Gerep Rugha Manuk

Revisi sejak 7 Februari 2023 08.37 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (top: pembersihan kosmetika dasar, replaced: {{Yatim → {{orphan)

Gerep Rugha Manuk adalah sebuah tradisi yang masih ada di wilayah tempat tinggal penduduk Suku Besi Beo Wajur-Kolang, di Kabupaten Manggarai sebelah Barat. "Gerep" berarti menginjak, "Rugha" berarti telur, "Manuk" berarti ayam. (Dalam Bahasa Indonesia artinya: "menginjak telur ayam"). Masyarakat di Manggarai Raya adalah penganut budaya Patrilineal sehingga seorang wanita sebelum masuk rumah keluarga lelaki, harus melaksanakan ritual ini. Tanpa ritual ini seorang wanita dianggap belum sah menjadi istri meskipun telah dilakukan pernikahan secara agama. Adapun beberapa rangkaian acara yang harus dilaksanakan dalam ritual Gerep Rugha Manuk yaitu: Tabuhan Gong Gendang. Hal ini merupakan tanda bahwa ada seseorang dari suku lain (wanita) yang akan masuk dalam lingkaran keluarga pria dalam sistem patrilineal; Podo ke Rumah Adat. Para tetua adat sudah menunggu wanita dengan telur ayam yang dibungkus dengan dedaunan dan diletakkan di tanah. Puncak dari ritual ini adalah Tempang Pitak. Tempang berarti membersihkan, Pitak berarti kotoran dalam adat istiadat.[1]

Tautan Referensi

  1. ^ Makur, Markus. Asdhiana, I Made, ed. "Tradisi Gerep Rugha Manuk, Warisan Leluhur Orang Kolang di Flores". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-08-22.