Paulus Chong Hasang

Revisi sejak 4 Juli 2009 20.08 oleh 125.167.187.14 (bicara) (←Membuat halaman berisi '{{Infobox Korean name |title=Nama Korea |hangul=정하상 바오로 |hanja=丁夏祥 바오로 |rr=Jeong Ha-sang Baoro |mr=Chŏng Hasang Paoro |tablewidth=265 |color=...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)


Paulus Chong Hasang (1795 – 22 September 1839) adalah salah satu dari para Martir Korea.

Nama Korea
Hangul
정하상 바오로
Hanja
丁夏祥 바오로
Alih AksaraJeong Ha-sang Baoro
McCune–ReischauerChŏng Hasang Paoro

Dia adalah putera dari Martir Augustinus Chong Yakjong, salah satu dari orang-orang Katolik Korea perdana, yang menulis katekismus Gereja Katolik yang pertama di Korea (dengan judul "Jugyo Yoji").

Ketika Yakjong bersama abang dari Hasang gugur sebagai martir, isteri Yakjong dan anak-anaknya yang tersisa dibiarkan hidup dan menyingkir ke daerah pedesaan; Hasang baru berusia tujuh tahun.

Setelah dewasa, Hasang memutuskan untuk menjadi pelayan seorang petugas penerjemah pemerintah; hal ini memungkinkannya untuk berulang kali melakukan perjalanan ke Beijing. Di sana, dia meminta Uskup Beijing untuk mengutus imam-imam ke Korea, dan menulis surat kepada Sri Paus Gregorius XVI via Uskup Beijing, meminta didirikannya sebuah keuskupan di Korea. Peristiwa ini terjadi pada 1825.

Beberapa tahun kemudian, Uskup Laurent-Marie-Joseph Imbert dan dua orang imam diutus. Di mata uskup, Hasang adalah orang berbakat, gigih, dan berbudi luhur; maka Hasang pun diberinya pelajaran bahasa Latin serta teologi, dan hendak ditahbiskannya ketika tiba-tiba timbullah penganiayaan atas umat Kristiani di Korea. Hasang tertangkap lalu menyerahkan pernyataan tertulis yang membela ajaran Katolik kepada hakim. Setelah membacanya, hakim berkata, "Anda benar dalam hal apa yang telah anda tulis; tetapi raja melarang agama ini, anda wajib untuk meninggalkannya." Hasang menjawab, "Saya telah mengatakan kepada anda bahwa saya adalah seorang Kristen, dan saya akan tetap seorang Kristen sampai mati."

Setelah itu Hasang melewati serangkaian penyiksaan dengan roman muka yang tetap tenang. Akhirnya dia diikat pada sebuah salib di atas sebuah gerobak dan menjemput ajalnya dengan suka cita pada usia 45 tahun.[1]

Para martir Korea diperingati oleh Gereja Katolik tiap tanggal 20 September.

Lihat pula

Referensi

Pranala luar

Paulus Chong Hasang dari Indeks Santo Pelindung