Pondok Pesantren Musthafawiyah
Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru merupakan salah satu pondok pesantren yang terletak di kabupaten Mandailing Natal dan berlokasi di desa Purba Baru, Lembah Sorik Merapi, Mandailing Natal. Pesantren ini merupakan salah satu pesantren tertua di pulau Sumatra dengan usia sekitar 1 abad dan telah banyak mencetak ulama di Indonesia.[1]
Sejarah Berdiri
Ponpes Musthafawiyah yang lebih dikenal dengan nama Pesantren Purba Baru didirikan pada 12 November 1912[2] oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily. Pesantren ini berlokasi di kawasan jalan lintas Medan - Padang , desa Purbabaru Kabupaten Mandailing Natal , Sumatera Utara, Indonesia. Awalnya pesantren ini didirikan di Desa Tanobato, Kabupaten Mandailing Natal. Karena Tanobato dilanda banjir bandang pada tahun 1915, Musthafawiyah dipindahkan oleh pendiri ke Desa Purba Baru hingga kini.[3]
Sang pendiri dan pengasuh pertama, yang belajar ilmu agama selama 13 tahun di Makkah itu, meninggal pada November 1955. Pimpinan pesantren berpindah kepada anak lelaki tertuanya, H. Abdullah Musthafa.
Pada tahun 1960 dibangun ruang belajar semipermanen. Pada tahun 1962, ruang belajar yang dibangun dari sumbangan para orang tua santri berupa sekeping papan dan selembar seng setiap orangnya ditambah tabungan H. Abdullah Musthafa Nasution. Bangunan ini diresmikan Jenderal Purnawirawan Abdul Haris Nasution. Para santri putra dilatih kemandiriannya dengan membangun pondok tempat tinggal mereka. Ribuan pondok yang terhampar di Desa Purbabaru ini menjadi pemandangan unik di jalan lintas Sumatra. Lama pendidikan selama 7 (tujuh) tahun di ponpes ini.
Alumni
Para alumni banyak bertebaran di seluruh Indonesia, khususnya di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh, Riau, dan Jambi. Di antara mereka ada juga yang melanjutkan studi ke Mesir, Suriah, Yordania, Yaman, India, Makkah, Maroko, Sudan, Pakistan.
Sistem
Pengasuhan Santri
- Di pesantren ini para santri menempati gubuk-gubuk kecil yang ditata sederhana sebagai tempat tinggal sekaligus berlatih dan menuntut ilmu agama islam.[4]
- Kekhasan pesantren ini adalah para santri mendiami semacam gubuk sederhana yang rata-rata berukuran 3 meter x 3 meter yang terlihat berjejer di kanan dan kiri jalan lintas Sumatra. Keberadaan gubuk-gubuk ini adalah salah satu ciri khas pesantren ini.[3]
- Dengan sistem gubuk tradisional, kesatuan komunitas berjalan dengan sistem kompleks yang membentuk sistem sosial tersendiri, dan sistem kepemimpinan santri.
- Gubuk-gubuk tempat tinggal santri terbagi menjadi beberapa kelompok yang di namai banjar/kompleks. Setiap banjar/kompleks dipimpin oleh seorang ketua dengan staf-stafnya yang dilengkapi dengan program tahunan, baik bersifat program penunjang aktivitas keorganisasian, penunjang pendidikan formal seperti diskusi/musyawarah, kreasi tulis menulis, maupun pengembangan minat baca diperpustakaan dan sebagainya.[5] Dengan tujuan pengembangan kepribadian, karakter dan kemampuan bermasyarakat.
Sistem pendidikan[5]
Sistem pendidikan yang klasikal yang diterapkan di pesantren ini mengambil bentuk tingkatan sebagai berikut:
- Tingkatan Tajhijiyah Selama 3 tahun,
- Tingkatan Ibtidaiyah Selama 4 tahun,
- Tingkatan Tsanawiyah Selama 3 tahun,
- Tingkatan Aliyah Selama 2 tahun.
Mata Pelajaran
Sekarang ini(terhitung sejak tahun ajaran 1985/1986),mata pelajaran yang ditawarkan adalah 80 % pelajaran agama islam dan 20 % untuk pelajaran umum. Keterangan jenis pelajaran yang diajarkan dipesantren ini terlihat sebagai mana dalam tabel berikut[5]:
No | Pejaran Agama | Pelajaran Umum |
---|---|---|
1 | Tafsir | Bahasa Indonesia |
2 | Hadits | Pendidikan Moral Pancasila |
3 | Fiqih | Ilmu Pengetahuan Sosial |
4 | Tauhid | Ilmu Pengetahuan Alam |
5 | Tarikh Islam | Matematika |
6 | Sejarah Kebudayaan Islam | Olahraga/Kesehatan |
7 | Nahwu | Kesenian |
8 | Sharaf | Keterampilan |
9 | Bahasa Arab | Bahasa Inggris |
10 | Faraidh | Kimia |
11 | Akhlaq | Fisika |
12 | Manthiq | Biologi |
13 | Ilmu Falak | Tata Buku |
14 | Ilmu Bayan | Hitung Dagang |
15 | Ilmu Balaghah |
Daftar Nama Pimpinan Pesantren
- Syekh Musthafa Husein Nasution bin Husein Nasution bin Umar Nasution al-Mandaili (1912-1955)
- Syeikh Abdullah bin Musthafa Husein Nasution bin Husein Nasution bin Umar Nasution al-Mandaili (1955-)
- H. Bakri bin Abdullah bin Musthafa Husein Nasution bin Husein Nasution bin Umar Nasution al-Mandaili (pengasuh saat ini)
Referensi
- ^ "Ponpes Musthafawiyah Sudah Banyak Cetak Ulama". Medan Bisnis. 2012-06-13. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-03. Diakses tanggal 2012-18-07.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaberdiri
- ^ a b Warastri, Aufrida Wismi (2012-12-13). Mulyadi, Agus, ed. "Pesantren Musthafawiyah Purba Baru Berumur Seabad". Kompas.com. Kompas.com. Diakses tanggal 2013-23-11.
- ^ "Pondok Santri di Pesantren Musthofawiyah Purba Baru". Mandailing Online. Diakses tanggal 2012-18-07. [pranala nonaktif permanen]
- ^ a b c MUHAMMAD NUH SIREGAR (2010). "PENGARUH PESANTREN MUSTHAFAWIYAH PURBA BARU TERHADAP MASYARAKAT SEKITARNYA (1915 M-1997 M)" (PDF). Published Version. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.. Diakses pada 11 Juli 2013..
Pranala luar
- (Indonesia) Data Pesantren - pendis.kemenag.go.id Diarsipkan 2012-08-18 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Pesantren Mustafawiyah, Mandailing Natal - zamrud-khatulistiwa.or.id[pranala nonaktif permanen]
- (Indonesia) Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru Sumut - www.alkhoirot.net
- (Indonesia) Pesantren Musthafawiyah - allangkati.blogspot.com