Hutan Dwaita

Hutan dalam Mahabharata
Revisi sejak 3 Agustus 2024 03.40 oleh M. Adiputra (bicara | kontrib) (n)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Hutan Dwaita (Dewanagari: द्वैतवन; ,IASTDvaitavana, द्वैतवन) atau Dwaitawana adalah suatu hutan yang termaktub dalam wiracarita Hindu Mahabharata. Wilayah hutan tersebut juga mencakup suatu danau yang bernama Dwaita. Sastra Hindu menyebutkan bahwa hutan tersebut terbentang di sebelah selatan hutan Kamyaka, di pinggiran sungai Saraswati, menjadikannya sebagai tempat paling barat daya di kerajaan Kuru.

Etimologi

sunting

Menurut pustaka Shatapatha Brahmana, nama Dwaitawana berasal dari seorang penguasa kerajaan Matsya yang bernama Dwasana Dwaitawana. Raja tersebut tercatat telah mempersembahkan empat belas kuda kepada Dewa Indra sebagai tanda keberhasilannya dalam melangsungkan upacara aswamedha di pinggir danau di wilayah hutan tersebut. Maka tempat itu dinamai Dwaitawana untuk mengenang sang raja.[1]

Dalam Mahabharata

sunting

Wiracarita Mahabharata bagian Wanaparwa menceritakan kisah pengasingan lima Pandawa (Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa) beserta istri mereka (Dropadi) di suatu hutan selama dua belas tahun karena kalah bertaruh dengan sepupu mereka, para Korawa. Sebelumnya, Yudistira meminta saran dari adik-adiknya tentang hutan yang akan dipilih sebagai tempat pengasingan. Arjuna menyarankan agar mereka berdiam di hutan Dwaita, karena memiliki suatu danau, serta banyaknya petapa dan orang suci yang tinggal di sana. Para Pandawa lainnya setuju, dan saat tiba di sana, mereka mendapati bahwa jumlah satwa yang menghuni tempat itu sangat melimpah. Mereka pun menemukan kawasan permukiman para petapa dan hidup berdampingan. Resi Markandeya dan Baka mengunjungi kawasan pertapaan sekaligus menjenguk para Pandawa. Resi Byasa juga mengunjungi kelima bersaudara tersebut dan menyarankan Arjuna untuk memperoleh banyak senjata pusaka untuk memperkuat Pandawa. Sang resi juga menyarankan agar para Pandawa pindah dari hutan tersebut, sementara Arjuna berpetualang, dengan menimbang berkurangnya jumlah flora dan fauna di sana. Para Pandwa pun menuruti saran sang resi lalu pindah ke hutan Kamyaka.[2]

Referensi

sunting
  1. ^ Drury, Naama (1981). The Sacrificial Ritual in the Śatapatha Brāhmaṇa (dalam bahasa Inggris). Motilal Banarsidass Publishers. hlm. 54. ISBN 978-81-208-2665-6. 
  2. ^ Vyasa's Mahabharatam (dalam bahasa Inggris). Academic Publishers. 2008. hlm. 197–205. ISBN 978-81-89781-68-2.