Sonar

Revisi sejak 1 April 2023 17.41 oleh Rudiwaka (bicara | kontrib) (+{{Sistem senjata angkatan laut}})

Sonar (Singkatan dari bahasa Inggris: sound navigation and ranging), merupakan istilah Amerika yang pertama kali digunakan semasa Perang Dunia, yang berarti penjarakan dan navigasi suara, adalah sebuah teknik yang menggunakan penjalaran suara dalam air untuk navigasi atau mendeteksi kendaraan air lainnya. Sementara itu, Inggris punya sebutan lain untuk sonar, yakni ASDIC (Anti-Submarine Detection Investigation Committee).

Cara kerja

 
AN-PQS 2A hand held sonar

Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi objek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan komersial, keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut.

Cara kerja perlengkapan sonar adalah dengan mengirim gelombang suara bawah permukaan dan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Data suara dipancar ulang ke operator melalui pengeras suara atau ditayangkan pada monitor.

Sejarah

Munculnya sonar tak bisa dilepas dari rintisan tokoh seperti Daniel Colloden yang pada tahun 1822 menggunakan lonceng bawah air untuk menghitung kecepatan suara di bawah air di Danau Geneva, Swiss. Ini kemudian diikuti oleh Lewis Nixon, yang pada tahun 1906 menemukan alat pendengar bertipe sonar pertama untuk mendeteksi puncak gunung es. Minat terhadap sonar makin tinggi pada era Perang Dunia I, yaitu ketika ada kebutuhan untuk bisa mendeteksi kapal selam.

Dalam perkembangan selanjutnya ada nama Paul Langevin yang tahun 1915 menemukan alat sonar pertama untuk mendeteksi kapal selam dengan menggunakan sifat-sifat piezoelektrik kuartz. Meski tak sempat terlibat lebih jauh dalam upaya perang, karya Langevin berpengaruh besar dalam desain sonar.

Jenis sonar

Sonar pasif

Sonar pasif sebenarnya lebih mengarah ke sistem hidroakustik yang ada pada kapal, sehingga tidak ada sinyal yang dikirim keluar. Artinya suara-suara di bawah laut ditangkap oleh alat sensitif dan didengarkan oleh operator di dalam kapal. Operator yang berpengalaman dapat membedakan suara baling-baling kapal dari kapal selam, kapal perusak, maupun kapal kargo.

Akan tetapi sonar jenis ini artinya semua suara di bawah laut dapat terdengar yang artinya operator yang tidak kompeten akan mengira suara baling-balingnya sendiri sebagai suatu ancaman.

Pada sistem sonar pasif modern, ada bank data sonik (sumber bunyi) yang besar. Sistem komputer menggunakan bank data tadi untuk mengenali kelas kapal, juga aksinya (kecepatan atau senjata yang ditembakkan).

Sonar aktif

Pada tahun 1918 Inggris dan Amerika Serikat membuat sistem aktif, dimana sinyal dikirim dan diterima kembali dan bernama Sonar Aktif atau yang dikenal juga dengan ASDIC (Anti Submarine Division / Allied Submarine Detection Investigation Committee). Sonar ini merupakan perangkat yang menembakkan suara untuk mendeteksi keberadaan suatu objek bawah air. Sonar jenis ini mengeluarkan bunyi "ping" dan semakin dekat dengan target maka bunyi nya akan semakin intensif. Sonar aktif juga dapat digunakan untuk mengukur kedalaman perairan dibawah lunas kapal. Untuk mengukur kedalaman digunakan sonar dengan frekuensi kecil agar dapat mengukur jarak yang jauh.

ASDIC sendiri memiliki beragam frekuensi suara. Semakin besar frekuensi maka akan semakin pendek jarak yang ditempuh akan tetapi semakin bagus resolusinya. Karena perbedaan frekuensi ini maka ada beberapa material yang bisa menyerap sebagian suara dari frekuensi tertentu. Material ini dapat digunakan untuk pelapis kapal selam agar tidak mudah terdeteksi ASDIC (mislakan logam akan memantulkan frekuensi 10 kHz sedangkan material A tidak, maka material A dapat dijadikan pelapis lambung kapal selam)

Bagi kapal selam modern, mengaktifkan perangkat ASDIC sama saja bunuh diri karena bunyi "ping" dapat terdengar jelas bahkan tanpa perangkat hidrofon sekalipun.

Lihat pula