Situ Sukarame
Danau/Situ Sukarame adalah sebuah danau yang terletak di sebelah selatan kaki Gunung Salak, tepatnya di Kecamatan Parakan Salak, Kabupaten Sukabumi. Air di situ ini jernih. Sekeliling situ ini dipagari oleh hutan damar, hutan pinus, dan kebun teh.
Pada masa penjajahan, orang orang kolonial Belanda menyebutnya Park Under Salk yang artinya taman dibawah gunung salak, hanya karena salah dengar, masyarakat setempat menyebutnya Parakan Salak hingga sekarang.
Sejarah
Danau/Situ Sukarame bukanlah situ alam melainkan situ buatan, pada saat masa penjajahan kolonial Belanda. Sedang Sukarame adalah nama sebuah kampung yang ada di dekat situ/danau tersebut. Awalnya hanya hutan rimba, yang pertama kali menempati daerah tersebut yaitu Ama Sadarina seorang pimpinan tentara Kerajaan Mataram yang bersembunyi karena diburu oleh kolonial Belanda. Sejak saat itu, tempat tersebut menjadi ramai, sebab Ama Sadarina membuka perguruan ilmu Kadigjayaan, hingga tempat tersebut dikenal dengan sebutan kampung Sukarame.
Alkisah, Sukarame adalah tempat bertemunya 7 sungai. Yakni sungai Cikahuripan, sungai Cisalada, Sungai Citaman, Sungai Cisarandi, Sungai Cimaci, Sungai Cipangelah dan Sungai Cisela. Tuan Hola, yaitu Bangsa Belanda yang saat itu mempunyai ambisi untuk membendung sungai-sungai tersebut dimaksud dijadikan telaga untuk berlayar. Tuan Hola pun membuat Sayembara, Barangsiapa yang mampu membendung sungai-sungai tersebut, maka akan diberi pangkat tertinggi. Yang sanggup hanya ada satu orang, yaitu tetua kampung yang bernama Ki Ama Mules yang mempunyai ilmu hebat dan sakti mandraguna. Pengerjaan situ tersebut selalu tengah malam, sebab Ki Ama Mules dibantu oleh bangsa Siluman. Kurang dari Satu bulan, situ pun sudah hampir selesai. Namun anehnya, bendungan longsor kembali terus menerus, hingga pada akhirnya meminta bantuan kakak seperguruannya yaitu Ama Imur dari Salajame. Dan Ki Ama Imur memberitahukan bahwa Ular hitam yang dibunuh oleh Ki Ama Mules itu adalah Ander Cahya Ular Siluman, rajanya para siluman yang menguasai tempat tersebut yang merupakan suaminya Dewi Purbasari.