Panel surya atap

Revisi sejak 4 Mei 2023 11.23 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Panel surya atap atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap adalah panel surya yang didesain untuk digunakan sebagai atap bangunan layaknya atap biasa, selain fungsinya sebagai pengubah energi matahari menjadi listrik. Terdapat beberapa jenis panel surya atap, di antaranya adalah panel yang terdiri atas gabungan beberapa panel surya biasa, panel yang terbuat dari sel surya yang lebih tipis sehingga lebih fleksibel dan pemilihan ukurannya lebih mudah, dan panel yang menggunakan teknologi tradisional berbahan silikon.

Panel surya atap pada sebuah bangunan

Sejarah

sunting

Panel surya dipatenkan pada tahun 1976 oleh NASA[1] dan tersedia untuk umum sejak 2005.[2] Teknologi baru panel surya atap dibuat dan dipasarkan oleh perusahaan Dow Chemical pada tahun 2009.[3][4] Pada bulan Oktober 2016, Tesla turut membuat panel surya atap.[5]

Dekskripsi

sunting

Panel surya atap terpasang pada bangunan dan telihat seperti atap bangunan biasa. Material yang digunakan untuk atap ini adalah panel sel surya, modul pengatur daya, baterai, sarana pengguna seperti lampu, TV, pompa air dan lain-lain.[6] Panel surya atap memanfaatkan matahari sebagai sumber tenaga untuk menghasilkan listrik dengan teknologi fotovoltaik yang awalnya digunakan di satelit ruang angkasa.[7] Setiap panel terdiri dari sel fotovoltaik yang menyerap cahaya matahari dan mengubahnya menjadi listrik. Setiap sel berisi jenis bahan yang disebut semikonduktor. Salah satu jenis semikonduktor yang paling sering digunakan untuk sel fotovoltaik adalah silikon. Ketika cahaya matahari mengenai panel surya, sebagian dari cahaya ditangkap dalam semikonduktor silikon. Semikonduktor lalu mengandung energi dan elektron energi dilepaskan dan bergerak bebas. Selanjutnya, elektron-elektron yang mengalir bebas ini diproses oleh medan atau bidang listrik sel fotovoltaik dan dipaksa untuk mengalir ke arah yang sama. Ini menciptakan arus yang dapat digunakan untuk daya listrik.[8]

Panel surya atap kebanyakan berwarna gelap, biru keunguan atau hitam. Tesla Solar telah mengembangkan atap dalam banyak gaya agar lebih estetis. Pada tahun 2018, Tesla menawarkan panel bergaya batusabak dan atap tuskan.[9] Tesla telah telah mengadakan uji coba dan menyatakan bahwa produknya lebih tahan terhadap bencana daripada atap tradisional.[10]

Banyak orang memilih memasang panel surya atap dibandingkan panel surya biasa karena dualitas fungsinya sebagai pelindung bangunan dan juga penghasil energi.[11] Selain itu, harga untuk pemasangan panel surya bisa lebih murah dibandingkan pemasangan sel surya biasa atau setidaknya lebih murah dibandingkan dengan total biaya pemasangan atap biasa dan panel surya biasa.[12][13]

Ketersediaan

sunting

Di Amerika Serikat

sunting

Di Amerika Serikat, beberapa perusahaan menawarkan pemasangan panel atap surya, di antaranya CertainTeed,[14] Forward Inc.,[15] SunTegra Solar Roof Systems,[16] dan Tesla.[17] Untuk meningkatkan minat masyarakat memasang panel surya, termasuk panel surya atap, Kongres Amerika Serikat menetapkan pengurangan pajak sebesar 30 persen terhadap pemasangan sistem panel surya dalam kebijakan Investment Tax Credit (ITC) Sesi 303 halaman 2005 pada tahun 2016.[18][19]

Di Indonesia

sunting

Pada 13 September 2017, Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian, BPPT bersama beberapa organisasi mendeklarasikan "Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap". Tujuan deklarasi ini yaitu tercapainya 23% penggunaan energi baru dan terbarukan pada tahun 2025, dengan cara mendorong dan mempercepat pembangunan pembangkit listrik surya atap di perumahan, fasilitas umum, gedung perkantoran dan pemerintahan, bangunan komersial, dan kompleks industri hingga menghasilkan daya listrik sebesar GigaWatt sebelum tahun 2020.[20]

Regulasi mengenai panel surya atap di Indonesia terdapat dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 49 tahun 2018 tentang Penggunaan Sistem PLTS Atap.[21] Peraturan Menteri tersebut berisi ketentuan umum, penggunaan panel surya atap, perhitungan ekspor dan impor energi listrik dari sistem panel surya atap, pembangunan dan pemasangan sistem panel surya atap, pelaporan, ketentuan lain dan ketentuan peralihan. Dalam aturan ini, kapasitas Sistem PLTS Atap dibatasi paling tinggi 100% dari daya tersambung konsumen PLN. Kelebihan tenaga listrik yang dihasillkan oleh PLTS Atap akan diekspor ke PLN dan konsumen bisa menggunakan deposit energi untuk mengurangi tagihan listrik pada bulan berikutnya. Perhitungan ekspor-impor energi listrik dari pelanggan PLTS Atap ini mulai berlaku sejak 1 Januari 2019.[22]

Hingga Juli 2019, terdapat sekitar 600 pelanggan PLN untuk rumah tangga dengan kapasitas 5.500 VA di area Jabodetabek yang menggunakan panel surya atap.[23]

Referensi

sunting
  1. ^ Solar cell shingle (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2019-12-04 
  2. ^ "Sun Roof: Solar Panel Shingles Come Down in Price, Gain in Popularity". Scientific American (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-04. 
  3. ^ Woody, Todd (2009-10-07). "Dow Unveils Solar Shingles". Green Blog (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-11. 
  4. ^ "The 50 Best Inventions of 2009 - TIME". Time (dalam bahasa Inggris). 2009-11-12. ISSN 0040-781X. Diakses tanggal 2019-12-04. 
  5. ^ Randall, Tom (31 Oktober 2016). "No One Saw Tesla's Solar Roof Coming". www.bloomberg.com. Diakses tanggal 2019-12-05. 
  6. ^ Boedoyo, Mohamad Sidik (2012). "Potensi dan Peranan PLTS sebagai Energi Alternatif Masa Depan di Indonesia". Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. 14 (2): 147. 
  7. ^ "Passive Solar History" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-12. 
  8. ^ "Solar Roof Shingles | Solar Shingle Tiles | What You Need To Know". www.roofpedia.com. Diakses tanggal 2019-12-10. 
  9. ^ "Design Your Solar". www.tesla.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-11. 
  10. ^ "Solarglass Roof | Tesla". www.tesla.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-11. 
  11. ^ "What Are Solar Shingles?". mySolar (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-04. 
  12. ^ Bryce, Robert 2010, hlm. 2;chapter 29: "They are cheaper than conventional photovoltaic panels, (...) the coatings could be far cheaper than today's solar panels and (....) "
  13. ^ "Biaya PLTS Atap Jadi Pertimbangan Masyarakat". Republika Online. 2019-07-30. Diakses tanggal 2019-12-06. 
  14. ^ "Solar Home Page". CertainTeed (dalam bahasa Inggris). 2016-03-02. Diakses tanggal 2019-12-06. 
  15. ^ "Forward Solar Roofs | Solar Energy as Elegant as It Is Essential". www.forwardsolarroofing.com. Diakses tanggal 2019-12-06. 
  16. ^ "SunTegra Solar - The new look of solar". SunTegra Solar (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-06. 
  17. ^ "Solarglass Roof | Tesla". www.tesla.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-06. 
  18. ^ "Why the Solar Tax Credit Extension is a Big Deal in 2019 | EnergySage". Solar News (dalam bahasa Inggris). 2019-01-06. Diakses tanggal 2019-12-10. 
  19. ^ "Rules Committee Print 114-39" (PDF). U.S. House of Representatives Document Repository. 15 Desember 2015. Diakses tanggal 10 Desember 2019. 
  20. ^ "Tentang GNSSA". Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap. Diakses tanggal 2019-12-05. 
  21. ^ Kementerian Hukum dan HAM RI. "Detail Peraturan". peraturan.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-26. Diakses tanggal 2019-12-25. 
  22. ^ "Ekspor Impor Listrik Pelanggan PLTS Atap Mulai Berlaku 1 Januari 2019 - Kementerian ESDM Republik Indonesia". ebtke.esdm.go.id. Diakses tanggal 2019-12-10. 
  23. ^ "PLN Masih Lihat Prospek Bisnis PLTS Atap". Republika Online. 2019-07-30. Diakses tanggal 2019-12-06. 

Daftar Pustaka

sunting

Bryce, Robert (2010). Power Hungry: The Myths of ""Green"" Energy and the Real Fuels of the Future. Annapolis, Md.: PublicAffairs. ISBN 9781610390439.