Kasepuhan Gelaralam

kasepuhan di Jawa Barat
Masyarakat adat dari Kasepuhan Gelaralam sedang membawa padi yang telah di panen.

Kasepuhan Gelaralam adalah salah satu kasepuhan atau kampung adat yang terletak di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.[1] Sebelumnya, kasepuhan ini bernama Ciptagelar.[2] Pergantian nama tersebut sudah bukan hal yang 'aneh' lagi.[3] Sebab dari dahulu juga kasepuhan ini sudah mengalami perubahan nama seiring berjalannya waktu. Kasepuhan Gelaralam dipimpin oleh seorang kepala adat dengan sebutan abah. Adapun kepala adat Kasepuhan Gelaralam saat ini dijabat oleh abah Ugih.

Di Kasepuhan Gelaralam, padi itu diibaratkan sebagai kehidupan. Jadi, ketika masyarakat ada yang menjual padi. Maka seakan-akan mereka menjual kehidulannya sendiri. Dari sejak tahun 1368, Kasepuhan ini sudah mengalami permindaha pusat pemerintahan sebanyak 19 kali. Ketika perpindahan berlangsung, bangunan yang pertama kali didirikan yaitu imah gedé.

Arsitektur

 
Sebuah lumbung padi (leuit) di Kasepuhan Gelaralam.

Banyak sekali arsitektur yang ada di Kasepuhan Gelaralam. Di antaranya ada lumbung padi (leuit), rumah besar (imah gedé), ajeng wayang, saung jipéng, balai pertemuan, saung pameran, dan lain-lain.

Imah Gedé

Imah gedé merupakan salah satu arsitektur di Kasepuhan Gelaralam. Bahkan imah gedé menjadi bangunan pertama yang didirikan ketika mengalami pemindahan pusat pemerintahan. Banyak sekali bagian-bagian yang terdapat di imah gedé. Seperti ruangan utama, kamar tamu, pawon gedé, pangdaringan, jeung paparaan.

Upacara Adat

Di Kasepuhan Gelaralam banyak sekali upacara adat yang dilakukan. Mulai dari upacara adat huma/upacara adat besar, dan upacara adat yang sifatnya sosial. Cakupan upacara adat huma, seperti ngaseuk, mipit, nganyaran, serah ponggokan, jeung sérén taun. Sedangkan upacara adat yang sifatnya sosial meliputi nyimur dan salamet opat belasna.

Pertanian

 
Ladang kering (huma) di Kasepuhan Gelaralam.

Sektor pertanian di Kasepuhan Gelaralam didominasi dengan menanam padi. Kegiatan menanam padi tersebut ada dua pola,[4] yaitu di ladang kering (huma) dan di ladang basah (sawah). Setiap keluarga memiliki lahan garapannya masing-masing. Kemudian disimpan di sebuah lumbung padi (leuit) milik sendiri. Setiap anggota keluarga memiliki jumlah leuit yang berbeda, tergantung berapa banyaknya hasil panen.

Lihat juga

Referensi

  1. ^ adminsinarpagi (2023-08-15). "Seren Taun Ke 655 Kasepuhan Adat Gelar Alam, "Nyorang Alam Katukang, Nyawang Alam Nu Bakal Datang"". Koran Sinar Pagi Juara. Diakses tanggal 2024-03-31. 
  2. ^ "Ciptagelar, Kampung Adat di Sukabumi yang Teguh Memegang Tradisi". kumparan. Diakses tanggal 2020-08-31. 
  3. ^ "Ulasan Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi Menjadi Gelar Alam | Radar Sukabumi". 2023-08-14. Diakses tanggal 2024-03-31. 
  4. ^ "Beras Kasepuhan Gelar Alam Sanggup Penuhi Kebutuhan Sedkade". 2022-12-19. Diakses tanggal 2024-03-31.