sejarah Kamus Besar Bahasa Indonesia". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.  "Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S. Poerwadarminta terbit pertama kali tahun 1953."
  3. ^ Lindayani, Lilik Rita. "Pemanfaatan KBBI Online dan Upaya Menghindari Kontroversi Pemaknaan Bahasa Tulis pada Media Sosial": 5.  line feed character di |title= pada posisi 46 (bantuan)
  4. ^ Poerwadarminta;, W. J. S. (2005). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga (2005) (dalam bahasa Indonesia). Balai Pustaka. ISBN 978-979-666-291-3. 
  5. ^ a b c Liputan6.com (2017-04-08). "KOLOM BAHASA: Sejarah Perkembangan KBBI". liputan6.com. Diakses tanggal 2022-03-04. 
  6. ^ a b c d "Perkembangan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)". 
  7. ^ (Indonesia) Majalah Media Watch Habibie Center, no 49/15. Edisi 15 September-15 Oktober 2006. Artikel: Penggunaan Bahasa dalam Media. Hal 29
  8. ^ Perkembangan Kamus Besar Bahasa Indonesia
  9. ^ Sejarah Perkembangan KBBI
  10. ^ Badan Bahasa: KBBI V Akan Terus Diperbaiki dan Dimutakhirkan

Buku

Pranala luar