Energi gelombang
Mendengar terjadinya kelangkaan BBM yang menyebabkan PLN harus melakukan pemadaman bergilir terasa cukup menyedihkan dimana negara kita ini adalah negara yang pernah memiliki cadangan minyak bumi yang lumayan besar. Disisi lain ada cadangan sumber energi yang menurut istilah keilmuan adalah renewable resouces, sumber daya yang bisa diperbaharui, yang sedemikian besarnya tidak kita sadari. Demikian pula teknologi untuk mendapatkan energi tersebut juga tidak sangat rumit. Cadangan energi tersebut adalah gelombang laut, dimana negara kita adalah negara kepulauan yang memiliki luasan laut 2/3 dari total luas negara. Tidak dipungkiri memang, tidak semua laut kita bisa diambil dengan mudah cadangan energinya, tetapi dengan penemuan teknologi renewable resouces, hanya dengan rata-rata ketinggian ombak laut 1-1,5 meter dengan kedalaman kurang lebih 100 meter, dan dengan peralatan yang relatif terjangkau kita bisa mendapatkan pasokan listrik sebesar 100 MW. Pasokan ini sanggup untuk menerangi sebagian besar pulau Bali !!!
Teknologi terbaru ini menggunakan istilah Permanent Magnet Linear Buoy, atau dalam bahasa kita adalah Pelampung Magnet Pemanen Linier. Teknologi yang sudah dipakai oleh kota Portland di Amerika berkat bantuan para insinyur dari Oregon University ini sungguh luar biasa, banyak hal yang bisa didapatkan selain pasokan listrik. Salah satunya adalah mampu mendorong pertumbukan kehidupan laut. Selain itu tidak ada emisi gas buang CO2, tidak ada polusi suara, tidak ada polusi visual.
Sistim pelampung ini dapat menghasilkan daya hanya dengan mengapungkannya di permukaan lautan yang bergelombang. Sistem ini diletakkan kurang lebih satu atau dua mil laut dari pantai, yang disebut sebagai permanent magnet linear generator buoy. Koil elektrik mengelilingi batang magnet di dalam pelampung dan koil tersebut ditempelkan pada pelampung, batang magnet dikaitkan ke dasar laut. Saat ombak mencapai pelampung, maka pelampung tersbut akan bergerak naik dan turun secara relatif terhadap batang magnet yang menimbukan beda potensial dan listrik dibangkitkan. Berdasarkan hasil penelitian dari Oregon University, setiap pelampung mampu menghasilkan daya sebesar 250 kilowatt dan teknologi ini dapat digunakan dalam skala kecil ataupun besar tergantung kepada energi yang dibutuhakan. Ada beberapa pilihan untuk menghasilkan daya tersebut, penjelasan diatas menggunakan teknik koil yang bergerak naik turun, tetapi bisa juga dengan teknik batang magnet yang bergerak naik turun. Penempatan koil dan batang magnet bisa juga ditempatkan didasar atau dipermukaan laut.
Berkas:Waveenergy h original.jpg
Gambar 1. Pelampung model Universitas Oregon Sumber: Universitas Oregon, Amerika Serikat
Sebagai perbandingan tabel dibawah ini menunjukkan keuntungan yang didapatkan secara ekonomis dari penggunaan teknologi yang kita sebut Waves of Power.
Tabel 1. Perbandingan Total Biaya Operasi ( $cent/kWh)
Pembangkit Tambahan (1 MW) |
Pembangkit Utama (100 MW) |
|
Teknologi Pelampung |
7-10 |
3-4 |
Bahan bakar fosil |
Tidak ada data |
3-5 |
Angin |
10 |
5-6 |
Disel |
12-100 |
Tidak ada data |
Photovoltaic (Solar) |
25-50 |
10-15 |
Sumber: http://www.oceanpowertechnologies.com/pdf/senate_hearing_paper.pdf
Dibandingkan dengan teknologi hijau lainnya seperti energi matahari dan angin, energi gelombang ini memberikan ketersedian mencapai 90% dengan kawasan yang potensial tidak terbatas, selama ada ombak, energi listrik bisa didapat.
Tabel 2. Perbandingan energi gelombang laut, angin dan matahari
Tipe |
Kerapatan Energi |
Prediksi |
Ketersediaan |
Kawasan potensial |
Energi gelombang laut |
Tinggi |
Dapat diprediksikan dibanyak tempat |
80 – 90 % |
Tidak terbatas |
Energi angin |
Rendah |
Tidak dapat diprediksi – kecuali di tempat-tempat terbatas |
20 – 30 % |
Sangat terbatas |
Energi matahari |
Rendah |
Tidak dapat diprediksi – kecuali di beberapa tempat |
20 – 30 % |
Di beberapa kawasan |
Sumber: http://www.oceanpowertechnologies.com/pdf/senate_hearing_paper.pdf
Gambar 2. Teknologi Gelombang yang beroperasi di Basis Korps Marinir AS Hawaii, Pulau Oahu
Disamping nilai ekonomis yang cukup menjanjikan ada hal-hal lain yang dapat memberikan keuntungan di bidang lingkungan hidup. Disebutkan diatas bahwa teknologi ini tidak menimbulkan polusi suara, emisi CO2, maupun polusi visual dan sekaligus mampu memberikan ruang kepada kehidupan laut untuk membentuk koloni terumbu karang disepanjang jangkar yang ditanam didasar laut. Hal ini akan mengakibatkan berkumpulnya ikan dan binatang laut lain seperti yang kita ingat pada jaman Orde Lama dengan tumpukan becak di sekitar Pulau Seribu.
Dengan biaya operasional yang rendah maka dimungkinkan terjadi penurunan tarif dasar listrik dan jika dimungkinkan dengan pengembangan teknologi ini oleh para insinyur dari BPPT, maka kita bisa menekan biaya lebih besar lagi. Ujungnya diharapkan biaya per kWh listrik menjadi turun. Selama ini, untuk membuat kendaraan listrik yang menjadi kendala adalah mahalnya biaya energi yang harus ditanggung oleh pemakai, jika biaya ini menjadi turun maka pengembangan motor listrik akan menjadi lebih berkembang. Penurunan emisi gas CO2 akan menurunkan tingkat polusi di bumi kita, sehingga kualitas hidup manusia bisa meningkat karena berkurangnya polutan. Dengan demikian secara perlahan kita bisa melepaskan ketergantungan kita kepada bahan bakar minyak dan mungkin kita tidak akan mendengar lagi ada kelangkaan bahan bakar.