Suku Sisakng

suku bangsa di Indonesia

Suku Dayak Sisakng adalah sub suku Dayak yang sebagian besar sub suku ini menempati di wilayah Kecamatan Sekayam yang tersebar pada kampung-kampung seperti Bantan, Berungkat, Entabai, Bungkang, Lubuk Sabuk, Lubuk Tengah dan Segumon. Sub suku Dayak Sisakng yang tinggal di Bantan mempunyai hubungan kekerabatan yang sangat kuat dengan suku Dayak Mapuk yang berada di wilayah Serawak, Malaysia, dari 160 kepala keluarga sebanyak 12,5% atau 20 kepala keluarga orang Bantan keluarganya berada di Mapuk. Kampung Mapuk terbagi atas 6 kampung kecil yaitu Kecebe, Tante, Sadong, Trage, Daha dan Terbat. Sedangkan kampung yang paling dekat dengan Bantan adalah Mapuk Kecebe. Sub suku Dayak Sisakng yang tinggal Bantan merupakan suku nomaden, kampung yang dihuni sekarang ini merupakan hasil perpindahan yang keenam. Jalan tikus yang terdapat di daerah ini berjumlah 4 tempat yaitu Bantan dengan Kujang Sain, Bantan dengan Mapuk, Bungkang dengan Mapuk dan Lubuk Tengah dengan Mujat. Panjang jalan tikus tersebut kurang lebih 12 km yang ditempuh dengan jalan kaki selama 2 atau 3 jam. Di Bantan terdapat Kantor Imigrasi dan menurut M. Sukandi (warga Bantan) jumlah pelintas batas yang melewati jalan tikus ini dalam setiap minggunya mencapai 5-10 orang. Perbandingan tingkat kemakmuran dan sejahteraan antara orang Bantan dengan Mapuk adalah 1 : 5, walaupun demikian rasa nasionalisme orang Bantan cukup tinggi. Dari tahun 1920-1958 telah terjadi orang Mapuk membuat ladang sampai ke wilayah Bantan. Selain di Bantan, sub suku Dayak Sisakng yang bermukim di Segumon juga mempunyai kekerabatan yang sangat erat dengan suku Dayak di Serawak khususnya yang tinggal di Mongkos.[1]

Rujukan