Arema Indonesia
Arema Indonesia dahulu dikenal dengan qnama Arema Malang adalah klub sepak bola di Indonesia yang berasal dari Malang, Provinsi Jawa Timur. Saat ini Arema Indonesia vakum dari ISL. Arema Indonesia berbeda dengan Arema FC walau memiliki nama yang hampir sama namun klub-klub itu masing-masing di miliki oleh pemilik yang berbeda, Arema FC adalah klub yang menggantikan jatah kekosongan Arema Indonesia ke Liga Primer Indonesia yang sudah mati suri di Liga 1/ISL.
Nama lengkap | Arema Indonesia | ||
---|---|---|---|
Julukan | Singo Edan | ||
Berdiri |
| ||
Stadion | Stadion Gajayana, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur (Kapasitas: 18.000) | ||
Pemilik |
| ||
Presiden/CEO | Rendra Kresna | ||
Manager | Ruddy Widodo | ||
Pelatih | |||
Liga | ISL / Liga 3 Indonesia | ||
Liga Indonesia | - | ||
Kelompok suporter | Aremania | ||
|
Arema Indonesia merupakan tim se-daerah dengan Persema Malang, Persekam Metro FC, Persikoba Batu, Malang United, NZR Sumbersari, Singhasari FC, Kanjuruhan FC, Arema FC (setelah dualisme).
Saat ini Arema Indonesia (Liga 3) bermain di Liga 3 Asprov Regional Jawa Timur tetapi dibawah manajemen yang berbeda dari Arema Indonesia versi Yayasan Arema. Saat ini juga Yayasan Arema vakum/mati suri.
Sejarah
Nama Arema pada masa Kerajaan
Nama Arema adalah legenda Malang. Adalah Kidung Harsawijaya yang pertama kali mencatat nama tersebut, yaitu kisah tentang Patih Kebo Arema di kala Singosari diperintah Raja Kertanegara. Prestasi Kebo Arema gilang gemilang. Ia mematahkan pemberontakan Kelana Bhayangkara seperti ditulis dalam Kidung Panji Wijayakrama hingga seluruh pemberontak hancur seperti daun dimakan ulat. Demikian pula pemberontakan Cayaraja seperti ditulis dalam Kitab Negarakertagama. Kebo Arema pula yang menjadi penyangga politik ekspansif Kertanegara. Bersama Mahisa Anengah, Kebo Arema menaklukkan Kerajaan Pamalayu yang berpusat di Jambi. Kemudian bisa menguasai Selat Malaka. Sejarah heroik Kebo Arema memang tenggelam. Buku-buku sejarah hanya mencatat Kertanegara sebagai raja terbesar Singosari, yang pusat pemerintahannya dekat Kota Malang.
Nama Arema di dekade '80-an
Sampai akhirnya pada dekade 1980-an muncul kembali nama Arema. Tidak tahu persis, apakah nama itu menapak tilas dari kebesaran Kebo Arema. Yang pasti, Arema merupakan penunjuk sebuah komunitas asal Malang. Arema adalah akronim dari Arek Malang. Arema kemudian menjelma menjadi semacam "subkultur" dengan identitas, simbol dan karakter bagi masyarakat Malang. Diyakini, Arek Malang membangun reputasi dan eksistensinya di antaranya melalui musik rock dan olahraga. Selain tinju, sepak bola adalah olahraga yang menjadi jalan bagi arek Malang menunjukkan reputasinya. Sehingga kelahiran tim sepak bola Arema adalah sebuah keniscayaan.
Awal mula berdirinya PS Arema
Arema Football Club (Persatuan Sepak Bola Arema, nama resminya) lahir pada 11 Agustus 1987, dengan semangat mengembangkan persepak bolaan di Malang. Pada masa itu, tim asal Malang lainnya Persema Malang bagai sebuah magnet bagi Arek Malang. Stadion Gajayana – home base klub pemerintah itu – selalu disesaki penonton. Di mana posisi Arema waktu itu? Yang pasti, klub itu belum mengejawantah sebagai sebuah komunitas sepak bola. Ia masih jadi sebuah “utopia”.
Adalah Acub Zaenal mantan Gubernur Irian Jaya ke-3 dan mantan pengurus PSSI periode 80-an yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub Galatama di kota Malang setelah sebelumnya membangun klub Perkesa 78 bersama Dirk “Derek” Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada ‘86.
Berkat hubungan baik antara Dirk dengan wartawan olahraga di Malang, khususnya sepak bola, SIWO PWI Malang mengusulkan diadakannya seminar untuk melihat "Sudah saatnyakah Kota Malang memiliki klub Galatama?" Ide itu disetujui. Dari situlah SIWO, yang saat itu diurus oleh Drs. Heruyogi (Ketua) dan Drs. Bambang Bes (Sekretaris SIWO) menggelar seminar di Balai Wartawan Jl. Raya Langsep Kota Malang. Temanya "Klub Galatama dan Kota Malang". Nara sumber yang dihadirkan antara lain; Bapak Acub Zainal (Administratur Galatama), Ketua Pengda PSSI Jatim, Komda PSSI Kota Malang, dan Dr. Ubud Salim, MA. Acara itu dibuka oleh Bapak Wali kota Malang Tom Uripan (Alm). Hasil seminar tersebut merekomendasikan bahwa: Kota Malang dinilai sudah layak memiliki sebuah klub Galatama yang professional.
Harus diakui, awal berdirinya Arema tidak lepas dari peran besar Bpk. Derek, pemilih klub lokal Armada '86. Sampai nama klub ini pun awalnya adalah Aremada, yaitu gabungan dari Armada dan Arema. Sedangkan Arema sudah merupakan nama komunitas warga Malang. Namun beberapa bulan kemudian nama Aremada diganti menjadi Arema '86. Sayang, upaya Pak Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terhimpit kesulitan dana.
Dari sinilah, Acub Zaenal mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 untuk tetap survive. Setelah diambil-alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi PS. Arema Malang dan ditetapkan pula sebagai klub peserta Galatama. PS. Arema Malang diresmikan berdirinya pada 11 Agustus 1987 sesuai akta notaris Pramu Haryono SH No 58. Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar penetapan (pilihan) secara khusus.
Karena berdirinya pada bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. Maksudnya, bulan Agustus itu sesuai horoscope identik dengan Zodiac Leo atau Singo.
Perjalanan Arema di Galatama
Di awal keikutsertaan Arema di Kompetisi Galatama, gerilya mencari pemain dilakukan satu bulan sebelum Arema resmi didirikan. Pemain-pemain yang direkrut pada athap pertama itu antara lain Maryanto (ex Persema), Jonathan (klub Satria Malang), Kusnadi Kamaludin (Armada), Mahdi Haris (Arseto), Jamrawi dan Yohanes Geohera (Mitra Surabaya), sampai kiper Dony Latupeirisa yang kala itu tengah menjalani skorsing PSSI. Pelatih sekualitas Sinyo Aliandoe juga bergabung. Kemudian muncul sebuah kendala yaitu mess pemain. Tetapi beruntung, Bandara Abdul Rachman Saleh membantu dan menyediakan barak prajurit Paskhas TNI AU untuk tempat menampung pemain. Selain barak, lapangan Pagas Abdurrahman Saleh juga dijadikan tempat berlatih. Praktis Maryanto Dkk ditampung di barak. TNI-AU memberikan andil besar pada berdirinya Arema.
Lagi-lagi kendala masalah dana, masalah utama yang kelak terus membelit Arema. Sepulang dari Jakarta, Acub Zaenal sepakat menjadi penyandang dana. Prestasi Arema bisa dibilang pasang surut, walaupun tak pernah menghuni papan bawah klasemen. Di setiap musim kompetisi Galatama, Arema tak pernah konstan di jajaran papan atas klasemen. Kendati demikian pada tahun 1992 Arema berhasil menjuarai kompetisi Galatama. saat itu penggawa pemainnya antara lain Aji Santoso, Mecky Tata, Singgih Pitono, Jamrawi, Jonathan, dengan pelatih M Basri, pelatih Timnas PSSI. Klub Arema mampu mewujudkan mimpi masyarakat Kota Malang menjadi juara kompetisi elit di Indonesia.
Perjalanan Arema di Ligina
Sejak mengikuti Liga Indonesia, Arema tercatat sudah tujuh kali masuk putaran kedua. Sekali ke babak 12 besar (1996/1997) dan enam kali masuk 8 besar (1999/2000, 2001, 2002, 2005, 2006 dan 2007). Walaupun berprestasi lumayan, Arema tidak pernah lepas dari masalah dana. Hampir setiap musim kompetisi masalah ini selalu menghantui sehingga tak heran hampir setiap musim, manajemen klub selalu berganti. Pada tahun 2003, Arema mengalami kesulitan keuangan parah yang berpengaruh pada prestasi tim. Hal tersebut kemudian membuat pengelolaan Arema diserahkan ke Bentoel (PT Bentoel Internasional Tbk) pada pertengahan musim kompetisi 2003. Namun pada akhirnya Arema degradasi ke Divisi I. Sejak dibenahi oleh PT Bentoel, prestasi Arema berhasil naik kembali; menjuarai Divisi 1 tahun 2004, kemudian juara Copa Indonesia tahun 2005 dan 2006, Arema U-18 juara Piala Soeratin tahun 2007. Tahun 2006 dan 2007 Arema dan Benny Dollo mendapat penghargaan dari Tabloid Bola sebagai tim dan Pelatih terbaik.
Perjalanan Arema di ISL
Pada Kompetisi Liga Super Indonesia ke-1 2008-2009 Arema berada di urutan ke-10. Dua bulan Setelah kompetisi usai, tepatnya 3 Agustus 2009 di Hotel Santika Malang pemilik klub Arema, PT Bentoel Investama, Tbk melepas Arema ke kumpulan orang-orang peduli terhadap Arema (konsorsium).[8] Pelepasan Arema ini adalah dampak dari penjualan saham mayoritas yang dimiliki PT Bentoel ke British American Tobacco (BAT). Sebelum itu sempat ada wacana untuk menggabungkan Arema dengan Persema Malang, namun Aremania tidak menyetujui wacana tersebut.
Pada musim kompetisi 2009/2010,Arema yang ditukangi oleh Robert Rene Alberts berhasil meraih gelar Juara Liga Super Indonesia dan Runner-up Piala Indonesia.
Nasibnya Arema Indonesia Saat itu
Arema Indonesia (Yayasan Arema) yang saat ini vakum dari ISL dahulunya merupakan salah satu tim papan atas yang bermain di liga tertinggi sepak bola di Indonesia, tetapi semuanya berubah setelah terjadinya dualisme Arema yang menjadikan tim Arema Indonesia menjadi 2 tim yang berbeda, bukan hanya beda nama tapi juga beda nasib. Pada tahun 2011, ketua Yayasan Arema Indonesia saat itu Muhammad Nur bersama Lucky Acub Zaenal mendaftarkan Arema Indonesia untuk mengikuti kompetisi resmi saat itu bernama IPL yang pada musim kedua diputuskan oleh PSSI menjadi kompetisi ilegal karena konflik internal PSSI saat itu. Sementara itu di dalam Yayasan Arema itu sendiri ternyata ada kubu yang tidak setuju dengan keinginan ketua Yayasan Arema yang memasukkan Arema ke kompetisi IPL yaitu kubu Rendra Kresna (sekretaris Yayasan Arema) yang notabene sudah mengundurkan diri sebelumnya. Kubu Rendra Kresna beralasan saat pelepasan saham Arema oleh pemilik Arema yang terdahulu yaitu PT Bentoel, pihak Rendralah yang mendapat amanat dan berhak atas arah tujuan Arema. Dua kubu ini kemudian sama-sama membentuk klub, yang mana keduanya mengikuti kompetisi yang berbeda. PT Arema Indonesia (Yayasan Arema) versi M. Nur yang mendapat suntikan dana dari konsorsium Ancora mengikuti kompetisi Liga Primer Indonesia (IPL) dengan tetap memakai nama Arema Indonesia, sementara Arema versi Rendra Kresna yang juga mendapat suntikan dana dari Grup Bakrie mengikuti kompetisi Liga Super Indonesia dan memakai nama Arema Cronus.
Dalam perkembangan terkini, dualisme itu masih tetap ada. Langkah PSSI dengan mengabulkan semua permohonan klub terhukum dan klub baru membuat Arema kembali terbagi dua. Arema Indonesia sebagai klub yang terhukum karena mengikuti Liga ilegal (LPI) akhirnya setelah melalui kongres PSSI pada tahun 2017 di Bandung, Arema Indonesia (versi manajemen yang berbeda / versi Novi Acub) diperbolehkan mengikuti kompetisi resmi lagi namun harus dimulai dari Liga 3.[1] Sementara Arema Cronus yang berkompetisi di Liga Super Indonesia berganti nama menjadi Arema FC dan tetap mengikuti kompetisi teratas di Indonesia yang sekarang berganti nama menjadi Liga 1 hingga kini.[2]
Perubahan nama dan logo
Arema sempat beberapa kali berganti nama:
- PS Arema (1987 - 1995)
- Arema Malang (1995 - 2009)
- Arema Indonesia (2009 - 2013)
-
Logo Arema 1987-1995
-
Logo Arema 1996-2013
Prestasi
Liga Domestik
- Liga Sepak Bola Utama
- 1st Place (1): 1992-93
- Liga Super Indonesia
- Liga Prima Indonesia
- 3rd Place (1): 2011-12
- Liga Divisi Satu
- 1st Place (1): 2004
Piala Domestik
- Piala Utama Indonesia
- 3rd Place (1): 1992
- Piala Super Copa
- Community Shield Indonesia
- 2nd Place (1): 2010
- Piala Galatama
- 2nd Place (1): 1992
- Piala Indonesia
Turnamen Pra-Musim
- Piala Gubernur Jatim
- 2nd Place (1): 2008
- Piala Soeratin
- 1st Place (1): 2007
Rekor musim ke musim
Liga domestik
- Arema Malang (1987-2008)
- 1987-88 : Peringkat 6 Galatama
- 1988-89 : Peringkat 8 Galatama
- 1990 : Peringkat 4 Galatama
- 1990-92 : Peringkat 4 Galatama
- 1992-93 : Juara Galatama
- 1993-94 : Peringkat 6 Wilayah Timur Galatama
- 1994-95 : Peringkat 6 Wilayah Timur Divisi Utama Liga Indonesia
- 1995-96 : Peringkat 12 Wilayah Timur Divisi Utama Liga Indonesia
- 1996-97 : Peringkat 3 Grup C 12 Besar Divisi Utama Liga Indonesia
- 1997-98 : "Kompetisi dihentikan" saat Arema Malang berada di peringkat 6 Wilayah Barat Divisi Utama Liga Indonesia
- 1998-99 : Peringkat 3 Grup 3 Wilayah Tengah Divisi Utama Liga Indonesia
- 1999-00 : Peringkat 3 Grup B 8 Besar Divisi Utama Liga Indonesia
- 2001 : Peringkat 4 Grup 2 8 Besar Divisi Utama Liga Indonesia
- 2002 : Peringkat 4 Grup A 8 Besar Divisi Utama Liga Indonesia
- 2003 : Peringkat 17 Divisi Utama Liga Indonesia (Degradasi ke Divisi Satu Liga Indonesia)
- 2004 : Juara Divisi Satu Liga Indonesia (Promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia)
- 2005 : Peringkat 4 Grup Timur 8 Besar Divisi Utama Liga Indonesia
- 2006 : Peringkat 3 Grup A 8 Besar Divisi Utama Liga Indonesia
- 2007-08 : Peringkat 3 Grup A 8 Besar Divisi Utama Liga Indonesia
- 2008-09 : Peringkat 10 Liga Super Indonesia
- Arema Indonesia (2009-2010)
- 2009-10 : Juara Liga Super Indonesia
- 2010-11 : Runner-Up Liga Super Indonesia
- 2011-12 : Peringkat 3 Liga Prima Indonesia
- 2013 : Peringkat 12 Liga Prima Indonesia
- 2014 : Disanksi/Dicoret dari anggota PSSI
- 2015 : Disanksi/Dicoret dari anggota PSSI
- 2016 : Disanksi/Dicoret dari anggota PSSI
- 2017 : Grup 5 Liga 3 Jawa Timur
- 2018 : Grup 5 Liga 3 Jawa Timur
- 2019 : Grup F Liga 3 Jawa Timur
- 2020 : Tidak ada kompetisi resmi
- 2021-22 : 32 Besar Liga 3 Jawa Timur
- 2022-23: Tidak Ada Kompetisi Resmi
Piala domestik
- Arema Malang (1987-2008)
- 1992 : Runner-Up Piala Galatama
- 2005 : Juara Copa Indonesia
- 2006 : Juara Copa Indonesia
- 2007 : 16 Besar Copa Indonesia
- 2008-09 : Putaran Pertama Copa Indonesia
- Arema Indonesia (2009-sekarang)
- 2010 : Runner-Up Piala Indonesia
- 2012 : Perempat final Piala Indonesia
Kompetisi internasional
- 1993-94 : Arema Malang (kalah agregat 3-6(2-2&1-4) dari Thai Farmers Bank di babak kualifikasi 2 / tidak lolos ke babak grup(7 besar) Kejuaraan Klub Asia)
- 2007 : Arema Malang (peringkat 3 grup F babak grup(28 besar) dengan 4 poin / tidak lolos ke babak perempat final Liga Champions Asia)
- 2011 : Arema Indonesia (peringkat 4 grup G babak grup(32 besar) dengan 1 poin / tidak lolos ke babak perdelapan final Liga Champions Asia)
- 2012 : Arema Indonesia (kalah agregat 0-4(0-2&0-2) dari Al-Ettifaq di babak perempat final / tidak lolos ke babak semi final Piala AFC)
Pemain terkenal
Lokal
- Mahdi Haris
- Mecky Tata
- Imam Hambali
- Joko Slamet
- Jamrawi
- Lulut Kistono
- Nanang Hidayat
- Panus Korwa
- Dominggus Nowenik
- Singgih Pitono
- Maryanto
- Mahmudiana
- Aji Santoso
- Joko Susilo
- Kuncoro
- Nanang Supriadi
- I Putu Gede Dwi Santoso
- Sutaji
- Sunar Sulaiman
- Erol Iba
- Aris Budi Prasetyo
- Firman Utina
- Hendro Kartiko
- Elie Aiboy
- Ortizan Salossa
- Ponaryo Astaman
- Muhammad Fachrudin
- Ahmad Bustomi
- Zulkifly Syukur
- Purwaka Yudhi
- Kurnia Meiga Hermansyah
- Benny Wahyudi
- Talaohu Abdul Musafri
- Ahmad Amirudin
- Gunawan Dwi Cahyo
- Putut Waringin Jati
- Jaya Teguh Angga
- Dendi Santoso
Asing
- Aaron Nguimbat
- Basile Essa Mvondo
- Emaleu Serge
- Émile Mbamba
- Francis Yonga
- Kasimir Bruno Koutou Kounjenko
- Pierre Njanka
- Landry Poulangoye
- Souleymane Traore
- Tarik El Janaby
- Udo Fortune
- Frank Bob Manuel
Lihat pula
Referensi
- ^ PSSI pulihkan status 7 klub terhukum. Website resmi PSSI. Diakses tanggal 30/09/2019.
- ^ 30 tahun Arema dan dualisme yang tak kunjung usai. Kompasiana.com. Diakses tanggal 30/09/2019
Pranala luar
- (Indonesia) Tentang Arema FC dan Arema Indonesia[pranala nonaktif permanen]. detik.com. Diakses tanggal 30/09/2019.
- (Indonesia) Cinta Aremania yang terbelah antara Arema FC dan Arema Indonesia. kumparan.com. Diakses tanggal 30/09/2019.