Surat kabar daring
Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia. |
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Surat kabar daring atau situs berita daring (online news) adalah berita yang tersaji secara daring di internet dengan berbagai format. Berita daring adalah produk jurnalistik online. Berita daring juga disebut enews atau e-news. Menurut Cambridge Dictionary, e-news adalah berita yang dipublikasikan melalui internet (news that is published over the internet).[1]
Sejak kemunculannya, media cetak (koran, tabloid, majalah) memiliki penurunan peminat seiring munculnya situs berita (news site), media siber (cyber media), atau surat kabar daring (online news paper). Survei Pew di Amerika Serikat menunjukkan sembilan dari 10 orang dewasa (93%) mengakses berita daring melalui smartphone ataupun laptop.
Pengertian Surat Kabar Daring
Berita daring atau berita online adalah jenis berita yang tersaji di media cetak (koran, majalah) berupa teks dan gambar dan di media penyiaran (radio, televisi) berupa audio dan video.
Sejarah
Berita daring adalah fenomena baru dunia jurnalistik. Berita daring mulai eksis sekitar pertengahan tahun 1990-an dengan berkembangnya internet dan website (world wide web).
Berita daring sudah pertama kali muncul pada awal 1980-an. Tahun 1983, grup koran Knight – Ridder dan AT&T meluncurkan revolusi eksperimennya untuk membawa orang-orang menjelajahi informasi lewat komputer mereka sendiri.
Sebuah layanan teks video, yaitu Viewtron, menjadi pelopor media online news.
Surat kabar daring di Indonesia
Empat fungsi utama media massa di Indonesia yakni berupaya untuk melakukan pengawasan lingkungan, melihat korelasi sosial, memberikan sosialisasi, dan memberikan hiburan menuntut keleluasan ruang kebebasan berekspresi. Media di Indonesia dapat menjadi tonggak keempat yang menguatkan pemerintahan setelah eksekutif, legislatif, yudikatif, dan yang menopang keseimbangan jalannnya sebuah Negara.
Masyarakat yang semakin akrab dengan teknologi internet menjadi salah satu alasan cepatnya perkembangan surat kabar daring di Indonesia. Kemampuan media ini menyajikan berita secara singkat, cepat, mudah diakses, dan murah menjadi dasar preferensi konsumen surat kabar daring, terutama pada masa kritis seperti bencana alam, kerusuhan, dan kondisi serupa yang membuat situasi berubah dalam hitungan detik.
Keunggulan surat kabar daring
Keunggulan utama surat kabar daring adalah kecepatan dalam memberikan informasi berita terkini. Reporter juga dapat mengirimkan berita dalam jumlah yang tak terbatas ke bank data berita surat kabar terkait.
Meskipun pada akhirnya editor yang akan menentukan berita mana yang akan diunggah, tetap saja hal ini menjamin ketersediaan dan keragaman konten dalam bank data.
Model daring juga sangat berperan dalam penghematan biaya produksi. Jika pada versi cetak selalu ada kemungkinan eksemplar yang dicetak tidak habis terjual, tidak demikian halnya dengan versi daring. Surat kabar daring memastikan tidak perlu anggaran khusus untuk tinta, cetak, dan kertas.
Selain itu, pengelolaannya juga relatif mudah dan hemat tenaga. Di samping efisiensi, surat kabar daring juga unggul dalam efektivitas penyampaian pesan. Berita yang diunggah diklasifikasikan dalam beragam kategori yang bebas diakses secara gratis oleh pembaca.
Kelemahan surat kabar daring
Kecepatan memberikan informasi berita terkini merupakan keunggulan utama berita daring. Namun, di sisi lain kecepatan dapat mengabaikan akurasi pemberitaan.
Pemberitaan daring sering mengorbankan aspek konfirmasi yang termasuk poin penting dalam karya jurnalistik. Dalam konteks domestik, kemudahan untuk mengakses surat kabar daring masih terbatas bagi sebagian kalangan, terutama kalangan menengah atas, perkotaan, dan mahasiswa.
Kondisi sosial, ekonomi, dan demografi Indonesia belum memungkinkan seluruh lapisan masyarakat memiliki akses yang setara terhadap berita daring.
Beberapa Surat Kabar Daring di Indonesia
TIMES Indonesia, Antara, Bali Post, Banjarmasin Post, Bernas, Bisnis Indonesia, detikcom, Fajar Online, Gatra, Harian Jogja, The Jakarta Post, KabarIndonesia, Kedaulatan Rakyat, Kompas, Koran Manado, Kumparan, Lampung Post, Media Indonesia, Okezone, Pikiran Rakyat, Republika, Serambi, Suara Merdeka, Suara Pembaruan
Jurnalisme daring
Seiring dengan kemunculan surat kabar daring, jurnalisme daring pun berkembang di Indonesia. Penulisan surat kabar daring tidak lepas dari kaidah dan prinsip jurnalistik daring.
Prinsip tersebut dirumuskan dalam lima kaidah, yakni ringkas, mengadaptasi kebutuhan dan preferensi publik, dapat dipindai, pelibatan khalayak, serta prinsip komunikasi dan penjaringan komunitas.
Jenis jurnalisme daring dibedakan berdasarkan dua kategori. Kategori pertama, adalah rentang antara situs yang berkonsentrasi pada editorial konten dan koneksivitas publik. Kategori berikutnya dibedakan menurut tingkatan komunikasi partisipatoris, terdiri dari situs terbuka dan situs tertutup. Jurnalisme daring sendiri terbagi menjadi empat jenis, mainstream news sites index, category sites, meta and comment sites, serta share and discussion sites.
Pendanaan
Sumber pendapatan terbesar surat kabar daring berasal dari iklan. Beberapa portal surat kabar daring juga memperoleh dana dari pelanggan berita di daerah.
Pelanggan berita yang dimaksud biasanya terdiri dari surat kabar daerah yang membeli konten berita nasional dari situs surat kabar daring nasional.
Referensi
- Foust, James C. Online Journalism: Principles and Practices of News for The Web. Arizona, United States: Holcomb Hathaway Publishers. 2005.
- Hsiang Iris Chyi and George Sylvie (1998). "Competing With Whom? Where? And How? A Structural Analysis of the Electronic Newspaper Market". Journal of Media Economics 11 (2): 1–18.
- Baran, Stanley J & Davis, Dennis K (2003). “Mass Communication Theory: Foundations, Ferment, and Future”. 3rd Edition. USA:Wadsworth/Thomson Learning.
- McQuail, D (2005). “McQuail’s Mass Communication Theory”, 5th Edition. London: SAGE Publications Ltd.
Pranala luar
- Herre van Oostendorp and Christof van Nimwegen (September 1998). "Locating Information in an Online Newspaper". Journal of Computer-Mediated Communication 4 (1). Diarsipkan 2009-09-19 di Wayback Machine.
- Hanluain, D. O. (2004-02-13). "Free content becoming thing of the past for UK's online newspaper sites". Online Journalism Review.