Perang meme

konflik yang memanfaatkan meme internet
Revisi sejak 18 Desember 2024 05.40 oleh Rinai Natsumi (bicara | kontrib) (Referensi: (QuickEdit))
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Perang meme (bahasa Inggris: memetic warfare) sebuah konsep yang relatif baru dan masih terus berkembang, tetapi secara sederhana dapat dipahami sebagai persaingan atau konflik yang memanfaatkan meme internet sebagai alat untuk menyebarkan ideologi, misinformasi, atau memengaruhi opini publik.[1]

Meme dalam konteks ini tidak hanya sebatas gambar lucu yang beredar di internet, tetapi lebih luas lagi, mencakup informasi budaya seperti ide, simbol, praktik, atau pola perilaku yang ditransmisikan dari satu pikiran ke pikiran lainnya melalui imitasi. Meme dapat berupa teks, gambar, video, slogan, tagar, dan berbagai bentuk konten lainnya yang mudah direplikasi dan disebarluaskan.[2]

Sejarah

sunting

Istilah "meme" dipopulerkan oleh Richard Dawkins dalam bukunya di tahun 1976, "The Selfish Gene". Dawkins mendefinisikan meme sebagai unit informasi budaya yang ditransmisikan dari satu pikiran ke pikiran lain melalui imitasi, analog dengan gen dalam biologi.[3] Munculnya internet dan media sosial pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 memberikan pelantar baru yang kuat untuk penyebaran meme secara massal. Kemudahan berbagi informasi dan konten di platform digital memungkinkan meme menyebar dengan cepat dan menjangkau masyarakat global.

Istilah "memetic warfare" (perang meme) mulai muncul dan mendapatkan perhatian yang lebih besar pada awal tahun 2010-an, seiring dengan meningkatnya penggunaan media sosial dalam politik dan konflik sosial. Para peneliti dan analis mulai menyadari potensi meme sebagai alat untuk memengaruhi opini publik, memobilisasi dukungan, atau merusak reputasi lawan.[4] Salah satu contoh awal yang signifikan dari perang meme adalah penggunaan meme dalam kampanye politik, seperti pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016. Meme digunakan untuk mempromosikan kandidat, menyerang lawan, dan menyebarkan informasi (baik benar maupun salah) kepada khalayak luas. Sejak saat itu, perang meme telah menjadi fenomena yang semakin penting dalam berbagai konteks, termasuk politik, konflik sosial, dan persaingan bisnis.[5]

Contoh

sunting

Salah satu contoh konflik yang melibatkan meme adalah ketika pengguna 4chan dan sub-reddit r/The_Donald membantu Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS tahun 2016. Pengguna dari kedua pelantar tersebaut berpartisipasi dalam sebuah peristiwa yang mereka sebut "Perang Meme Besar". Menurut Ben Schreckinger, "sekelompok komando papan tik anonim menguasai internet untuk Donald Trump dan berencana untuk membawa Eropa ke kubu sayap kanan".[6]

Dalam suatu studi di tahun 2018, sebuah tim yang menganalisis kumpulan data gambar 160 juta menemukan bahwa papan pesan 4chan /pol/ dan sub-reddit r/The_Donald sangat efektif dalam menyebarkan meme. Mereka menemukan bahwa /pol/ secara substansial memengaruhi ekosistem meme dengan mengunggah sejumlah besar meme, sementara r/The_Donald adalah komunitas yang paling efisien dalam menyebarkan meme ke komunitas web pinggiran dan arus utama. [7]

Dampak

sunting

Perang meme memiliki dampak yang luas dan signifikan, baik dalam skala individu, kelompok, maupun masyarakat secara keseluruhan. Salah satu dampaknya adalah polarisasi masyarakat di dunia maya. Meme yang provokatif, emosional, dan seringkali menyederhanakan isu kompleks dapat memperuncing perbedaan pendapat dan memecah belah masyarakat. Meme-meme ini menciptakan kubu-kubu yang saling bermusuhan dan sulit untuk mencapai dialog atau kompromi.[2] Selain itu, perang meme juga sering dimanfaatkan untuk menyebarkan disinformasi dan misinformasi yang sulit dibedakan dari informasi bersifat fakta, yang dapat menyebabkan kebingungan dan pengambilan keputusan yang salah.[8]

Referensi

sunting
  1. ^ Ascott, Tom (2020-02-19). "How memes are becoming the new frontier of information warfare". The Strategist (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-18. 
  2. ^ a b Giesea, Jeff (2016-01-10). "It's Time To Embrace Memetic Warfare". Defence Strategic Communications. 1 (1): 68–76. doi:10.30966/2018.riga.1.4. ISSN 2500-9486. 
  3. ^ Dawkins, Richard; Davis, Nicola (2017-07-14). "The Selfish Gene". doi:10.4324/9781912281251. 
  4. ^ Prosser, Michael. Memetics-A Growth Industry in US Military Operations (Tesis MSc). United States Marine Corps. http://apps.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/a507172.pdf. 
  5. ^ Siegel, Jacob (31 January 2017). "Is America Prepared for Meme Warfare?". Vice Motherboard (dalam bahasa Inggris). 
  6. ^ Schreckinger, Ben (Maret–April 2017). "World War Meme". Politico Magazine. Diakses tanggal 2 Januari 2019. 
  7. ^ On the Origins of Memes by Means of Fringe Web Communities. Savvas Zannettou, Tristan Caulfield, Jeremy Blackburn, Emiliano De Cristofaro, Michael Sirivianos, Gianluca Stringhini, Guillermo Suarez-Tangil. ACM Internet Measurement Conference (IMC), 2018. 31 Oktober 2018. hlm. 188–202. doi:10.1145/3278532.3278550. ISBN 9781450356190. 
  8. ^ "Meme Juga Bisa Menjadi Lahan Penyebaran Misinformasi". Jakarta Lawan Hoaks. Diakses tanggal 2024-12-18.