Kontraksi
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Kontraksi (dalam linguistik) adalah pemendekan suatu kata, suku kata, atau gabungan kata dengan cara penghilangan huruf yang melambangkan fon di dalam kata tersebut. Dalam tata bahasa tradisional, kontraksi dapat mengakibatkan pembentukan kata baru dari kata yang disingkat tersebut. Hal ini umum terjadi terutama untuk tujuan memudahkan dan mempercepat pengucapan suatu kata dalam percakapan sehingga terdengar lancar dan luwes. Meskipun sama-sama berbentuk penyingkatan dan dapat menghasilkan bentuk baru, kontraksi tidak boleh dikacaukan pengertiannya dengan akronim karena memiliki hasil bentukan yang berbeda.
Contoh Kontraksi
suntingContoh kontraksi dalam bahasa Inggris ada pada penyingkatan to be yang berpasangan dengan subjek dalam kalimat.
Subjek | to be | Hasil Kontraksi |
---|---|---|
I | am | I'm |
You | are | you're |
We | are | we're |
They | are | they're |
She | is | she's |
He | is | he's |
It | is | It's |
Selain pada pertemuan subjek dengan to be tersebut, pertemuan subjek dengan to have juga sering mengalami kontraksi. Hal yang sama ditemukan pada pertemuan modals seperti will, should, atau shall dengan not (dalam negativasi).
Contoh dalam bahasa Indonesia
suntingDalam bahasa Indonesia, kontraksi banyak terjadi pada ragam bahasa nonformal. Hal ini disebabkan dalam nonformal atau tuturan sehari-hari, para penutur ingin berbicara secepat dan sehemat tenaga mungkin. Penyingkatan-penyingkatan tersebut muncul misalnya pada kata-kata berikut ini:
Bentuk Asli | Penghilangan yang Terjadi | Bentuk Hasil Kontraks | Contoh Kalimat |
---|---|---|---|
kenapa | hilang suku kata [ke] | napa | beliin sekalian napa? |
nggak | hilang fon [ng] | gak | udah gak jadi kok |
sebentar | hilang suku kata [se], [ben] | tar | tar lagi juga beres |