Jelangkung (film)
Jelangkung adalah sebuah film horor dari Indonesia yang dirilis tahun 2001. Film yang disutradarai Rizal Mantovani dan Jose Poernomo ini mengusung tema ritual mistis kuno jailangkung dari Indonesia dan legenda-legenda urban dari daerah Jakarta, seperti legenda Hantu Rumah Kentang dan Suster Ngesot. Dengan tag-line-nya yang terkenal setelah dirilis, yaitu "Datang tak dijemput, pulang tak diantar", film ini berbiaya produksi hanya Rp 400 juta, namun telah ditonton sekitar 1,5 juta penonton di layar bioskop setelah dirilis. [1]
Jelangkung | |
---|---|
Berkas:Posterjelangkung.jpg | |
Sutradara | Rizal Mantovani Jose Poernomo |
Produser | Jose Poernomo |
Ditulis oleh | Rizal Mantovani |
Pemeran | Winky Wiryawan Melanie Ariyanto Rony Dozer Harry Pantja Ian's Bahtiar Azmi Suhaimi Arief RG Chandra Martoeti Sri Hartini Plonto Arief Rudiharto |
Penata musik | David Poernomo |
Sinematografer | Jose Poernomo |
Penyunting | Jose Poernomo Rizal Mantovani |
Distributor | Rexinema |
Tanggal rilis | 2001 |
Durasi | 102 menit |
Negara | Indonesia |
Anggaran | Rp 400 Juta |
Kesuksesan komersial film ini dianggap telah menghidupkan perfilman horor di bioskop Indonesia, terutama karena saat dirilis, film ini tidak lagi bertumpu pada klise "wajah seram hantu" pada umumnya, namun juga pada ketegangan melalui gerak kamera, spesial efek, dan lokasi yang asing. [2] Film ini juga dikenal telah mengusung ide baru dalam film Indonesia karena mengolah musik pop dan kehidupan remaja modern dalam alur ceritanya. Kesuksesan film ini memancing keluarnya sinetron berjudul sama yang sempat ditayangkan di stasiun televisi swasta RCTI. [3] Film ini dirilis dalam format VCD pada tahun 2002 dan dalam DVD pada tahun 2008.
Film ini melambungkan nama Rizal Mantovani sebagai sutradara. Sekuel pertama, Tusuk Jelangkung, diproduksi tahun 2003 dan disutradarai Dimas Djayadiningrat, sedangkan sekuel berikutnya Jelangkung 3, dirilis pada tahun 2007 dan disutradarai Angga Dwimas Sasongko.
Sinopsis
Templat:Spoiler Ferdi (Winky Wiryawan), Gita (Melanie Ariyanto), Gembol (Rony Dozer), dan Soni (Harry Pantja) adalah empat sekawan berbeda karakter dari Jakarta yang selalu penasaran mencari pengalaman bertemu dengan makhluk halus di tempat-tempat angker. Mereka telah mendatangi berbagai tempat yang dikabarkan berhantu, namun tak kunjung menjumpai yang mereka cari. Lelah tidak menemukan yang mereka cari, mereka mendapat ide untuk pergi ke sebuah desa bernama Angkerbatu di daerah Jawa Barat yang dikabarkan banyak mendapat kasus penampakan makhluk halus dan orang kerasukan.
Setibanya di desa Angkerbatu semua terasa biasa-biasa saja sampai mereka menemukan sebuah kubur tanpa nama di tengah hutan desa tersebut. Kubur tersebut sangat misterius karena tidak diletakkan bersama kubur lain seperti kubur-kubur pada umumnya. Setelah putus asa tidak menemukan penampakan apa pun selama tiga hari, tengah malam Soni yang menginginkan ilmu gaib diam-diam melakukan ritual jelangkung di kubur tersebut, sebuah ritual mistik kuno yang konon bisa memanggil arwah dari alam baka untuk datang ke dunia nyata dan menitis ke sebuah boneka dari batok kelapa dan tongkat bambu. Soni menjalankan ritual sambil mengucapkan mantra: "Jelangkung, jelangkung, datang tak dijemput, pulang tak diantar" untuk memanggil makhluk gaib. Kemudian Soni menancapkan boneka jelangkung ke kubur tersebut. Ferdi, Gita, dan Gembol mengetahui hal ini, dan walau tertarik untuk melihat reaksi boneka jelangkung, mereka memaksa Soni untuk menghentikan ulahnya tersebut. Kecewa karena tak ada reaksi dari boneka itu, Soni pun marah dan pergi meninggalkan teman-temannya beserta boneka yang masih tertanam. Mereka pun akhirnya meninggalkan kubur tersebut tanpa mencabut boneka jelangkung, tanpa menyadari bahwa sesuatu telah terjadi pada boneka jelangkung setelah mereka pergi. Setibanya di Jakarta, rentetan peristiwa aneh pun mulai terjadi dengan mereka, masing-masing dengan cara tersendiri oleh sesosok hantu anak kecil yang mengerikan.
Saat mendatangi sebuah bangunan rumah sakit tua yang dikabarkan digentayangi oleh arwah hantu penasaran suster ngesot, Ferdi, Gita, Gembol, dan Soni akhirnya menemukan kengerian yang selama ini mereka cari. Ketakutanlah yang akhirnya menyelimuti mereka. Zulfikar (Ian's Bahtiar), teman kuliah Ferdi, menyarankan supaya mereka menemui Sakimin (Chandra), seorang paranormal yang dia kira bisa membantu mereka keluar dari masalah mengerikan ini. Paranormal tersebut mengetahui perbuatan mereka dan menyuruh mereka untuk segera kembali ke desa Angkerbatu, menemukan kubur misterius tersebut dan mencabut boneka jelangkung yang mereka tinggalkan. Namun perjalanan mereka tidak akan semudah yang mereka bayangkan. Nasib mengerikan sedang menanti mereka di kubur misterius desa Angkerbatu tersebut. [4]
Tokoh dan pemeran
- Winky Wiryawan - Ferdi
- Melanie Ariyanto - Gita
- Rony Dozer - Gembol
- Harry Pantja - Soni
- Ian's Bahtiar - Zulfikar
Anekdot
- Irama yang sering disiulkan oleh Gembol saat sendirian adalah irama lagu tema film kartun Scooby-Doo dari Amerika Serikat.
- Penggunaan jailangkung dalam sinema horor bukanlah yang pertama. Di tahun 1975 telah ada film Indonesia bertema jailangkung, yaitu Penghuni Bangunan Tua yang disutradarai M. Shariefudin. [5]
- Saat awal film, dialog para tokoh film merujuk ke legenda-legenda urban dari daerah Jakarta seperti hantu rumah kentang, Si Manis Jembatan Ancol, pastor kuburan Jeruk Purut, dan hantu lampu merah Kuningan, yang semuanya juga telah digarap sebagai film.
- Angkerbatu, setting fiktif kejadian cerita film ini, dirilis menjadi sebuah film berjudul sama pada tahun 2007, disutradarai oleh Jose Purnomo, rekan sutradara Rizal Mantovani dalam pembuatan "Jelangkung".
- Film ini adalah film yang pertama kali menghadirkan hantu misterius "suster ngesot". Meskipun muncul hanya dalam beberapa adegan, sosok tersebut mampu mengundang jerit ketakutan penonton muda, sehingga tokoh itu menjadi populer dan kemudian dibuat menjadi film dengan judul yang sama.
Pranala luar
Referensi
- ^ "Dan Hantu-hantu Bergentayangan...", Kompas, diakses 7 Oktober 2007
- ^ "Film Hantu yang Kagak Ada Matinya" - Pikiran Rakyat Online, diakses 17 Oktober 2009
- ^ Sinetron Jelangkung di RCTI - Radar Sulawesi Tengah, diakses 17 Oktober 2009.
- ^ Film Jelangkung di pnri.go.id, diakses pada 23 Juni 2009
- ^ "Dari Babi Ngepet Hingga Jelangkung" - TEMPO, diakses 17 Oktober 2009