Geologi kelautan

Revisi sejak 31 Juli 2023 13.06 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Rescuing 5 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Geologi kelautan mencakup penelitian geofisika, geokimia, sedimentologi, dan paleontologi di dasar samudera dan daerah pesisir. Geologi kelautan berkaitan erat dengan oseanografi fisik dan tektonik lempeng.

Penelitian geologi kelautan menjadi sangat penting untuk memberikan bukti mengenai pemekaran lantai samudera dan tektonik lempeng pada tahun-tahun setelah Perang Dunia ke-2. Dasar samudera secara esensial merupakan daerah terakhir yang belum dieksplorasi dan dipetakan secara detail dengan dukungan tujuan militer (kapal selam) dan tujuan ekonomi (penambangan logam dan minyak bumi) sebagai alasan penelitian.

Cincin Api di sekitar Samudera Pasifik yang kehadirannya mengintensifkan aktivitas vulkanisme dan seismik memberikan ancaman utama untuk bencana gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung api. Semua sistem peringatan dini untuk peristiwa bencana ini membutuhkan pemahaman yang lebih detail mengenai geologi kelautan di lingkungan pesisir dan busur kepulauan

Sebuah palung terbentuk di batas pertemuan dua lempeng tektonik.

Referensi

sunting
  • Erickson, John, 1996, Marine Geology: Undersea Landforms and Life Forms, Facts on File ISBN 0-8160-3354-4
  • Seibold, E. and W.H. Berger, 1994, The Sea Floor: An Introduction to Marine Geology, Springer-Verlag ISBN 0-387-56884-0

Pranala luar

sunting