Beras merah
Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam secara anatomi disebut palea (bagian yang ditutupi) dan lemma (bagian yang menutupi). Bagian isinya berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras.
Kandungan
Sebagaimana bulir serealia yang lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air. Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat yaitu, Amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang dan Amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket. Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras.
Klasifikasi
Secara umum terdapat empat macam beras:
- Beras putih (Oryza sativa).
- Beras merah (Oryza rufipogon)
- Beras Coklat "Brown Rice"
- dan Beras hitam (Oryza Sativa L. Indica).
Perbedaan yang jelas pada keempat beras tersebut adalah warnanya, yang disesuaikan dengan namanya. Dari keempat jenis itu, beras putih paling banyak dikonsumsi disusul dengan beras merah.[1] Beras Putih, beras putih masih menjadi primadona karena telah turun-temurun dikonsumsi sebagai makanan pokok. Bahkan sampai timbul kata-kata bahwa belum benar-benar makan jika belum makan nasi atau beras. Indonesia sendiri sebagai negara dengan dominasi penduduk yang mengonsumsi beras putih pernah menjadi negara swasembada beras. Beras merah dalam sejarahnya adalah beras asli dari wilayah tropis Asia yang tersebar secara alami mulai dari Kepulauan Indoneisa, India, hingga Australia. Beras coklat dibandingkan dengan beras putih, beras coklat memiliki lebih banyak nutrisi yang dapat membuat Anda lebih sehat, walaupun memerlukan waktu masak yang lebih lama daripada beras putih. Beras coklat mengandung karbohidrat, serat, vitamin B kompleks, fosfor, selenium, mangan, kalium, dan magnesium. Beras Hitam Beras hitam sebenarnya adalah kumpulan berbagai jenis beras dari spesies Oryza sativa L., termasuk beberapa di antaranya adalah beras ketan. Bulir beras hitam utuh mempertahankan semua sifat alaminya karena beras ini tidak melalui proses pemutihan. Penggunaan beras hitam kini telah populer di negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, dimana penggunaan varietas beras tersebut mulai diperkenalkan di sana sejak tahun 1990-an. Di kawasan Asia, beras hitam telah dipergunakan oleh masyarakat China sejak ribuan tahun yang lalu, dimana waktu itu beras hitam hanya disediakan untuk kalangan tertentu saja, yaitu kaisar atau keluarga kerajaan dan para golongan elit.[2] Dilihat dari aspek nutrisinya, beras hitam mengandung; karbohidrat,kaya akan protein, vitamin dan mineral seperti vitamin E, B, zat besi, magnesium, dan zink.
Kandungan seratnya bermanfaat untuk mencegah sulit buang air besar.[3] Disamping kaya nutrisi, nasi yang berasal dari beras hitam lebih enak dan sangat pulen jika dibanding dengan beras putih. Beras hitam ini berbeda dengan ketan hitam baik dinilai dari aroma, tekstur, dan rasa. Banyaknya kandungan manfaat beras hitam tidak sebanding dengan stok di pasaran. Varietas jenis padi hitam belum populer dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Di Indonesia, padi jenis ini hanya bisa dijumpai di beberapa daerah, seperti Bantul, Boyolali dan Sumatera Barat.[4][5]
Referensi
- ^ "Beras hitam kaya akan manfaat". ALAM TANI. 2017-02-10. Diakses tanggal 2020-11-14.
- ^ "7 Manfaat Beras Hitam untuk Kesehatan". Manfaat.co.id. 2016-01-07. Diakses tanggal 2020-11-14.
- ^ Wiyanti, Widiya. "Beras Merah vs Beras Hitam, Mana Yang Paling Baik untuk Diet?". detikcom. Diakses tanggal 2020-11-14.
- ^ admin (2014-02-11). "Ini Dia Berbagai Manfaat Beras Hitam". Universitas Sebelas Maret (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-11-14.
- ^ Setyanti, Christina Andhika. "Beras Merah, Cokelat dan Hitam, Mana Paling Sehat?". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2020-11-14.