Ali bin Husain
Ali bin Husain (658-713) (Bahasa Arab: علي بن حسين زين العابدين) adalah imam ke-4 dalam tradisi Syi'ah. Ia anak dari Husain bin Ali dan cicit dari Muhammad. Ia dikenal oleh Syi'ah dengan julukan Zainal Abidin karena kemuliaan pribadi dan ketakwaannya dan as-Sajjad sebagai tanda "orang yang terus melakukan sujud dalam ibadahnya".[1] Beliau juga dipanggil dengan nama Abu Muhammad, bahkan kadang ditambah dengan Abu al-Hasan. [2]
Bagian dari seri Dua Belas Imam Ali Zainal Abidin | |
---|---|
Sebuah penggambaran dari seniman muslim. penggambaran fiksi | |
Ali bin Husain bin Ali | |
Imam Keempat | |
Kunyah | Abu Muhammad |
Lahir | 15 Jumadil awal 38 H ≈ 658 Masehi |
Meninggal | 25 Muharram 95 H ≈ 713 Masehi |
Tempat lahir | Madinah |
Dikuburkan | Jannatul Baqi, Madinah |
Masa hidup | Sebelum Imamah: 37 tahun (38 - 75 H) - 2 tahun bersama kakeknya Imam Ali - 12 tahun bersama pamannya Imam Hasan - 23 tahun bersama ayahnya Imam Husain Imamah: 20 tahun (75 - 95 H) |
Gelar | as-Sajjad (Arab: ahli sujud) Zainal Abidin (Arab: hiasan para ahli ibadah) |
Istri | Fatimah binti Hasan |
Ayah | Husain |
Ibu | Syahzanan |
Keturunan | Muhammad al-Baqir |
as-Sajjad · al-Baqir · ash-Shadiq |
Kelahiran dan Kehidupan keluarga
Kelahiran
Ali bin Husain dilahirkan di Madinah pada tahun 38 H/658-659 M menurut mayoritas riwayat yang ada, riwayat lainnya menyatakan ia dilahirkan pada tanggal 15 Jumadil Ula 36 H. Dua tahun tinggal bersama kakeknya, Ali bin Abi Thalib, 12 tahun tinggal bersama pamannya, al-Hasan, 23 tahun tinggal bersama ayahnya, al-Husain. Dia wafat di Madinah pada 95 H/713 M dalam usia 57 tahun, ada pula yang menyatakan wafat pada 25 Muharram 95 H. 34 tahun setelah kewafatan ayahnya. 34 tahun ia menjadi Imam dan dimakamkan di Pekuburan al-Baqi, Madinah sebelah pamannya, al-Hasan.[2]
Ibunda
Ada beberapa riwayat yang menyatakan tentang siapa ibu dari Ali Zainal Abidin, antara lain:
- Riwayat pertama menyatakan bahwa ibunya bernama Syahzanan putri dari Yazdigard bin Syahriyar bin Choesroe. Selain itu disebut juga ia bernama Syahrbanawaih. Khalifah Ali bin Abi Thalib mengangkat Huraits bin Jabir al-Hanafi untuk menangani urusan bagian provinsi-provinsi timur, Huraits memberikan kepada Ali dua putri Yazdigard bin Syahriyar bin Choesroe. Salah satu putri Yazdigard ini yang bernama Syahzanan diberikan Ali kepada putranya yang bernama al-Husain. Syahzanan wafat tak lama setelah melahirkan anak semata wayangnya ini.[1]
Keturunan
Beliau memiliki 15 orang keturunan,
11 anak laki-laki
- Muhammad al-Baqir, ibunya adalah Ummu Abdullah binti al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib.
- Abdullah al-Baqir
- al-Hasan
- al-Husain
- [[Zaid bin Ali
- al-Husain al-Asghar[3]
- Abdurrahman
- Sulaiman
- Muhammad al-Asghar atau Qaim[3]
- Umar al-Asyraf[3]
- Ali, merupakan anak bungsu
4 anak perempuan
- Khadijah, saudara seibu dengan Ali
- Fatimah
- Aliyah
- Ummu Kultsum
Masa keimaman
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Referensi
Sumber
- ^ a b ABIDIN, Imam Ali ibn al-Husain Zainal; ASH-SHAHIFAH AS-SAJJADIYYAH: kumpulan doa-doa mustajab Imam Ali Zainal Abidin AS cucu Baginda Nabi SAW. Jakarta: Lentera, 2005. ISBN 979-3018-95-X
- ^ a b al-MUFID, Syaikh; Sejarah para imam ahlulbait Nabi SAW. Jakarta: Lentera, 2005. ISBN 979-24-3304-X
- ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamanaqobatul
Lihat pula
Pranala luar
- (Indonesia)Imam Ali Zainal Abidin, Keindahan kaum 'Abid. Biografi Ali Zainal Abidin dari al-shia.org