Anjing-Anjing Geladak

film Indonesia tahun 1972
Revisi sejak 12 Maret 2023 14.42 oleh 140.213.226.224 (bicara)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Anjing-Anjing Geladak adalah Film Indonesia karya Nico Pelamonia yang dibintangi oleh Sandy Suwardi Hassan, WD Mochtar, Sjuman Djaya, Widyawati, Frank Rorimpandey, Rina Hassim, Sofia WD, Ami Priyono, Tina Melinda, Alam Surawidjaja, Masito Sitorus, Ruslan Basri.

Anjing Anjing Geladak
Poster Film
SutradaraNico Pelamonia
ProduserTuti Mutiara
Ditulis olehSjuman Djaya
PemeranSandy Suwardi Hassan
WD Mochtar
Sjuman Djaya
Widyawati
Frank Rorimpandey
Rina Hassim
Sofia WD
Ami Priyono
Tina Melinda
Nico Pelamonia
Alam Surawidjaja
Pierre Hamid
August Purnama
Masito Sitorus
Ruslan Basri
Penata musikIdris Sardi
Frank Rorimpandey
Ruslan Basri
Nico Pelamonia
PenyuntingJanis Badar
DistributorPT Tuti Mutiara Film
Tanggal rilis
1972
Durasi127 menit
Negara Indonesia
BahasaIndonesia

Sinopsis

sunting

Maulana (Frank Rorimpandey) disuruh ibunya mencari kakaknya, Makbul (Sandy Suwardi Hassan), di Jakarta. Karena tak jelas alamat Makbul, Maulana tetap mencari sambil berusaha hidup dengan menguasai sebuah pelataran parkir. Makbul sendiri, setelah berhasil membunuh sebuah gerombolan penyelundup, direkrut oleh organisasi penyelundup itu. Ia tak tahu siapa pemimpin tertinggi organisasi ini. Ia hanya berhubungan dengan Wongso (Ami Priyono) yang memberinya tugas.Kehidupannya membaik. Ia berjanji akan membawa pulang dan menikahi pacarnya, Lastri (Rina Hassim), seorang pelacur, bila telah mendapat uang sekoper. Suatu hari Maulana melihat Makbul lewat, maka dengan motor curian dikejarnya kakaknya. Tak!ketemu, ia malah ditangkap polisi, namun kemudian diberi tahu tempat kakaknya dan dilepaskan dengan janji membawa kakaknya yang memang tengah dikuntit terus, untuk menggulung seluruh organisasi narkotik itu. Sejak awal sosok intel (Nico Pelamonia) ini memang muncul sekejap-sekejap di tempat penting dan baru muncul penuh di akhir film. Di tengah perjalanan dua kakak-beradik ini, muncul pula di Jakarta adik mereka, Mauli (Widyawati), yang setelah bekerja di rumah makan, akhirnya jadi pembantu di sebuah rumah mewah dan digagahi oleh tuan rumah, Iwan (Sjuman Djaya). Ini dikisahkannya setelah hampir saja jatuh ke tempat pelacuran, di mana Lastri dan Makbul tinggal. Saat itu pula Makbul tahu, bahwa uang kiriman ke ibunya tak pernah sampai. Maka berangkatlah Makbul menuntut balas. Wongso dihabisi. Dari tempat ini ia tahu jaringan organisasi itu sampai ke pucuk pimpinannya, Iwan. Setelahmembunuh Iwan, uang sekoper berhasil diperoleh, meski sudah diperingatkan Maulana bahwa polisi pasti datang. Ia melarikan pacar dan adik-adiknya pulang, meski dalam keadaan luka parah dan meninggal akibat tembak-tembakan dengan polisi yang terus menguntitnya. Kisah berakhir saat Makbul memeluk ibunya sambil menenteng uang sekoper dan dikelilingi polisi.

Pemeran

sunting

Pranala luar

sunting