Randudongkal, Pemalang

kecamatan di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah
Revisi sejak 13 Oktober 2023 00.07 oleh 36.75.66.225 (bicara)

Randudongkal[1] adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan ini terletak di daerah Pemalang Selatan, yakni sebelah utara Gunung Slamet. Potensi alam yang ada di Randudongkal meliputi sumber mata air, udara segar, gunung, sungai, perkebunan, pertanian, sawah, buah-buahan, sayuran, hutan, hewan dan lain sebagainya.

Randudongkal
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenPemalang
Pemerintahan
 • CamatDrs. Ahmady Stiawan Widatmojo, AP. M. M
Populasi
 • Total... jiwa jiwa
Kode Kemendagri33.27.07 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3327070 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Kepadatan... jiwa/km²
Desa/kelurahan18
Peta
PetaKoordinat: 7°3′14″S 109°18′53″E / 7.05389°S 109.31472°E / -7.05389; 109.31472

Randudongkal diambil dari dua suku kata yaitu Randu dan Dongkal randu berarti pohon randu atau pohon kapuk dan dongkal berarti roboh atau jatuh yang diambil dari kata Dongkel / Dongkar / Dungkar atau ambruk.

Sejarah

Pada zaman kerajaan dahulu kala ketika wilayah Pemalang, Randudongkal dan seterusnya masuk dalam wilayah Kerajaan Pajang yang dipimpin oleh Pangeran Benawa, raja ketiga dari Kerajaan Pajang putra dari Sultan Hadiwijaya yang dikenal dengan Jaka Tingkir atau Mas Karebet dari Pangeran Benawa kemudian lahir sastrawan terbesar penulis Jawa yaitu Eyang Ranggawarsita dan Eyang Yosodipuro.

Awalnya didaerah Randudongkal tumbuh pohon Randu yang besar sekali angker, wingit dan cukup mengganggu kegiatan warga setempat, lalu warga berkumpul untuk bermusyawarah apakah pohon randu angker ini kalo ditebang bisa menyebabkan kerasukan jin?. Akhirnya dalam musyawarah diputuskan selama 3 hari sebelum menebang warga diwajibkan menaruh sesaji dibawah pohon randu dan tidak boleh melakukan percakapan saat melewati pohon randu tersebut.

Hari yang dinanti telah tiba pada saat prosesi penebangan juga hadir Mbah Karim yang merupakan kiai dan tokoh masyarakat dan nama Mbah Karim juga telah diabadikan sebagai nama salah satu masjid di Randudongkal yang bernama Masjid Baitul Karim.

Pada hari penebangan, awan tiba-tiba berubah menjadi gelap dan angin bertiup sangat kencang sampai menumbangkan pohon randu hingga roboh, warga sekitar cukup senang karena pohon randu yang besar telah tumbang sambil berteriak "Randune Dongkar" akhirnya dinamai Randudongkal, dari akar pohon randu itu juga muncul sebuah sumur yang dinamai Sumur Bayur yang ada di daerah pal kuning, padmo, randudongkal.

Pembagian administratif

Referensi

  1. ^ "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahanan (Permendagri No.56-2005)". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Indonesia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 2017-10-31. 

Pranala luar